
Logam Dasar Naik Setelah FOMC, Kok NIkel Turun?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia melemah pada perdagangan hari ini. Penurunan ini justru terjadi saat kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak seagresif yang diperkirakan.
Pada Kamis (28/7/2022) pukul 17.20 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 21.670/ton. Angka ini melemah 0,63% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Gerak nikel tidak senada dibandingkan dengan logam industri lainnya yang menguat. Pernyataan bos The Fed Jerome Powell terkait dampak negatif kenaikan suku bunga terhadap ekonomi AS juga mendorong logam industri. Pernyataan Powell menjadi sinyal jika The Fed kemungkinan akan sedikit mengerem kebijakan agresif mereka.
Sebelumnya bank sentral AS, Federal Reserves/The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 2,25% hingga 2,5% pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Kebijakan tersebut dianggap tidak se-hawkish ekspektasi saat inflasi Amerika Serikat (AS) melaju ke tingkat tercepat dalam 40 tahun terakhir, yakni 9,1% year- on-year/yoy. Saat itu ekspektasi pasar The Fed akan menaikkan suku bunga hingga 100 bp.
Kenaikan suku bunga acuan The Fed yang terlalu agresif akan meningkatkan risiko reses. Hal tersebut yang kemudian masih membayangi laju nikel.
Begitu juga dengan tindakan penguncian yang diperpanjang di tengah gelombang baru virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di konsumen utama China.
China adalah konsumen terbesar nikel di dunia dengan konsumsi sebesar 1,31 juta ton pada 2020, mengacu data Statista. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga nikel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih