
Kinerja BRI-BCA-CIMB Niaga Hingga Bentoel Delisting dari BEI

7. Laba Bank Niaga Melesat 20% Q2, tapi Pendapatan Bunga Stagnan
Bank CIMB Niaga (BNGA) mencatatkan perolehan laba bersih Rp 2,53 triliun pada semester pertama tahun 2022. Angka tersebut naik 20,41% dari torehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,13 triliun.
Pertumbuhan laba terjadi kendati pendapatan bunga dan syariah bersih stagnan sebesar Rp 6,54 triliun dan nyaris tidak mengalami perubahan dari tahun lalu. Jika dilihat dari pendapatan bunga dan syariah kotor sebenarnya turun, akan tetapi setelah diimbangi oleh beban bunga dan syariah, hasil pendapatan bersih sama dengan capaian tahun lalu.
Meski pendapatan bunga dan syariah tidak berubah, BNGA mampu memompa pos pendapatan lainnya termasuk pendapatan provisi dan komisi yang tercatat naik. Selanjutnya pendapatan operasional lainnya juga mengalami kenaikan dibanding dengan tahun lalu.
Bank CIMB Niaga (BNGA) mencatatkan perolehan laba bersih Rp 2,53 triliun pada semester pertama tahun 2022. Angka tersebut naik 20,41% dari torehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,13 triliun.
Pertumbuhan laba terjadi kendati pendapatan bunga dan syariah bersih stagnan sebesar Rp 6,54 triliun dan nyaris tidak mengalami perubahan dari tahun lalu. Jika dilihat dari pendapatan bunga dan syariah kotor sebenarnya turun, akan tetapi setelah diimbangi oleh beban bunga dan syariah, hasil pendapatan bersih sama dengan capaian tahun lalu.
8. Medco Energi Bagikan Dividen Sekitar Rp 525 M
Emiten energi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan membagikan dividen sebesar US$ 35 juta atau sekitar Rp 525 miliar (asumsi kurs Rp 15.000/US$). Hal ini telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Rabu (27/7/2022).
Pembagian dividen akan dilakukan pada akhir Agustus, di mana sedikit lebih tinggi dari panduan Perseroan sebesar Rp 15-20 per lembar saham. Pemegang Saham menyetujui pembagian dividen dengan jumlah sebesar US$ 35 juta dari laba untuk tahun buku 2021.
Hilmi Panigoro, Direktur Utama MedcoEnergi mengatakan senang dengan kinerja operasional dan keuangan MEDC yang kuat pada 2021 dan prospek yang cerah untuk beberapa tahun ke depan.
"Hal ini memungkinkan kami untuk membagikan dividen sebagai bentuk apresiasi atas dukungan berkelanjutan dari para Pemegang Saham kami," ungkap Hilmi dalam keterangan resmi, Rabu (27/7/2022).
Pemegang Saham juga menyetujui penunjukan Auditor untuk tahun 2022, Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan yang diaudit untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2021 serta menyetujui remunerasi Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan perbaikan kinerja keuangan dengan memperoleh laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar US$ 47,01 juta di sepanjang 2021.
9. XL Axiata Pasang Kuda-kuda Ekspansi, Siap Rilis Emisi Rp 3 T
PT XL Axiata Tbk (EXCL) bakal menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II dengan target dana Rp 5 triliun. Untuk tahap pertama, operator telekomunikasi ini bakal menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I/2022 sebesar Rp 1,5 triliun.
Pada saat yang bersamaan, EXCL juga akan menerbitkan Sukuk Ijarah dengan target dana paling besar Rp 5 triliun. Mengingat skema penerbitannya juga berupa penawaran umum berkelanjutan, maka tahap pertama penerbitan emisi ini senilai Rp 1,5 triliun.
Dus, potensi total perolehan dana kedua emisi tersebut mencapai Rp 3 triliun.
Berdasarkan prospektus ringkas, Rabu (27/7/2022), emisi obligasi terbagi dalam empat seri. Seri A dan B memiliki tenor masing-masing tiga dan empat tahun.
Seri C dan D memiliki tenor masing-masing tujuh dan sepuluh tahun. Kupon dan nilai pokok masing-masing seri akan ditentukan kemudian.
Sementara, emisi sukuk juga terbagi dalam empat seri dengan tenor yang sama seperti emisi obligasi. Kupon dan nilai pokok masing-masing seri juga akan ditentukan kemudian.
Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum obligasi dan sukuk ijarah ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan serta meningkatkan kualitas layanan.
10. Catat Rekor Kinerja Tertinggi, Nilai Dividen CTRA Lompat 65%
Emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) akan membagikan dividen dengan total Rp 260 miliar atau atau setara Rp 14 per saham. Dividen tunai ini juga setara dengan pay out ratio sebesar 15% dari laba bersih tahun buku 2021.
Harga saham CTRA hari ini ada di level Rp 870 per saham. Dengan level ini, maka yield dividen CTRA sekitar 1,6%.
Yield memang tak sampai 2%. Namun, nilai dividen tahun buku 2021 meningkat sekitar 65% dibanding tahun buku 2020 yang sebesar Rp 157 miliar.
Rencana pembagian tersebut telah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) hari ini, Rabu (27/7/2022). Selain persetujuan pembagian dividen, RUPST juga menyetujui posisi jajaran manajemen perusahaan.
Di tahun 2021, CTRA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun dari total pendapatan sebesar Rp 9,7 triliun. Pendapatan tersebut diperoleh dari segmen pengembangan properti yang meliputi penjualan rumah hunian, ruko, apartemen, dan gedung perkantoran tercatat sebesar Rp 8 triliun. Sedangkan pendapatan dari segmen pendapatan berulang yang meliputi pusat perbelanjaan, hotel, sewa kantor, dan rumah sakit mencapai Rp 1,7 triliun.
Perolehan pendapatan dan laba bersih CTRA di 2021 merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah perusahaan, sekaligus menjadi bentuk komitmen dari seluruh manajemen dan karyawan Grup Ciputra dalam meningkatkan performa kerja di tengah tantangan pandemi Covid-19.
11. Peta Emiten Rokok Berubah, Bentoel Resmi Hengkang Dari BEI
PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) memutuskan untuk melepas status sebagai perusahaan terbuka dan menjadi tertutup (Go Private). Direktur Bentoel Dinar Shinta Ulie juga mengungkapkan tengah melangkah untuk menghapus pencatatan saham perseroan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) secara sukarela alias voluntary delisting.
"Proses Go Private dan Delisting masih berlanjut hingga saat ini dengan didukung oleh tenaga-tenaga profesional yang kompeten di bidangnya untuk memastikan perseroan melakukan setiap tahapan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," jelas Dinar saat usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dalam keterangan resmi, Rabu (27/7/2022).
Dalam RUPST juga disetujui pengunduran diri Faisal Saif sebagai Presiden Direktur dan Martin Artur Guest sebagai Direktur dengan mempertimbangkan kesinambungan rencana kegiatan perseroan.
Para pemegang saham menyetujui untuk mengangkat William Lumentut sebagai Presiden Direktur dan Thomas Christian sebagai Direktur Perseoan.
Dinar menjelaskan 2022 masih menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri tembakau selain disebabkan kenaikan tarif cukai dan Harga Jual Eceran (HJE), kurangnya tingkat prediktabilitas peraturan, meningkatnya perdagangan rokok ilegal serta minimnya insentif untuk mendorong investasi yang telah memberikan tekanan yang besar bagi industri tembakau secara keseluruhan.
Dinar menyebut perseroan mengharapkan pemerintah memperhatikan keberlanjutan industri tembakau melalui regulasi yang berimbang bagi seluruh pemangku kepentingan.
"Terlepas dari tantangan tersebut perseroan yakin bahwa kami akan terus berperan aktif dalam perekonomian Indonesia menciptakan nilai dan masa depan yang lebih baik bagi semua pemangku kepentingan," jelas dia.
Bentoel menjadi salah satu emiten rokok di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain Bentoel, ada juga PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Dua nama terakhir sempat menjadi saham rokok terfavorit investor meski belakangan terdepak dari jajaran elit saham. GGRM bahkan baru saja dikeluarkan dari daftar indeks LQ45.
12. Kacau! PKPU Hingga Suspensi, WSBP Kini Kena Kasus Korupsi
Emiten konstruksi BUMN Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) tak henti-hentinya menorehkan kinerja yang kurang optimal dalam pengelolaan perusahaan. Anak usaha dari Waskita Karya (WSKT) yang baru menyelesaikan restrukturisasi utang ini kini diterpa kasus korupsi setelah sebelumnya sempat dituntut PKPU dan sahamnya masih disuspensi.
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut positif langkah tegas yang dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengusut kasus di perusahaan-perusahaan pelat merah, termasuk yang terjadi di tubuh WSBP.
Kejaksaan Agung menetapkan empat orang sebagai tersangka penyidikan dugaan korupsi dan penyelewengan dana pembangunan oleh WSBP dan membuka penyidikan baru terkait dugaan korupsi pengadaan menara transmisi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2016-2020 senilai Rp 2,25 triliun.
Erick menyampaikan program bersih-bersih BUMN tak sekadar dalam membenahi BUMN dari segi bisnis, melainkan juga aspek hukum yang banyak dibantu para penegak hukum, termasuk Kejagung.
"BUMN sebagai penggerak sepertiga ekonomi kita itu punya peranan vital, kalau tata kelolanya enggak benar, dikorupsi lah, itu yang rugi bukan perusahaan BUMN-nya saja, tapi juga masyarakat dan negara," ucapnya.
Sebelum kasus ini mencuat ke publik, Waskita Beton Precast sendiri memiliki segudang masalah lain, termasuk gugatam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) meski akhirnya diputuskan lolos oleh Pengadilan Negeri Jakarta setelah proposalnya diterima oleh mayoritas kreditor. Keputusan tersebut dibacakan pada 28 Juni lalu.
Sebanyak 279 kreditur yang menyetujui proposal PKPU WSBP memiliki nilai piutang setara Rp 5,81 triliun, sedangkan kreditur yang tidak setuju berjumlah 11 kreditur dengan total tagihan Rp 803,84 miliar.
Sebelumnya perdagangan saham perusahaan sudah disuspensi di pasar modal sejak akhir Januari tahun ini salah satunya karena permasalahan PKPU dan likuiditas perusahaan yang tertekan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan terbaru untuk periode tiga bulan pertama tahun ini, diketahui bahwa WSBP mengalami defisiensi modal hingga Rp 3,06 triliun. Selain itu perusahaan juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 276,82 miliar. Perusahaan juga tidak pernah membukukan laba sejak pandemi dan mulai mengalami defisiensi modal sejak akhir tahun lalu.
(vap/vap)[Gambas:Video CNBC]