
Kinerja ROTI Dkk, Indeks LQ45 Hingga Kabar Alibaba Masuk FREN

8. Pendapatan Meroket 973%, Run System Berbalik Untung
PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) belum genap satu tahun sebagai perusahaan tercatat. Namun, kinerja perusahaan tidak bisa dianggap remeh.
Berdasarkan laporan keuangan yang baru saja dirilis, Selasa (26/7/2022), RUNS membukukan pendapatan Rp 8,82 miliar per Juni 2022. Angka ini melesat 973% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 821,95 juta.
Sementara, beban pokoknya Rp 194,58 juta. Beban ini lompat lebih dari 23 kali lipat menjadi Rp 194,58 juta dari sebelumnya hanya Rp 8,29 juta.
Yang menarik, porsi beban pokok hanya sekitar 2% terhadap pendapatan semester pertama tahun ini. Sedang porsi di periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 1%.
Alhasil, laba kotor RUNS tercatat Rp 8,63 miliar, terbang 961% secara tahunan dari sebelumnya Rp 813,65 juta.
RUNS juga mencatat beban pemasaran Rp 576,95 juta per Juni 2022 dari sebelumnya nihil pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban keuangan juga meningkat jadi Rp 139,33 juta dari sebelumnya Rp 37,44 juta.
Namun, RUNS membukukan penghasilan keuangan Rp 353,04 juta, naik 99% secara tahunan dari sebelumnya Rp 177,05 juta. Imbasnya, laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp 360,87 juta, berbalik arah dari sebelumnya rugi Rp 4,39 miliar.
Torehan itu yang membuat RUNS membukukan laba bersih Rp 105,3 juta per Juni 2022 dari sebelumnya rugi Rp 4,39 miliar di periode yang sama tahun lalu.
9. Alibaba Mau Masuk ke FREN Rp 1,49 T, Beneran Nih?
Raksasa teknologi China, Alibaba, kembali dirumorkan akan menjadi salah satu investor operator telekomunikasi lokal PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Alibaba dikabarkan siap menggelontorkan dana hingga US$ 100 juta atau setara Rp 1,49 triliun untuk menyuntik modal baru di perusahaan milik Grup Sinarmas tersebut.
Mengutip Dealstreet Asia, Alibaba menilai rencana tersebut sebagai investasi yang potensial karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, Sinarmas juga merupakan partner bisnis strategis karena sebuah konglomerasi besar yang bergerak di sektor teknologi, agrobisnis, properti, keuangan dan kertas.
Saham dengan kode FREN bergerak liar merespons kabar tersebut. Harga saham FREN melompat 9,2% ke level Rp 95 per unit dengan nilai transaksi mencapai Rp 284,79 miliar.
Rumor rencana Alibaba menjadi investor di Smartfren sudah diketahui CNBC Indonesia sejak akhir 2021. Sumber CNBC Indonesia juga menyebutkan ada rencana tersebut, tetapi tidak diketahui secara pasti nilai investasi yang akan ditanamkan Alibaba di Smartfren.
CNBC Indonesia sempat menghubungi CEO Smartfren, Merza Fachys untuk mengkonfirmasi kebenaran rencana tersebut. Namun Merza tidak menjawab dengan pasti kebenaran kabar tersebut, tetapi tidak sepenuhnya menyangkal soal rumor tersebut.
"Alibaba tidak ada sama sekali ketidakmungkinan. Hanya secara resmi saat tinta sudah ditorehkan, sama-sama kita inginkan cuma satu bahwa FREN akan berkembang dan pemain tangguh," kata Merza saat Public Expose FREN, Selasa (28/12/2021).
Spekulasi soal ini berkembang bersamaan dengan rencana Smartfren menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement. Aksi korporasi ini dilakukan dengan menerbitkan saham Seri C baru sebanyak-banyaknya 31 miliar saham.
Jumlah saham tersebut setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan, dengan harga pelaksanaan Rp 100 per saham. Sehingga, pihaknya akan memperoleh dana segar sebesar Rp 3,1 triliun.
Kabar di pasar juga menyebutkan jika Franky Wijaya bakal membeli saham private placement tersebut. Artinya, putra pendiri Sinar Mas ini bakal menjadi investor strategis private placement FREN.
10. Meroket 114%, Saham Emiten Asuransi Ini Masuk UMA
Emiten asuransi umum yakni PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) tengah berada dalam radar pemantauan Bursa Efek Indonesia karena peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).
Berdasarkan data perdagangan, saham AHAP tercatat sudah melonjak 114,04% selama sebulan terakhir dan menguat 93,65% dalam sepekan. Namun pasca masuk UMA kemarin, pada hari ini pukul 10.23 WIB, saham AHAP terpantau ambles 6,87% ke level Rp 122 per unit.
"Dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham AHAP yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," ungkap keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa (26/7/2022).
Namun, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham AHAP tersebut, Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.
Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Sementara itu, AHAP diketahui akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,96 miliar saham baru dalam aksi penawaran umum terbatas IV (PUT IV) atau rights issue.
AHAP akan melakukan penambahan modal dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 1,96 miliar saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nominal Rp 50 per saham dan harga pelaksanaan Rp 50 per saham. Jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam PUT IV ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp 98 miliar.
Setiap pemegang tiga Saham Lama yang tercatat dalam DPS pada tanggal 29 Juli 2022 pukul 16.00 WIB berhak atas dua HMETD, di mana setiap pemegang satu HMETD berhak untuk membeli sebanyak 1 Saham Baru.
Pemegang Saham yang tidak menggunakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sampai dengan maksimum 40%.
Tujuan pelaksanaan PMHMETD IV adalah untuk memperkuat permodalan dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.
Dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD IV setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait dengan PMHMETD IV, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dengan menambah portofolio investasi guna meningkatkan kapabilitas risiko beban sendiri (owned retention).
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya tampung atas setiap risiko yang diserap, dan selanjutnya memperbesar premi bersih yang diterima.
11. Pengumuman! ARTO, BRIS & INDY Masuk Deretan Saham LQ45
Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis daftar saham yang dapat diperdagangkan melalui Sesi Pra-pembukaan di Pasar Reguler terhitung periode perdagangan Agustus 2022 sampai dengan Januari 2023.
Terdapat tiga saham baru yang masuk daftar tersebut yakni saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Indika Energy Tbk (INDY). Ketiga saham baru tersebut juga masuk konstituen baru indeks LQ45.
"Daftar saham baru tersebut di atas mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2022," tulis pengumuman BEI, dikutip Selasa (26/7/2022).
Adapun Daftar Saham yang Keluar dari Kelompok Saham yang Diperdagangkan melalui Pra-pembukaan di Pasar Reguler adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Ketiga saham tersebut juga keluar dari konstituen indeks LQ45.
12. BEI Colek TBLA & SMAR, Terkait Permintaan Penjelasan KPPU
Dua emiten perkebunan, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) diminta penjelasan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini terkait terkait permintaan penjelasan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) soal harga minyak goreng.
Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) membenarkan bahwa pihaknya pernah diminta data oleh KPPI terkait harga minyak goreng yang melambung tinggi. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh tingginya harga bahan baku untuk minyak goreng, sehingga KPPU melakukan pemeriksaan terkait hal tersebut. "Sehingga KPPU melakukan pemeriksaan kenapa harga minyak goreng bisa melambung tinggi di pasaran," tulis manajemen, Selasa (16/7/2022).
Sampai saat ini, pihaknya belum mendapatkan surat panggilan dari KPPI terkait Sidang Majelis Pemeriksaan Pendahuluan. Perseroan akan terus memantau kasus ini di KPPU dan bila diperlukan pihaknya akan menunjuk Konsultan hukum dalam kasus ini.
Perseroan memandang, bahwa kasus ini tidak akan berdampak material dari sisi kegiatan operasional, kinerja keuangan, perkara hukum, dan kelangsungan usaha. "Perseroan tidak memiliki informasi atau fakta penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek perseroan, keputusan investasi para pemodal, serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan kepada publik," tegasnya.
Sementara, manajemen SMAR mengatakan, seiring dengan proses yang masih berjalan, perseroan akan bekerjasama sepenuhnya dalam tahap penyelidikan. "Kasus ini tidak membawa dampak material terhadap aspek bisnis dan operasional perseroan. Perseroan secara konsisten mengikuti dan mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku di seluruh wilayah operasional di Indonesia," pungkasnya.
13. Ini Bukti Harga Terigu Jadi Penahan Laba Bersih Sari Roti
PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) membukukan kinerja yang lebih baik di kuartal II-2022 dibandingkan periode yang sama 2021. Laba bersih perseroan tercatat tumbuh moderat sekitar 13% yang ditopang oleh kenaikan penjualan dan penurunan beban keuangan perseroan.
Namun demikian, pertumbuhan laba bersih yang relatif moderat tersebut dipicu oleh kenaikan harga bahan baku, yaitu terigu. Di mana perang Rusia-Ukraina membuat harga terigu menjadi melambung.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), laba emiten dengan kode saham ROTI ini naik 12,72% menjadi Rp 137,29 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih perseroan tercatat senilai Rp 121,79 miliar.
Sementara itu, kinerja top line perusahaan juga tercatat mengalami pertumbuhan meski tidak begitu signifikan. Pos pendapatan tercatat naik 15,10% menjadi Rp 1,79 triliun pada kuartal II-2022, dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,56 triliun.
Kontributor penjualan terbesar Sari Roti, produk yang dijual Nippon Indosari, datang melalui dua jaringan ritel terbesar yaitu Indomaret dan Alfamart. Penjualan dari Indomaret atau lewat PT Indomarco Prismatama mencapai Rp 658,94 miliar. Sementara itu dari Alfamart atau PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebesaar Rp 411,66 miliar.
Kontribusi dua gerai ritel ini mencapai Rp 1,07 triliun dari total nilai penjualan atau setara 59,75%.
Lalu dari pos beban pokok penjualan, tercatat juga mengalami kenaikan 23,76% menjadi Rp 871,74 miliar. Pos ini pada 2021 tercatat sebesar Rp 704,4 miliar.
Kenaikan beban pokok penjualan ini dipicu oleh kenaikan bahan baku pembuatan roti dan kemasannya. Dari laporan keuangan perseroan tampak dana yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku dan kemasan mencapai Rp 552,46 miliar.
Angka tersebut meningkat dari Rp 419,68 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan kenaikan harga bahan baku, khususnya terigu menjadi pemicu utama kenaikan beban pokok penjualan perseroan.
Dalam catatan laporan keuangan perseroan juga disebutkan, dampak risiko harga komoditas yang dihadapi, terutama sehubungan dengan pembelian bahan baku utama seperti tepung terigu dan coklat.
Harga bahan baku tersebut secara langsung dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas serta tingkat permintaan dan penawaran di pasar.
14. Pendapatan Darma Henwa Naik, Tapi Gak Jadi Untung, Kenapa?
PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mencatat kenaikan pendapatan. Namun, kenaikan ini tak mampu mengerek laba perusahaan.
Alih-alih untung meningkat, DEWA justru mencatat kerugian bersih US$ 672.972 per kuartal pertama tahun ini. Padahal, DEWA masih mencatat laba bersih US$ 1,59 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang baru saja dirilis, Selasa (26/7/2022), DEWA sejatinya mencatat kenaikan pendapatan 30,85% secara tahunan menjadi US$ 130,9 juta. Namun, beban pokok lompat 34,63% secara tahunan menjadi US$ 120,03 juta.
Kenaikan beban pokok yang kurang proporsional dengan kenaikan pendapatan itu membuat DEWA mencatat laba kotor US$ 10,87 juta. Angka ini turun tipis dari sebelumnya US$ 10,88 juta pada kuartal pertama tahun lalu.
DEWA juga sejatinya mencatat keuntungan selisih kurs US$ 1,64 juta dari sebelumnya rugi US$ 1,66 juta. Namun, torehan ini tak mampu mengkompensasi kenaikan beban lainnya.
Salah satunya, beban keuangan yang naik menjadi US$ 5,31 juta dari sebelumnya US$ 3,26 juta. Beban pajak bahkan lompat menjadi US$ 1,29 juta dari sebelumnya US$ 250.627.
Kenaikan beban-beban itu yang menekan laba DEWA hingga mencatat kerugian bersih per saham US$ 0,03 per saham. Pada kuartal pertama tahun lalu, DEWA mencatat laba bersih per saham US$ 0,07.
(vap/vap)[Gambas:Video CNBC]