Kinerja ROTI Dkk, Indeks LQ45 Hingga Kabar Alibaba Masuk FREN

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
27 July 2022 08:05
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Selasa (26/7/2022) dengan apresiasi 0,19% di 6.871,54.
Mayoritas indeks saham Asia bergerak di zona hijau. Kecuali indeks Nikkei yang mengalami pelemahan 0,16%.

Semalam Wall Street ditutup melemah. Indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah masing-masing 0,71% dan 1,15% sedangkan Nasdaq Composite melemah paling dalam 1,87%.

Yuk simak kabar emiten sebelum memulai perdagangan Rabu (27/7/2022):

1. Ini Dia Profil Emiten yang Melantai di BEI Hari Ini!

Menuju akhir Juli, emiten baru terus berdatangan ke Bursa Efek Indonesia.

Terbaru, PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM) pada hari ini, Selasa (26/7/2022) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (IPO) setelah melakukan Penawaran Umum Perdana Saham dan telah berhasil meraup dana segar sebanyak Rp 179 miliar dari investor publik.

Perseroan menetapkan harga IPO di Rp 160 per lembarnya. Total Penawaran Umum Perseroan termasuk Konversi utang dan Program ESA mencapai Rp 224 miliar.

Dalam debut perdananya, saham HATM naik 10 poin di harga Rp 170 per saham. Bahkan, saham HATM sempat menyentuh harga tertinggi di level Rp 212 per saham dan level terendah di harga Rp 149 per saham.

Pada penutupan perdagangan sesi I, saham HATM terpantau kembali melonjak 8,75% ke level Rp 174 per unit.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengapresiasi pencatatan HATM di papan pengembangan pasar modal. Ia berharap agar perseroan dapat tumbuh melalui pendanaan alternatif di pasar modal.

"Jadi langkah awal perusahaan scale up jadi lebih besar," ujarnya secara virtual, Selasa (26/7/2022).

PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM) resmi tercatat di Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI). HATM merupakan perusahaan tercatat ke-29 yang tercatat di BEI pada tahun 2022.

2. DEFI Terancam Delisting, Rights Issue Tertunda, Nasib Kresna?

PT Danasupra Erapacific Tbk (DEFI) masih masuk dalam jajaran emiten yang terancam didepak dari bursa saham. Pada saat yang sama, perusahaan belum memperoleh restu rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

DEFI sebelumnya memiliki rencana rights issue. Namun, perusahaan perlu meminta restu pemegang saham sebelum menggelar aksi korporasi tersebut.

Permintaan persetujuan melalui RUPSLB semula dijadwalkan pada 26 Juli mendatang. Namun, mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (26/7/2022), perusahaan tidak dapat melaksanakan RUPSLB tersebut sebelum memenuhi seluruh ketentuan sebagaimana disyaratkan Pasal 73 POJK Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.

Pasal 73 dalam aturan itu menjelaskan, perusahaan pembiayaan yang berencana rights issue wajib menyampaikan rencana ini paling lambat tiga bulan sebelum RUPSLB. Jika dokumen yang perlu disampaikan sudah lengkap, maka OJK akan mengeluarkan surat pencatatan terhadap pelaporan rencana aksi korporasi itu paling lambat 20 hari setelah laporan diterima.

Sesuai dengan peraturan OJK, perusahaan pembiayaan wajib memiliki ekuitas minimal Rp 100 miliar. Sementara, ekuitas DEFI per Desember 2021 hanya Rp 72,73 miliar. Ini membuat DEFI dibekukan usahanya oleh OJK.

Meski berupaya memperbaiki posisi keuangan, kondisi tersebut membuat saham DEFI tak luput dari sanksi suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada 7 Juli 2022, BEI menyatakan potensi delisting DEFI di papan pengembangan. Hal itu disebabkan oleh status perusahaan dalam kondisi suspensi atau penghentian sementara perdagangan efek sejak 6 Januari 2022.

Pihak bursa dapat menghapus saham perusahaan tercatat (delsiting) apabila mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status sebagai perusahaan terbuka, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

Kemudian, saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai, hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 2 tahun terakhir.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka saham perseroan telah disuspensi selama 6 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 6 Januari 2024.

Grup Kresna banyak memegang saham DEFI. Kresna Asset Management menguasai 99,42 juta atau setara 14,47% saham DEFI. Kemudian, Asuransi Jiwa Kresna memiliki 162,01 juta atau setara 23,57% saham DEFI.

Sisanya sebesar 26,11% milik masyarakat. Sedang Intan Sakti Wiratama dan Jesivindo Juvatama masing-masing memiliki 20,02% dan 14,93% saham.

3. UNVR Pertahankan Kinerja, Penjualan Domestik Naik 7,8%

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan laporan kinerja keuangan untuk semester I-2022. (tidak diaudit). Pada semester I-2022, Unilever mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 21,4 triliun, dengan penjualan domestik tumbuh 6,8% year on year, atau 7,8% jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Perusahaan juga berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 12,6% year on year dengan membukukan laba sebesar Rp 3,4 triliun.

Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan perusahaan terus tumbuh dengan kinerja yang kuat meski diterpa tantangan harga komoditas yang kian melonjak. Kinerja positif ini didorong oleh beberapa hal, seperti fundamental yang solid melalui penguatan pondasi di Distributive Trade, penguatan di channel masa depan (e-Commerce). Selain itu, kategori dan brand-brand kunci juga didukung dengan investasi yang kuat.

"Sejalan dengan pulihnya perekonomian Indonesia dan mobilitas masyarakat, kami juga melihat loyalitas konsumen yang semakin kukuh pada brand-brand andalan kami," kata Ira dalam siaran resmi, Selasa (26/7/2022).

Dia menambahkan meningkatnya loyalitas konsumen pada beberapa brand andalan tersebut, sejalan dengan salah satu dari lima strategi prioritas perseroan. Strategi tersebut yakni memperkuat dan membuka potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi dan program marketing terdepan untuk mendorong pertumbuhan pasar.

4. Pak Jokowi, Help! Elon Musk Dilarang Investasi di RI Nih...

Puluhan lembaga swadaya masyarakat (LSM) termasuk Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan Friends of the Earth Amerika Serikat, telah mengirimkan surat terbuka kepada Elon Musk. Ini dalam rangka mendesak pimpinan Tesla Inc untuk tidak berinvestasi di industri nikel Indonesia karena masalah lingkungan.

Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan Widodo ingin mengembangkan industri kendaraan listrik berbasis nikel di dalam negeri.Pemerintah melarang ekspor bijih nikel yang belum diolah mulai tahun 2020 untuk menjamin pasokan bagi investor. Namun, para pemerhati lingkungan khawatir bahwa proses tersebut akan melibatkan pembuangan limbah pertambangan ke laut.

Organisasi nirlaba itu mengatakan bahwa kerusakan lingkungan akibat dari total luas hutan yang dikonversi menjadi pertambangan nikel, menyebabkan peningkatan deforestasi dan ancaman pencemaran air di sungai, danau, dan pantai.

Mereka merekomendasikan penghentian setiap rencana investasi langsung potensial di industri nikel di Indonesia dan menghentikan sumber dan produksi nikel di Indonesia di setiap lini bisnis Tesla. Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar dari surat tersebut.Pemerintah Indonesia pun tidak dapat dimintai komentar di luar jam reguler.

Elon Musk pada 2020 mendesak industri pertambangan untuk memproduksi lebih banyak nikel dengan cara yang peka terhadap lingkungan. Sebagai catatan, nikel digunakan untuk meningkatkan penyimpanan baterai kendaraan listrik.

Pernyataan Musk menanggapi permintaan energi listrik yang diramal akan meningkat ke depan karena pemerintah, perusahaan, dan konsumen berusaha untuk mengurangi asap berbahaya yang dikeluarkan oleh kendaraan berbahan bakar fosil.

Indonesia sendiri telah menetapkan target memiliki 13 juta sepeda motor listrik, termasuk yang dikonversi, dan 2,2 juta mobil listrik di jalan raya pada 2030. Sejalan dengan dengan target zero emission Indonesia.

5. Diserok Investor Misterius Lagi, Saham BUMI Masuk Top Gainers

Saham emiten pertambangan Grup Bakrie, Bumi Resources (BUMI), menguat 15,05% ke harga Rp 107/saham. Tingginya kenaikan ini bahkan membuat saham BUMI masuk dalam jajaran top gainers pada perdagangan hari ini, Selasa 26 Juli 2022.

Kenaikan saham BUMI yang nyaris selalu menguat sejak awal pekan lalu salah satunya didorong oleh aksi beli besar-besaran yang dilakukan oleh investor misterius di saham milik Grup Bakrie tersebut. Sebelumnya investor misterius diketahui memborong 5,91% saham bumi dalam kurun waktu tiga hari beruntun sejak 19 hingga 21 Juli. Investor yang sama kini menambah kepemilikannya menjadi 6,06% pasca membeli 213 juta saham pada perdagangan akhir pekan lalu, 22 Juli 2022.

Investor tersebut diketahui merupakan klien dari Nomura Bank Switzerland (NBS). Pembeliannya dilakukan lewat rekening escrow yang dikelola oleh NBS sebagai pihak ketiga.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut bahwa pembelian dilakukan lewat broker Citibank NA. Adapun alamat entitas pembeli dinyatakan berada di Kasernenstrasse 1, 8021 Zurich, yang merupakan alamat kantor Nomura Swiss.

Lewat rekening escrow di NBS, investor yang tidak diketahui pasti siapa ini pertama kali memborong saham BUMI sebanyak 7,48 miliar atau mewakili kepemilikan 5,54% pada 19 Juli. Pembelian ini merupakan yang pertama dan memicu KSEI mengungkapkan nama pembeli kepada investor publik. Meski demikian, karena menggunakan rekening escrow tidak diketahui siapa investor dibalik pembelian tersebut.

Kemudian investor tersebut mencicil secara bertahap, yang mana hingga data pengungkapan KSEI terbaru diketahui masih aktif memburu saham BUMI.

Pembelian tersebut ikut mendongkrak kinerja saham BUMI di bursa, di mana pada tanggal 19 dan 20 Juli, saham BUMI menguat masing-masing 2,60% dan 5,06%. Sedangkan pada perdagangan 21 Juli saham BUMI ditutup stagnan, dan pada akhir pekan lalu ditutup menguat 3,61%.

Selanjutnya pada perdagangan dua hari setelahnya atau awal perdagangan pekan ini, saham BUMI kembali ditutup menguat, bahkan angkanya jauh lebih tinggi yang memberikan indikasi bahwa aksi beli dari investor misterius tersebut tampaknya terus berlanjut.

Secara total, sejak penutupan perdagangan 18 Juli atau sehari sebelum klien Nomura masuk ke BUMI, saham perusahaan batu bara Grup Bakrie tersebut telah menguat 39%. Level penutupan terbaru juga merupakan rekor tertinggi saham BUMI sejak nyaris satu setengah tahun lalu.

Menggunakan asumsi harga penutupan hari sebelumnya, investor yang memborong lebih dari 8 miliar saham BUMI dalam kurun waktu empat hari tersebut diperkirakan merogoh kocek lebih dari Rp 633 miliar untuk menguasai 6,06% saham BUMI.

6. Umur 21 Tahun, Jhony Pewaris Kerajaan Bisnis Haji Isam?

Usia Jhony Saputra memang baru menginjak 21 tahun. Namun, namanya mencuat lantaran remaja ini sudah masuk jajaran crazy rich.

Kekayaannya itu tak lepas dari sosok ayah, Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam. Haji Isam sendiri adalah pengusaha asal Kalimantan pendiri Jhonlin Group (JG).

Konglomerasi bisnis ini merupakan induk perusahaan dari beberapa unit usaha di berbagai bidang termasuk pertambangan, jasa pelabuhan, jasa transportasi udara, bongkar-muat di laut lepas, agrobisnis, jasa keamanan, hingga infrastruktur dan manufaktur.

PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) adalah perusahaan di bawah bendera Jhonlin Group. Belakangan terungkap, Jhony yang masih berusia 21 tahun sudah menjabat sebagai komisaris utama di perusahaan tersebut.

Jhony menjabat di JARR sejak 2022 sebagai Komisaris Utama, selain itu dia juga menjabat di beberapa perusahaan seperti Pemilik PT. Araya Agro Lestari tahun sejak 2017 hingga sekarang, Pemilik PT. Citra Agro Raya tahun 2017 hingga sekarang, pemegang saham PT Modal Harapan Bangsa tahun 2018 hingga sekarang, dan pemegang saham PT. Surya Mega Adiperkasa tahun 2020 hingga sekarang.

Instagram miliknya, @jonisaputra09, Jhony kerap memperlihatkan hubungannya dengan keluarga dan juga jalan-jalan ke luar negeri. Tidak cuma itu, Jhony juga memiliki hobi balapan dan terlihat memiliki mobil mewah. 

7. Rugi Bersih Emiten Erick Thohir Bengkak 333%

Perusahaan milik Erick Thohir, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) mencatat peningkatan kerugian pada semester pertama 2022. Rugi bersih perusahaan naik 333,21% dari Rp 5,57 miliar menjadi Rp 24,13 miliar.

Mengutip laporan keuangan per Juni 2022, pembengkakan kerugian perusahaan disebabkan karena pos beban yang melonjak. Beban umum dan administrasi tercatat naik dari Rp 34,01 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 53,02 miliar pada semester I 2022. Beban program dan siaran bahkan naik drastis dari sebelumnya hanya Rp 3,06 miliar menjadi Rp 17,19 miliar.

Apalagi, perusahaan juga mengalami kerugian selisih kurs yang naik dari nilai Rp 694,42 juta pada semeser pertama 2021 menjadi Rp 4,01 miliar pada semester pertama 2022.

Sementara, pendapatan bersih perusahaan turun 8,54% menjadi sebesar Rp 29,46 miliar dari periode yang sama tahun 2021 yang mencapai Rp32,21 miliar.

Meskipun demikian, pendapatan keuangan naik tipis jadi Rp 176,61 juta per Juni 2022 dri sebelumnya Rp 128,86 juta. Pendapatan lain-lain juga naik dari awalnya Rp 602,84 juta menjadi Rp 1,03 miliar. Beban keuangan mampu ditekan menjadi Rp1,29 miliar per semester I 2022.

Sementara, total aset perseroan hingga akhir Juni 2022 mencapai Rp 601,38 miliar. Nilai tersebut meningkat signifikan dari periode Desember 2021 yang hanya Rp 329,23 miliar.

8. Pendapatan Meroket 973%, Run System Berbalik Untung

PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) belum genap satu tahun sebagai perusahaan tercatat. Namun, kinerja perusahaan tidak bisa dianggap remeh.

Berdasarkan laporan keuangan yang baru saja dirilis, Selasa (26/7/2022), RUNS membukukan pendapatan Rp 8,82 miliar per Juni 2022. Angka ini melesat 973% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 821,95 juta.

Sementara, beban pokoknya Rp 194,58 juta. Beban ini lompat lebih dari 23 kali lipat menjadi Rp 194,58 juta dari sebelumnya hanya Rp 8,29 juta.

Yang menarik, porsi beban pokok hanya sekitar 2% terhadap pendapatan semester pertama tahun ini. Sedang porsi di periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 1%.

Alhasil, laba kotor RUNS tercatat Rp 8,63 miliar, terbang 961% secara tahunan dari sebelumnya Rp 813,65 juta.

RUNS juga mencatat beban pemasaran Rp 576,95 juta per Juni 2022 dari sebelumnya nihil pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban keuangan juga meningkat jadi Rp 139,33 juta dari sebelumnya Rp 37,44 juta.

Namun, RUNS membukukan penghasilan keuangan Rp 353,04 juta, naik 99% secara tahunan dari sebelumnya Rp 177,05 juta. Imbasnya, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 360,87 juta, berbalik arah dari sebelumnya rugi Rp 4,39 miliar.

Torehan itu yang membuat RUNS membukukan laba bersih Rp 105,3 juta per Juni 2022 dari sebelumnya rugi Rp 4,39 miliar di periode yang sama tahun lalu.

9. Alibaba Mau Masuk ke FREN Rp 1,49 T, Beneran Nih?

Raksasa teknologi China, Alibaba, kembali dirumorkan akan menjadi salah satu investor operator telekomunikasi lokal PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Alibaba dikabarkan siap menggelontorkan dana hingga US$ 100 juta atau setara Rp 1,49 triliun untuk menyuntik modal baru di perusahaan milik Grup Sinarmas tersebut.

Mengutip Dealstreet Asia, Alibaba menilai rencana tersebut sebagai investasi yang potensial karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, Sinarmas juga merupakan partner bisnis strategis karena sebuah konglomerasi besar yang bergerak di sektor teknologi, agrobisnis, properti, keuangan dan kertas.

Saham dengan kode FREN bergerak liar merespons kabar tersebut. Harga saham FREN melompat 9,2% ke level Rp 95 per unit dengan nilai transaksi mencapai Rp 284,79 miliar.

Rumor rencana Alibaba menjadi investor di Smartfren sudah diketahui CNBC Indonesia sejak akhir 2021. Sumber CNBC Indonesia juga menyebutkan ada rencana tersebut, tetapi tidak diketahui secara pasti nilai investasi yang akan ditanamkan Alibaba di Smartfren.

CNBC Indonesia sempat menghubungi CEO Smartfren, Merza Fachys untuk mengkonfirmasi kebenaran rencana tersebut. Namun Merza tidak menjawab dengan pasti kebenaran kabar tersebut, tetapi tidak sepenuhnya menyangkal soal rumor tersebut.

"Alibaba tidak ada sama sekali ketidakmungkinan. Hanya secara resmi saat tinta sudah ditorehkan, sama-sama kita inginkan cuma satu bahwa FREN akan berkembang dan pemain tangguh," kata Merza saat Public Expose FREN, Selasa (28/12/2021).

Spekulasi soal ini berkembang bersamaan dengan rencana Smartfren menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement. Aksi korporasi ini dilakukan dengan menerbitkan saham Seri C baru sebanyak-banyaknya 31 miliar saham.

Jumlah saham tersebut setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan, dengan harga pelaksanaan Rp 100 per saham. Sehingga, pihaknya akan memperoleh dana segar sebesar Rp 3,1 triliun.

Kabar di pasar juga menyebutkan jika Franky Wijaya bakal membeli saham private placement tersebut. Artinya, putra pendiri Sinar Mas ini bakal menjadi investor strategis private placement FREN.

10. Meroket 114%, Saham Emiten Asuransi Ini Masuk UMA

Emiten asuransi umum yakni PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) tengah berada dalam radar pemantauan Bursa Efek Indonesia karena peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).

Berdasarkan data perdagangan, saham AHAP tercatat sudah melonjak 114,04% selama sebulan terakhir dan menguat 93,65% dalam sepekan. Namun pasca masuk UMA kemarin, pada hari ini pukul 10.23 WIB, saham AHAP terpantau ambles 6,87% ke level Rp 122 per unit.

"Dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham AHAP yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," ungkap keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa (26/7/2022).

Namun, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham AHAP tersebut, Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Sementara itu, AHAP diketahui akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,96 miliar saham baru dalam aksi penawaran umum terbatas IV (PUT IV) atau rights issue.

AHAP akan melakukan penambahan modal dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 1,96 miliar saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nominal Rp 50 per saham dan harga pelaksanaan Rp 50 per saham. Jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam PUT IV ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp 98 miliar.

Setiap pemegang tiga Saham Lama yang tercatat dalam DPS pada tanggal 29 Juli 2022 pukul 16.00 WIB berhak atas dua HMETD, di mana setiap pemegang satu HMETD berhak untuk membeli sebanyak 1 Saham Baru.

Pemegang Saham yang tidak menggunakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sampai dengan maksimum 40%.

Tujuan pelaksanaan PMHMETD IV adalah untuk memperkuat permodalan dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.

Dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD IV setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait dengan PMHMETD IV, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dengan menambah portofolio investasi guna meningkatkan kapabilitas risiko beban sendiri (owned retention).

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya tampung atas setiap risiko yang diserap, dan selanjutnya memperbesar premi bersih yang diterima.

11. Pengumuman! ARTO, BRIS & INDY Masuk Deretan Saham LQ45

Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis daftar saham yang dapat diperdagangkan melalui Sesi Pra-pembukaan di Pasar Reguler terhitung periode perdagangan Agustus 2022 sampai dengan Januari 2023.

Terdapat tiga saham baru yang masuk daftar tersebut yakni saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Indika Energy Tbk (INDY). Ketiga saham baru tersebut juga masuk konstituen baru indeks LQ45.

"Daftar saham baru tersebut di atas mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2022," tulis pengumuman BEI, dikutip Selasa (26/7/2022).

Adapun Daftar Saham yang Keluar dari Kelompok Saham yang Diperdagangkan melalui Pra-pembukaan di Pasar Reguler adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Ketiga saham tersebut juga keluar dari konstituen indeks LQ45.

12. BEI Colek TBLA & SMAR, Terkait Permintaan Penjelasan KPPU

Dua emiten perkebunan, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) diminta penjelasan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini terkait terkait permintaan penjelasan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) soal harga minyak goreng.

Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) membenarkan bahwa pihaknya pernah diminta data oleh KPPI terkait harga minyak goreng yang melambung tinggi. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh tingginya harga bahan baku untuk minyak goreng, sehingga KPPU melakukan pemeriksaan terkait hal tersebut. "Sehingga KPPU melakukan pemeriksaan kenapa harga minyak goreng bisa melambung tinggi di pasaran," tulis manajemen, Selasa (16/7/2022).

Sampai saat ini, pihaknya belum mendapatkan surat panggilan dari KPPI terkait Sidang Majelis Pemeriksaan Pendahuluan. Perseroan akan terus memantau kasus ini di KPPU dan bila diperlukan pihaknya akan menunjuk Konsultan hukum dalam kasus ini.

Perseroan memandang, bahwa kasus ini tidak akan berdampak material dari sisi kegiatan operasional, kinerja keuangan, perkara hukum, dan kelangsungan usaha. "Perseroan tidak memiliki informasi atau fakta penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek perseroan, keputusan investasi para pemodal, serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan kepada publik," tegasnya.

Sementara, manajemen SMAR mengatakan, seiring dengan proses yang masih berjalan, perseroan akan bekerjasama sepenuhnya dalam tahap penyelidikan. "Kasus ini tidak membawa dampak material terhadap aspek bisnis dan operasional perseroan. Perseroan secara konsisten mengikuti dan mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku di seluruh wilayah operasional di Indonesia," pungkasnya.

13. Ini Bukti Harga Terigu Jadi Penahan Laba Bersih Sari Roti

PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) membukukan kinerja yang lebih baik di kuartal II-2022 dibandingkan periode yang sama 2021. Laba bersih perseroan tercatat tumbuh moderat sekitar 13% yang ditopang oleh kenaikan penjualan dan penurunan beban keuangan perseroan.

Namun demikian, pertumbuhan laba bersih yang relatif moderat tersebut dipicu oleh kenaikan harga bahan baku, yaitu terigu. Di mana perang Rusia-Ukraina membuat harga terigu menjadi melambung.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), laba emiten dengan kode saham ROTI ini naik 12,72% menjadi Rp 137,29 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih perseroan tercatat senilai Rp 121,79 miliar.

Sementara itu, kinerja top line perusahaan juga tercatat mengalami pertumbuhan meski tidak begitu signifikan. Pos pendapatan tercatat naik 15,10% menjadi Rp 1,79 triliun pada kuartal II-2022, dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,56 triliun.

Kontributor penjualan terbesar Sari Roti, produk yang dijual Nippon Indosari, datang melalui dua jaringan ritel terbesar yaitu Indomaret dan Alfamart. Penjualan dari Indomaret atau lewat PT Indomarco Prismatama mencapai Rp 658,94 miliar. Sementara itu dari Alfamart atau PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebesaar Rp 411,66 miliar.

Kontribusi dua gerai ritel ini mencapai Rp 1,07 triliun dari total nilai penjualan atau setara 59,75%.

Lalu dari pos beban pokok penjualan, tercatat juga mengalami kenaikan 23,76% menjadi Rp 871,74 miliar. Pos ini pada 2021 tercatat sebesar Rp 704,4 miliar.

Kenaikan beban pokok penjualan ini dipicu oleh kenaikan bahan baku pembuatan roti dan kemasannya. Dari laporan keuangan perseroan tampak dana yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku dan kemasan mencapai Rp 552,46 miliar.

Angka tersebut meningkat dari Rp 419,68 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan kenaikan harga bahan baku, khususnya terigu menjadi pemicu utama kenaikan beban pokok penjualan perseroan.

Dalam catatan laporan keuangan perseroan juga disebutkan, dampak risiko harga komoditas yang dihadapi, terutama sehubungan dengan pembelian bahan baku utama seperti tepung terigu dan coklat.

Harga bahan baku tersebut secara langsung dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas serta tingkat permintaan dan penawaran di pasar.

14. Pendapatan Darma Henwa Naik, Tapi Gak Jadi Untung, Kenapa?

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mencatat kenaikan pendapatan. Namun, kenaikan ini tak mampu mengerek laba perusahaan.

Alih-alih untung meningkat, DEWA justru mencatat kerugian bersih US$ 672.972 per kuartal pertama tahun ini. Padahal, DEWA masih mencatat laba bersih US$ 1,59 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan yang baru saja dirilis, Selasa (26/7/2022), DEWA sejatinya mencatat kenaikan pendapatan 30,85% secara tahunan menjadi US$ 130,9 juta. Namun, beban pokok lompat 34,63% secara tahunan menjadi US$ 120,03 juta.

Kenaikan beban pokok yang kurang proporsional dengan kenaikan pendapatan itu membuat DEWA mencatat laba kotor US$ 10,87 juta. Angka ini turun tipis dari sebelumnya US$ 10,88 juta pada kuartal pertama tahun lalu.

DEWA juga sejatinya mencatat keuntungan selisih kurs US$ 1,64 juta dari sebelumnya rugi US$ 1,66 juta. Namun, torehan ini tak mampu mengkompensasi kenaikan beban lainnya.

Salah satunya, beban keuangan yang naik menjadi US$ 5,31 juta dari sebelumnya US$ 3,26 juta. Beban pajak bahkan lompat menjadi US$ 1,29 juta dari sebelumnya US$ 250.627.

Kenaikan beban-beban itu yang menekan laba DEWA hingga mencatat kerugian bersih per saham US$ 0,03 per saham. Pada kuartal pertama tahun lalu, DEWA mencatat laba bersih per saham US$ 0,07.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular