
Emiten Batu Bara Grup Bakrie Tercuan, UFOE Jadi Paling Boncos

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cukup cerah pada perdagangan Selasa (26/7/2022) kemarin, di tengah penantian investor terkait beberapa kabar penting yang akan muncul dan mempengaruhi sentimen pasar secara dominan.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup naik 0,19% ke posisi 6.871,537. Bahkan pada perdagangan kemarin, IHSG sempat nyaris menyentuh zona psikologisnya di 6.900. Pada perdagangan kemarin pula IHSG konsisten bergerak di zona hijau.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka naik tipis 0,06% di posisi 6.862,71. Selang beberapa menit setelah dibuka, IHSG makin liar hingga sekitar pukul 10:00 WIB. Setelah itu, IHSG bergerak di rentang 6.870-6.880.
Tetapi pada akhir perdagangan kemarin, penguatan IHSG cenderung terpangkas dan pada akhirnya hanya menguat cenderung tipis di bawah 0,2%.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 55 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 239 saham terapresiasi, 260 saham terdepresiasi, dan 191 saham lainnya mendatar.
Investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,58 triliun di seluruh pasar kemarin, dengan rincian sebesar Rp 10,41 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 1,57 triliun di pasar tunai dan negosiasi.
Saat IHSG berbalik menguat, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Saham emiten Energi Baru Terbarukan (EBT) yakni PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers pada Selasa kemarin. Saham ARKO ditutup melejit 25% ke posisi harga Rp 550/saham.
Nilai transaksi saham ARKO pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 73,66 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 142,54 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham ARKO sebesar Rp 5,24 miliar di pasar reguler.
Sebelumnya, ARKO resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pekan kedua di bulan ini dan berhasil meraup dana segar sebanyak Rp 182,67 miliar.
Kenaikan saham ARKO dipicu oleh tingginya antusiasme investor terhadap saham baru emiten pembangkit listrik Tanah Air.
Menurut data perdagangan, sejak melantai di BEI hingga perdagangan hari ini, saham ARKO hanya tercatat 2 kali merah. Dengan ini dalam sepekan ARKO berhasil melesat 43,98%.
Dalam aksi korporasi berupa initial public offering (IPO) ini, ARKO berhasil meraup dana segar dari pasar modal sebanyak Rp 182,67 miliar melalui penerbitan 608.895.000 saham baru di bursa atau setara dengan 20,79% saham beredar di harga Rp 300/unit.
Adapun pemegang saham ARKO adalah PT Arkora Bakti Indonesia sebesar 47,52% dan ACEI Singapore Holdings Private Ltd sebesar 31,68%.
Selain saham ARKO, terdapat pula saham emiten pertambangan Grup Bakrie yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yang harga sahamnya melesat 15,05% ke posisi Rp 107/saham.
Nilai transaksi saham BUMI pada perdagangan kemarin terbilang besar yakni mencapai Rp 1,02 triliun dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 10,1 miliar lembar saham. Tetapi, asing menjualnya sebesar Rp 44,05 miliar di seluruh pasar.
Kenaikan saham BUMI yang nyaris selalu menguat sejak awal pekan lalu salah satunya didorong oleh aksi beli besar-besaran yang dilakukan oleh investor misterius di saham milik Grup Bakrie tersebut.
Sebelumnya investor misterius diketahui memborong 5,91% saham BUMI dalam kurun waktu tiga hari beruntun sejak 19 hingga 21 Juli. Investor yang sama kini menambah kepemilikannya menjadi 6,06% pasca membeli 213 juta saham pada perdagangan akhir pekan lalu, 22 Juli 2022.
Investor tersebut diketahui merupakan klien dari Nomura Bank Switzerland (NBS). Pembeliannya dilakukan lewat rekening escrow yang dikelola oleh NBS sebagai pihak ketiga.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut bahwa pembelian dilakukan lewat broker Citibank NA. Adapun alamat entitas pembeli dinyatakan berada di Kasernenstrasse 1, 8021 Zurich, yang merupakan alamat kantor Nomura Swiss.
Lewat rekening escrow di NBS, investor yang tidak diketahui pasti siapa ini pertama kali memborong saham BUMI sebanyak 7,48 miliar atau mewakili kepemilikan 5,54% pada 19 Juli.
Pembelian ini merupakan yang pertama dan memicu KSEI mengungkapkan nama pembeli kepada investor publik. Meski demikian, karena menggunakan rekening escrow tidak diketahui siapa investor dibalik pembelian tersebut.
Kemudian investor tersebut mencicil secara bertahap, yang mana hingga data pengungkapan KSEI terbaru, diketahui masih aktif memburu saham BUMI.
Pembelian tersebut ikut mendongkrak kinerja saham BUMI di bursa, di mana pada tanggal 19 dan 20 Juli, saham BUMI menguat masing-masing 2,60% dan 5,06%. Sedangkan pada perdagangan 21 Juli saham BUMI ditutup stagnan, dan pada akhir pekan lalu ditutup menguat 3,61%.
Selanjutnya pada perdagangan dua hari setelahnya atau awal perdagangan pekan ini, saham BUMI kembali ditutup menguat, bahkan angkanya jauh lebih tinggi yang memberikan indikasi bahwa aksi beli dari investor misterius tersebut tampaknya terus berlanjut.