Kinerja BRI-BCA-CIMB Niaga Hingga Bentoel Delisting dari BEI

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
28 July 2022 07:20
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan apresiasi 0,39% di 6.898,22 setelah mengalami perdagangan yang cukup volatil pada Selasa (27/7/2022).

Indeks utama pasar modal Amerika Serikat (AS) kompak ditutup melemah pada perdagangan Selasa waktu New York karena laporan pendapatan sejumlah perusahaan yang mengecewakan dan proyeksi negatif dari peritel terbesar dunia Walmart.

S&P 500 turun 1,15%, sedangkan indeks saham blue chip AS Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,71%. Nasdaq Composite yang padat teknologi tertekan paling dalam yakni 1,87%. Ketiga indeks tersebut selalu bergerak di zona merah sejak awal pembukaan perdagangan.

Bagaimana dengan hari ini? Yuk simak kabar emiten berikut ini sebelum memulai perdagangan Kamis (28/7/2022):

1. Bukan Lagi Level Regional, Ini Strategi BJBR Dongkrak Kinerja

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) Yuddy Renaldi menyebut bahwa saat ini level bank bjb tidak hanya bertumbuh secara regional, melainkan sudah level nasional. Berbagai strategi telah dilakukan bank bjb, yaitu memberdayakan potensi masyarakat di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.

"Dilihat dari sumber daya manusia yang ada, Jawa Barat memiliki 50 juta lebih penduduk dan di Banten ada 8 juta lebih dengan berbagai masyarakat yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Ini menjadi salah satu sumber utama bagaimana kita membentuk ekosistem begitu besar," terang Yuddy dalam Analyst Meeting 2Q-2022, Rabu (27/7/2022).

Selain itu pada akhir Juli, bank bjb juga akan merealisasikan Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan bank pembangunan daerah (BPD) lain. Menurut dia, ini menjadi salah satu aksi korporasi bank bjb dalam mengembangkan bisnisnya.

"Dengan bersinergi dengan BPD dalam rangka tumbuh bersama, masing-masing daerah punya potensi dan kita saling bersinergi. Ini salah satu potensi bagaimana kami keluar dari regional," ujar dia.

Pertumbuhan level bisnis bank bjb juga didukung melalui digitalisasi yang secara yoy mengalami peningkatan signifikan. Di mana jumlah pengguna DIGI mobile bank bjb saat ini mencapai hampir 900 ribu number of accounts (NOA) dan QRIS mencapai sekitar 700 ribu (NOA).

"Selain masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, sangat mempercayakan layanan perbankan ke bank bjb. Ini menjadi potensi kami di dalam mengembangkan potensi di regional Jawa Barat," pungkas Yuddy.

2. Wih! Toyota Mau Investasi Mobil Listrik Rp 27 T di RI

Raksasa otomotif Jepang Toyota berencana melakukan berinvestasi US$ 1,8 miliar atau setara Rp 27 triliun di Indonesia untuk pembuatan kendaraan listrik (EV) dalam lima tahun mendatang

Mengutip Reuters, hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia menyebut Toyota telah menginvestasikan Rp 14 triliun di RI sejak 2019.

"Saya yakin permintaan EV baik roda empat maupun roda dua akan terus meningkat di Indonesia dan ASEAN," kata Airlangga usai bertemu dengan Wakil Ketua Toyota Shigeru Hayakawa di Tokyo, Rabu (27/7/2022).

Indonesia sendiri telah menyatakan minat untuk menjadi pusat global untuk memproduksi dan mengekspor EV. Ini ditandai dengan banyaknya pasokan bijih nikel laterit yang digunakan untuk baterai lithium EV.

Sejauh ini, beberapa perusahaan global lainnya telah mengumumkan investasi besar di Indonesia dalam bidang EV seperti Hyundai Motor Group dan LG Energy Solutions.

"Kami berharap dengan tambahan investasi ini, pemerintah Indonesia memahami keseriusan kami untuk berinvestasi di EV," kata Hayawaka seperti dikutip dari Toyota dalam pernyataannya.

Selain Toyota, raksasa Jepang lainnya Mitsubishi juga berencana untuk menginvestasikan sekitar Rp 10 triliun di Indonesia antara tahun 2022 dan 2025 untuk memproduksi EV hybrid dan baterai.

3. NPL Turun ke 2,2%, BCA Sebut Kembali ke Level Sebelum Pandemi

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengungkapkan angka kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) turun ke level 2,2% dari sebelumnya yang sebesar 2,4%. Perbaikan ini seiring dengan pemulihan pasca pandemi yang tercermin dari aktivitas dan mobilitas masyarakat hingga kembali menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyebut, capaian angka NPL tersebut mendekati hampir pada kondisi sebelum pandemi, seiring dengan perbaikan perekonomian. "Pada Semester I/2022, NPL BCA tercatat turun ke 2,2% dari 2,4% di periode yang sama tahun lalu. Kami memperkirakan sampai dengan akhir tahun NPL BCA ada pada di kisaran ini," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (27/7/2022).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, dalam pemberian kredit pihaknya tidak akan mengamati per sektor usaha tapi menilai bedasarkan performa atau kinerja suatu perusahaan. Menurutnya, kredit akan diberikan kepada perusahaan yang memang memiliki kinerja baik dan performa yang bagus untuk mendukung pengembangan bisnis suatu perusahaan.

"Nggak memberikan pinjaman secara sektor tapi per perusahaan. Kalau bagus ya dikasih kredit tapi kalau sektor bagus tapi performa tidak ya nggak. Jadi per debitur yang memang butuh dibantu. Kadang debitur sektor bisnis utamanya bagus minta kredit tapi bukan ke sektor yang bagus untuk dikembangkan, ungkapnya.

4. RUPSLB HKMU Tak Kuorum, Ricky Harun Cs Tahan Rights Issue

PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) belum bisa segera mengeksekusi penambahan modal dengan menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atawa rights issue. Rights issue ini akan dilakukan guna menarik investor baru untuk menjadi pemegang saham pengendali (PSP).

Pasalnya, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) emiten yang menjadikan artis Ricky Harun sebagai salah satu komisarisnya itu siang tadi, Rabu (27/7/2022), tidak kuorum.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka, kuorum akan sah jika disetujui oleh lebih dari 2/3 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

"Hal ini juga sudah kami sampaikan kepada BEI bahwa rencana PMHMETD masih dalam proses persiapan dan belum dapat memberikan penjelasan lebih lanjut. Saat ini kami masih fokus mendapatkan PSP baru," kata Direktur Utama HKMU Muhamad Kuncoro. Namun, ia menjelaskan perseroan belum memberikan keterangan detail berkaitan dengan rencana rights issue yang akan dilakukan.

Per Maret 2022, saham HKMU kini dikuasasi 100% oleh investor publik. Pemegang saham individu terbanyak ialah Andriani dengan kepemilikan 10.000 saham. Jumlah ini terbilang sangat kecil dari total saham perseroan yang mencapai 3,22 miliar saham.

PT Hyamn Sukses Abadi (HSA), yang sebelumnya menjadi pengendali setelah saham HKMU tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2018, memutuskan untuk melepas semua sahamnya di HKMU per 31 Januari 2022. Sehingga, HKMU tak lagi memiliki pengendali dan kondisi ini menjadi perhatian BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

5. Harga IPO Utama Radar Cahaya Rp 135/Saham, Listing 2 Agustus

PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC), perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarding), menetapkan harga penawaran sebesar Rp 135 per saham dalam penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).

Perseroan menawarkan sebanyak 150 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham atau sebanyak 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO.

"Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum ini adalah sebesar Rp 20,25 miliar," tulis prospektus, Rabu (27/7/2022).

Perseroan menunjuk PT Elit Sukses Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Seluruh dana hasil dari Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham akan digunakan sekitar 75,17% untuk pembelian kendaraan truk bekas.

Selanjutnya, sekitar 9,22% akan digunakan untuk modal kerja atau operational expenditure (OPEX), sekitar 7,59% akan digunakan untuk pembelian persediaan suku cadang dari pihak ketiga.

Lalu sekitar 2,99% akan digunakan untuk pembayaran angsuran sewa lahan parkir baru selama 2 (dua) tahun dan sisanya untuk keperluan lainnya.

6. BRI Gak Takut Dengan Revisi Target Kredit BI Hingga 11%

Bank Indonesia (BI) merevisi target pertumbuhan kredit perbankan menjadi 9%-11%. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyambut revisi ini.

Direktur Keuangan BBRI Viviana Dyah Ayu Retno mengungkapkan, target pertumbuhan kredit sebesar 9%-11% merupakan target perseroan sejak awal tahun ini. Bahkan, berdasarkan estimasi hingga paruh pertama tahun ini, perseroan tetap mampu memenuhi target tersebut hingga akhir tahun.

"Sebenarnya target pertumbuhan 9%-11% sudah jadi target BRI sejak awal tahun. Kemudian, estimasi Juni 2022 sampai akhir tahun masih optimistis pertumbuhan kredit 9%-11%," ungkapnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (27/7/2022).

Vivi menjabarkan, optimisme tersebut berasal dari beberapa faktor situasi dan kondisi perekonomian saat ini yang sudah mencerminkan tanda-tanda perbaikan. Diantaranya, saat ini pemulihan perekonomian semakin terlihat, penanganan Covid-19 sudah semakin baik jika dibandingkan saat awal pandemi.

Vivi melanjutkan, aktivitas sosial dan mobilitas masyarakat sudah berjalan normal. Sehingga, faktor-faktor tersebut akan mengerek pertimbuhan kredit perbankan. Apalagi, BRI berfokus pada sektor mikro dan ultra mikro yang pemulihannya berangsur cepat.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI Sunarso menyebut, hingga akhir Juni 2022, total kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75% secara tahunan.

Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07%, segmen konsumer tumbuh 5,27%, segmen korporasi tumbuh 3,76%, serta segmen kecil & menengah tumbuh 2,71%.

"Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,81% secara tahunan dari Rp 837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp 920 triliun di akhir Juni 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27%," jelasnya. 

7. Laba Bank Niaga Melesat 20% Q2, tapi Pendapatan Bunga Stagnan

Bank CIMB Niaga (BNGA) mencatatkan perolehan laba bersih Rp 2,53 triliun pada semester pertama tahun 2022. Angka tersebut naik 20,41% dari torehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,13 triliun.

Pertumbuhan laba terjadi kendati pendapatan bunga dan syariah bersih stagnan sebesar Rp 6,54 triliun dan nyaris tidak mengalami perubahan dari tahun lalu. Jika dilihat dari pendapatan bunga dan syariah kotor sebenarnya turun, akan tetapi setelah diimbangi oleh beban bunga dan syariah, hasil pendapatan bersih sama dengan capaian tahun lalu.

Meski pendapatan bunga dan syariah tidak berubah, BNGA mampu memompa pos pendapatan lainnya termasuk pendapatan provisi dan komisi yang tercatat naik. Selanjutnya pendapatan operasional lainnya juga mengalami kenaikan dibanding dengan tahun lalu.

Bank CIMB Niaga (BNGA) mencatatkan perolehan laba bersih Rp 2,53 triliun pada semester pertama tahun 2022. Angka tersebut naik 20,41% dari torehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,13 triliun.

Pertumbuhan laba terjadi kendati pendapatan bunga dan syariah bersih stagnan sebesar Rp 6,54 triliun dan nyaris tidak mengalami perubahan dari tahun lalu. Jika dilihat dari pendapatan bunga dan syariah kotor sebenarnya turun, akan tetapi setelah diimbangi oleh beban bunga dan syariah, hasil pendapatan bersih sama dengan capaian tahun lalu. 

8. Medco Energi Bagikan Dividen Sekitar Rp 525 M

Emiten energi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan membagikan dividen sebesar US$ 35 juta atau sekitar Rp 525 miliar (asumsi kurs Rp 15.000/US$). Hal ini telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Rabu (27/7/2022).

Pembagian dividen akan dilakukan pada akhir Agustus, di mana sedikit lebih tinggi dari panduan Perseroan sebesar Rp 15-20 per lembar saham. Pemegang Saham menyetujui pembagian dividen dengan jumlah sebesar US$ 35 juta dari laba untuk tahun buku 2021.

Hilmi Panigoro, Direktur Utama MedcoEnergi mengatakan senang dengan kinerja operasional dan keuangan MEDC yang kuat pada 2021 dan prospek yang cerah untuk beberapa tahun ke depan.

"Hal ini memungkinkan kami untuk membagikan dividen sebagai bentuk apresiasi atas dukungan berkelanjutan dari para Pemegang Saham kami," ungkap Hilmi dalam keterangan resmi, Rabu (27/7/2022).

Pemegang Saham juga menyetujui penunjukan Auditor untuk tahun 2022, Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan yang diaudit untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2021 serta menyetujui remunerasi Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan perbaikan kinerja keuangan dengan memperoleh laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar US$ 47,01 juta di sepanjang 2021.

9. XL Axiata Pasang Kuda-kuda Ekspansi, Siap Rilis Emisi Rp 3 T

PT XL Axiata Tbk (EXCL) bakal menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II dengan target dana Rp 5 triliun. Untuk tahap pertama, operator telekomunikasi ini bakal menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I/2022 sebesar Rp 1,5 triliun.

Pada saat yang bersamaan, EXCL juga akan menerbitkan Sukuk Ijarah dengan target dana paling besar Rp 5 triliun. Mengingat skema penerbitannya juga berupa penawaran umum berkelanjutan, maka tahap pertama penerbitan emisi ini senilai Rp 1,5 triliun.

Dus, potensi total perolehan dana kedua emisi tersebut mencapai Rp 3 triliun.

Berdasarkan prospektus ringkas, Rabu (27/7/2022), emisi obligasi terbagi dalam empat seri. Seri A dan B memiliki tenor masing-masing tiga dan empat tahun.

Seri C dan D memiliki tenor masing-masing tujuh dan sepuluh tahun. Kupon dan nilai pokok masing-masing seri akan ditentukan kemudian.

Sementara, emisi sukuk juga terbagi dalam empat seri dengan tenor yang sama seperti emisi obligasi. Kupon dan nilai pokok masing-masing seri juga akan ditentukan kemudian.

Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum obligasi dan sukuk ijarah ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan serta meningkatkan kualitas layanan.

10. Catat Rekor Kinerja Tertinggi, Nilai Dividen CTRA Lompat 65%

Emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) akan membagikan dividen dengan total Rp 260 miliar atau atau setara Rp 14 per saham. Dividen tunai ini juga setara dengan pay out ratio sebesar 15% dari laba bersih tahun buku 2021.

Harga saham CTRA hari ini ada di level Rp 870 per saham. Dengan level ini, maka yield dividen CTRA sekitar 1,6%.

Yield memang tak sampai 2%. Namun, nilai dividen tahun buku 2021 meningkat sekitar 65% dibanding tahun buku 2020 yang sebesar Rp 157 miliar.

Rencana pembagian tersebut telah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) hari ini, Rabu (27/7/2022). Selain persetujuan pembagian dividen, RUPST juga menyetujui posisi jajaran manajemen perusahaan.

Di tahun 2021, CTRA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun dari total pendapatan sebesar Rp 9,7 triliun. Pendapatan tersebut diperoleh dari segmen pengembangan properti yang meliputi penjualan rumah hunian, ruko, apartemen, dan gedung perkantoran tercatat sebesar Rp 8 triliun. Sedangkan pendapatan dari segmen pendapatan berulang yang meliputi pusat perbelanjaan, hotel, sewa kantor, dan rumah sakit mencapai Rp 1,7 triliun.

Perolehan pendapatan dan laba bersih CTRA di 2021 merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah perusahaan, sekaligus menjadi bentuk komitmen dari seluruh manajemen dan karyawan Grup Ciputra dalam meningkatkan performa kerja di tengah tantangan pandemi Covid-19.

11. Peta Emiten Rokok Berubah, Bentoel Resmi Hengkang Dari BEI

PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) memutuskan untuk melepas status sebagai perusahaan terbuka dan menjadi tertutup (Go Private). Direktur Bentoel Dinar Shinta Ulie juga mengungkapkan tengah melangkah untuk menghapus pencatatan saham perseroan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) secara sukarela alias voluntary delisting.

"Proses Go Private dan Delisting masih berlanjut hingga saat ini dengan didukung oleh tenaga-tenaga profesional yang kompeten di bidangnya untuk memastikan perseroan melakukan setiap tahapan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," jelas Dinar saat usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dalam keterangan resmi, Rabu (27/7/2022).

Dalam RUPST juga disetujui pengunduran diri Faisal Saif sebagai Presiden Direktur dan Martin Artur Guest sebagai Direktur dengan mempertimbangkan kesinambungan rencana kegiatan perseroan.

Para pemegang saham menyetujui untuk mengangkat William Lumentut sebagai Presiden Direktur dan Thomas Christian sebagai Direktur Perseoan.

Dinar menjelaskan 2022 masih menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri tembakau selain disebabkan kenaikan tarif cukai dan Harga Jual Eceran (HJE), kurangnya tingkat prediktabilitas peraturan, meningkatnya perdagangan rokok ilegal serta minimnya insentif untuk mendorong investasi yang telah memberikan tekanan yang besar bagi industri tembakau secara keseluruhan.

Dinar menyebut perseroan mengharapkan pemerintah memperhatikan keberlanjutan industri tembakau melalui regulasi yang berimbang bagi seluruh pemangku kepentingan.

"Terlepas dari tantangan tersebut perseroan yakin bahwa kami akan terus berperan aktif dalam perekonomian Indonesia menciptakan nilai dan masa depan yang lebih baik bagi semua pemangku kepentingan," jelas dia.

Bentoel menjadi salah satu emiten rokok di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain Bentoel, ada juga PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Dua nama terakhir sempat menjadi saham rokok terfavorit investor meski belakangan terdepak dari jajaran elit saham. GGRM bahkan baru saja dikeluarkan dari daftar indeks LQ45.

12. Kacau! PKPU Hingga Suspensi, WSBP Kini Kena Kasus Korupsi

Emiten konstruksi BUMN Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) tak henti-hentinya menorehkan kinerja yang kurang optimal dalam pengelolaan perusahaan. Anak usaha dari Waskita Karya (WSKT) yang baru menyelesaikan restrukturisasi utang ini kini diterpa kasus korupsi setelah sebelumnya sempat dituntut PKPU dan sahamnya masih disuspensi.

Menteri BUMN Erick Thohir menyambut positif langkah tegas yang dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengusut kasus di perusahaan-perusahaan pelat merah, termasuk yang terjadi di tubuh WSBP.

Kejaksaan Agung menetapkan empat orang sebagai tersangka penyidikan dugaan korupsi dan penyelewengan dana pembangunan oleh WSBP dan membuka penyidikan baru terkait dugaan korupsi pengadaan menara transmisi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2016-2020 senilai Rp 2,25 triliun.

Erick menyampaikan program bersih-bersih BUMN tak sekadar dalam membenahi BUMN dari segi bisnis, melainkan juga aspek hukum yang banyak dibantu para penegak hukum, termasuk Kejagung.

"BUMN sebagai penggerak sepertiga ekonomi kita itu punya peranan vital, kalau tata kelolanya enggak benar, dikorupsi lah, itu yang rugi bukan perusahaan BUMN-nya saja, tapi juga masyarakat dan negara," ucapnya.

Sebelum kasus ini mencuat ke publik, Waskita Beton Precast sendiri memiliki segudang masalah lain, termasuk gugatam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) meski akhirnya diputuskan lolos oleh Pengadilan Negeri Jakarta setelah proposalnya diterima oleh mayoritas kreditor. Keputusan tersebut dibacakan pada 28 Juni lalu.

Sebanyak 279 kreditur yang menyetujui proposal PKPU WSBP memiliki nilai piutang setara Rp 5,81 triliun, sedangkan kreditur yang tidak setuju berjumlah 11 kreditur dengan total tagihan Rp 803,84 miliar.

Sebelumnya perdagangan saham perusahaan sudah disuspensi di pasar modal sejak akhir Januari tahun ini salah satunya karena permasalahan PKPU dan likuiditas perusahaan yang tertekan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan terbaru untuk periode tiga bulan pertama tahun ini, diketahui bahwa WSBP mengalami defisiensi modal hingga Rp 3,06 triliun. Selain itu perusahaan juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 276,82 miliar. Perusahaan juga tidak pernah membukukan laba sejak pandemi dan mulai mengalami defisiensi modal sejak akhir tahun lalu.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular