
Kinerja Keuangan Emiten Beragam, Dow Futures Tertekan..

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis (21/7/2022), setelah musim rilis kinerja keuangan yang beragam dari Tesla dan Alcoa.
Kontrak futures indeks Dow Jones terkoreksi 99 poin atau 0,3%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq turun yang masing-masing sebesar 0,2% dan 0,1%.
Saham Alcoa dan CSX melesat di pra-pembukaan perdagangan setelah perusahaannya melaporkan kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi pasar. Sementara, saham Tesla berayun setelah perusahaan tersebut merilis neraca keuangan yang melebihi prediksi tapi melaporkan margin yang menurun.
United Airlines mengumumkan akan mengembalikan keuntungannya pada kuartal II-2022, tapi nyatanya kinerja keuangannya di bawah ekspektasi pasar. Sehingga, saham United Airlines jatuh lebih dari 6% di pra-pembukaan perdagangan.
AT&T, American Airlines, dan Snap dijadwalkan akan merilis kinerja keuangan hari ini.
Sejauh ini, sebanyak 13% dari indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangan kuartal II-2022 dan sebanyak dua pertiganya telah melaporkan neraca keuangan yang solid, jika mengacu pada FactSet.
Musim rilis yang beragam dan pelemahan kontrak berjangka, terjadi ketika bursa saham AS reli pada Rabu (20/7), di mana ketiga indeks saham menyentuh level tertingginya sejak satu bulan.
Indeks Nasdaq melonjak hampir 1,6% pada Rabu (20/7). Di sepanjang pekan ini, Nasdaq melesat 3,9%.
Sementara indeks Dow Jones dan S&P 500 telah menguat sejak tiga hari dari empat hari perdagangan. Indeks blue-chip telah melesat 1,9% di sepanjang pekan ini dan indeks S&P 500 menguat 2,5% sejauh ini.
"Sentimen bullish di pasar sepertinya telah kembali dan kita melihat reli yang tajam di sektor teknologi, kripto, dan aset berisiko lainnya di beberapa hari ini," tutur Analis Investasi eToro Callie Cox dikutip CNBC International.
Sisi lainnya, saham Carnival jatuh lebih dari 10% setelah perusahaan kapal tersebut melaporkan untuk menjual sahamnya senilai US$ 1 miliar. Untuk selanjutnya, investor masih menantikan data klaim pengangguran.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?