
Laba Terbang 8.771%, BUMI 'Pede' Produksi Naik Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba bersih PT Bumi Resoruces Tbk (BUMI) melesat 8.771% secara tahunan menjadi US$ 167,67 juta pada semester I-2022, dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$ 1,89 juta. Lonjakan laba ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan 129,62% secara tahunan menjadi US$ 968,69 juta.
Direktur Bumi Reosurces Dileep Srivastava mengatakan performa operasional perusahaan terkena dampak hujan lebat berkepanjangan akibat La Nina. Hal ini membuat produksi mengalami penurunan menjadi 34,5 juta ton, dibandingkan periode yang sama tahun lalu 40,1 juta ton.
Meski demikian peningkatan harga batu bara dunia memberikan dampak positif, meski produksi mengalami gangguan. Perusahaan mencatat harga FOB batu bara rata-rata US$ 108 per ton, melesat 92% dibandingkan harga sebelumnya US$ 56,2 per ton.
"Penurunan volume 16% dengan harga rata-rata batu bara 92% lebih tinggi, tercermin dalam pendapatan yang 66% lebih tinggi. Pengupasan lapisan (overburden removed) lebih tinggi 8% karena hujan lebat yang terus menerus di area pertambangan akibat La Nina sejak akhir tahun lalu," kata Dileep, Kamis (1/9/2022).
Hingga akhir tahun perusahaan masih optimistis bisa memproduksi 78-83 juta ton batu bara, dengan harga rata-rata yang terus meningkat. Dileep menyebutkan proyeksi harga rata-rata batu bara hingga akhir tahun di kisaran US$ 120-125 per ton.
"Dengan cuaca yang lebih kering dapat meningkatkan produksi, kinerja di semester 2 dapat secara signifikan lebih tinggi dari pada paruh pertama," kata dia.
Seiring dengan melesatnya kinerja, saham BUMI pun ditutup menguat di akhir perdagangan hari ini, Kamis (1/9/2022). Harga saham BUMI ditutup di posisi Rp 169/saham, atau naik 0,6% dibandingkan kemarin.
Secara volume, RTI mencatat saham BUMI paling banyak diperdagangkan hari ini. RTI mencatat total volume transaksi sebesar 6,1 miliar saham dengan turnover Rp 1 triliun.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BUMI Bukukan Laba Bersih US$ 67,6 Juta di Kuartal I-2024