Dolar AS Melemah Bikin Harga Perak Naik Meski Tipis

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
20 July 2022 14:31
Petugas menunjukkan cincin perak di pasar mas Cikini, Senin, 22/11. Harga perak dunia turun pada perdagangan ini di tengah kebimbangan antara potensi inflasi yang lebih tinggi dan sikap The Fed yang menahan suku bunga. Harga perak di pasar spot tercatat US$ 15,0200/troy ons, turun 0,12% . Pantauan CNBC Indonesia di lokasi. Harga perak terpantau stabil Di toko Bukit Mas, harga perak dijual per-ring seharga Rp700 ribu. Di Toko Yossi berlian perak dijual per gram seharga Rp200 ribu.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia menguat tipis pada perdagangan hari ini karena tarik-menarik sentimen antara pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga bank sentral dunia.

Pada Rabu (20/7/2022) pukul 13.54 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 18,76/ons, naik 0,14% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.

Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 106,56, turun 0,12% dibandingkan hari sebelumnya. Ini jadi sentimen positif bagi perak yang dibanderol dengan dolar. Sebab menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Harga perak sebagai aset safe haven juga didukung oleh inflasi Inggris yang melonjak ke rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Inflasi Inggris pada Juni 2022 tercatat sebesar 9,4% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Berdasarkan data dari Kantor Statistik Nasional Inggris yang dirilis Rabu (20/7/2022), inflasi naik dari Mei 2022 sebesar 9,1% dan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan konsensus para ekonom sebesar 9,3%.

Namun, inflasi yang mencapai angka tersebut atau bahkan lebih, dapat menjadi landasan bank sentral Inggris (BoE) menaikkan suku bunganya kembali pada Agustus. Saat ini suku bunga BoE sebesar 1,25%.

Tak hanya Inggris, di Eropa inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) final mencapai 8,6% year-on-year (yoy) pada bulan Juni. Ini lebih tinggi dari rilis awal 8,1% (yoy) dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Dengan inflasi yang semakin tinggi, ada kemungkinan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pun dijadwalkan bertemu pada 26-27 Juli, ketika diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps.

Kenaikan suku bunga membuat kilau perak redup karena biaya peluang memegang perak meningkat mengingat perak tidak memberikan imbal hasil.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anjlok Hampir 2%, Harga Perak Terendah dalam 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular