
Ramalan Seram Ekonomi Dunia Buat Harga Nikel Lesu

Jakarta, CNBC Indonesia - Prospek ekonomi masih suram sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap permintaan logam industri seperti nikel. Hal ini yang kemudian menekan harga komoditas tersebut.
Pada Senin (25/7/2022) pukul 15.15 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 21.960/ton, melemah 0,73% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Prospek ekonomi untuk beberapa bulan mendatang masih suram karena dipandang semakin menuju ke arah perlambatan yang serius. Aktivitas bisnis di Amerika Serikat, ekonomi terbesar di dunia, mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun pada bulan ini. Sementara aktivitas di Eropa mundur untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun, dan pertumbuhan di Inggris berada pada level terendah dalam 17 bulan.
Lockdown ketat akibat penularan virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di China dan invasi Rusia ke Ukraina semakin merusak rantai pasokan global yang belum pulih dari pandemi membuat ekonomi makin melemah.
Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global juga membayangi prospek pemulihan di Asia dengan pertumbuhan aktivitas pabrik melambat di Jepang dan Australia yang turut menekan permintaan logam dasar industri.
Aktivitas manufaktur Jepang tumbuh pada laju paling lambat dalam 10 bulan di bulan Juli. Sedangkan aktivitas manufaktur di Australia juga turun jatuh ke 55,7 pada Juli dari 56,2 pada Juni.
Pertumbuhan ekonomi China melambat tajam pada kuartal kedua, dibebani oleh lockdown akibat gelombang baru virus Corona yang meluas dan menunjukkan tekanan terus-menerus selama beberapa bulan mendatang dari prospek global yang semakin gelap.
Saat ekonomi tidak bertumbuh, aktivitas berbagai industri akan lesu. Logam industri seperti nikel juga akan tertekan karena prospek permintaan yang lesu. Saat permintaan turun, harga pun mengikuti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih