Gara-gara The Fed Mau Rapat, Harga Perak Kembali Turun 0,32%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
25 July 2022 12:50
Petugas menunjukkan cincin perak di pasar mas Cikini, Senin, 22/11. Harga perak dunia turun pada perdagangan ini di tengah kebimbangan antara potensi inflasi yang lebih tinggi dan sikap The Fed yang menahan suku bunga. Harga perak di pasar spot tercatat US$ 15,0200/troy ons, turun 0,12% . Pantauan CNBC Indonesia di lokasi. Harga perak terpantau stabil Di toko Bukit Mas, harga perak dijual per-ring seharga Rp700 ribu. Di Toko Yossi berlian perak dijual per gram seharga Rp200 ribu.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia melemah mengawali perdagangan pekan ini. Sentimen mengenai suku bunga masih membayangi laju safe haven ini.

Pada Senin (25/7/2022) pukul 12.23 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 18.54/ons. Level ini turun 0,32% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Fokus utama minggu ini adalah pada pertemuan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/TheFed) selama dua hari yang berakhir pada hari Rabu waktu setempat. Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bp).

Jajak pendapat Reuters 14-20 Juli menemukan 98 dari 102 ekonom memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada akhir pertemuan 26-27 Juli menjadi 2,25%-2,50%. Empat sisanya mengatakan mereka mengharapkan kenaikan 100 basis poin.

Kenaikan suku bunga dalam upaya untuk memadamkan inflasi yang sangat tinggi. Sebagai catatan, inflasi mencapai 9,1% pada Juni tertinggi dalam empat dekade yang lalu.

Kenaikan suku bunga memudarkan kilau perak sebagai lindung nilai karena meningkatkan biaya peluang untuk aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Kebijakan moneter yang ketat saat ini merupakan langkah besar karena meningkatkan kemungkinan resesi selama tahun depan menjadi 40%, berdasarkan jajak pendapat ekonom Reuters ditemukan.

Prediksi dari jajak pendapat terbaru menunjukkan kemungkinan 40% resesi AS akan terjadi tahun depan, dengan kemungkinan 50% terjadi dalam dua tahun lagi. Hal tersebut adalah peningkatan yang signifikan dari 25% dan 40% dalam jajak pendapat Juni.

"Tampaknya ada pajak inflasi pada konsumen dan itu terus menumpuk dan mengambil korban dan akhirnya mendorong ekonomi ke dalam resesi ringan," kata Aditya Bhave, ekonom senior AS di Bank of America Securities.

Sementara lebih dari 90% atau 47 dari 51 responden mengatakan potensi resesi akan ringan atau sangat ringan. Hanya empat orang yang mengatakan itu akan parah.

Resesi yang terjadi dikhawatirkan akan mengurangi permintaan perak sebagai logam industri. Permintaan turun, harga mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anjlok Hampir 2%, Harga Perak Terendah dalam 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular