Wah Harga CPO Naik 3 Hari Beruntun, Bos Sawit Makin Cuan!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tajam di sesi awal perdagangan pada Kamis (28/7/2022). Artinya, harga CPO telah naik selama tiga hari beruntun. Apa pemicunya?
Melansir Refinitiv, pukul 09:00 WIB, harga CPO diperdagangkan di posisi MYR 3.871/ton atau melesat 1,18%.
Di sepanjang pekan ini, harga CPO telah naik 4,06%. Namun, secara bulanan masih drop 21,05% dan anjlok 12,56% secara tahunan.
Secara teknis, Wang Tao, Analis Komoditas Reuters menilai bahwa minyak sawit dapat menguji titik resistance di MYR 4.085/ton, penembusan di atas dapat menyebabkan kenaikan ke MYR 4.269/ton.
Secara fundamental, harga CPO yang bergerak melesat dipengaruhi oleh kenaikan pada harga minyak kedelai. Minyak kedelai di Dalian lompat 3,7% dan minyak kedelai di Chicago Board of Trade melesat 3,5%.
Harga CPO seringkali dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati saingan karena mereka bersaing mendapatkan pangsa pasar di pasar nabati.
Melansir Reuters, ekspor minyak sawit mentah Indonesia meningkat setelah pemerintah membebaskan pungutan ekspornya yang dimulai 15 Juli hingga 31 Agustus 2022, untuk mengurangi kelebihan pasokan.
"Ekspor CPO meningkat, mencapai 100.000 ton hingga 140.000 ton per hari. Sebelum 15 Juli hanya sekitar 60.000 ton hingga 90.000 ton per hari," tutur Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Askolani dalam jumpa pers pada Rabu (27/7).
Langkah tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mendorong pengiriman setelah larangan ekspor CPO sempat diberlakukan pada akhir April sehingga persediaan membengkak dan harga Tandan Buah Segar (TBS) merosot.
Askolani mengatakan harga TBS dalam negeri telah membaik dari Rp 1.000 per kilogram (sebelum pungutan ekspor dihapus) menjadi Rp 1.500 per kilogram pada 25 Juli.
Selain itu, pemerintah juga telah melakukan uji jalan untuk dua jenis biodiesel yang mengandung 40% minyak sawit.
Produsen minyak sawit terbesar di dunia ini memiliki rencana jangka panjang untuk meningkatkan konsentrasi minyak nabati dalam bahan bakar untuk segala hal mulai dari mobil hingga pesawat, untuk dapat memangkas impor bahan bakar.
Tahun lalu, Indonesia melakukan uji terbang pertamanya menggunakan bahan bakar jet yang dicampur dengan minyak sawit. Baru-baru ini, para pejabat juga telah mendorong proporsi yang lebih tinggi untuk menyerap kelebihan pasokan minyak sawit.
Bahan bakar yang akan diuji dalam beberapa bulan ke depan adalah solar yang dicampur dengan 40% fatty acid methyl esters (FAME), disebut B40, dan B30D10, yaitu solar dengan 30% FAME dicampur dengan 10% green diesel yang terbuat dari bahan yang dimurnikan, dikelantang dan dihilangkan baunya seperti minyak sawit (RBDPO).
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa mereka akan menguji 12 model mobil penumpang paling populer dan kendaraan komersial masing-masing lebih dari 50.000 km (31.000 mil) dan 40.000 km.
"Spesifikasi BBM sudah kami perbaiki sehingga lebih baik dari B30," ujarnya merujuk pada biodiesel yang mengandung 30% minyak sawit.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan biodiesel B35 akan dijual ke publik bulan ini, tetapi ini telah ditunda tanpa batas waktu. Dadan mengatakan uji laboratorium B35 terpisah akan segera dilakukan.
Pemerintah menargetkan konsumsi biodiesel sedikitnya 10,15 juta kiloliter pada 2022 dan B40 diharapkan dapat meningkatkan total konsumsi biodiesel hingga 3,5 juta kiloliter per tahun.
Kapasitas produksi Indonesia saat ini adalah 18 juta kiloliter biodiesel dan 120.000 metrik ton diesel hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)