
RI Butuh Suku Bunga Rendah Buat Bangkit dari 'Kubur'

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi inti dan umum akan meningkat ke depan. Kondisi tersebut mempersempit ruang BI untuk mempertahankan suku bunga acuan.
"Kami memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan hingga 75 bps menjadi maksimum 4,25% pada semester II-2022," tutur Faisal, dalam Macro Brief.
Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana mengatakan BI kemungkinan akan menimbang dampak dari kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) kepada pasar domestik terlebih dahulu sebelum menentukan kebijakan suku bunga. Sebagai catatan, The Fed akan menggelar FOMC (Federal Open Meeting Committee) pekan depan.
"Kami memperkirakan BI akan mengawasi pergerakan inflasi inti serta reaksi pasar terhadap keputusan FOMC" tutur Wisnu, kepada CNBC Indonesia.
Wisnu menambahkan jika inflasi inti melonjak ke atas 3% atau rupiah terdepresiasi cukup setelah rapat FOMC dalam maka besar kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga bulan depan.
"Namun, hingga BI belum memberi tanda-tanda kenaikan," imbuhnya.
Ekonom DBS Radhika Rao mengatakan keputusan BI mempertahankan suku bunga bulan ini menunjukkan inflasi belum menjadi game changer bagi penentuan suku bunga.
Dia memperkirakan BI baru akan mengubah kebijakan jika inflasi inti menembus 3% lebih.
"Inflasi inti diperkirakan menembus 3% lebih pada akhir kuartal III-2022. Mungkin saat itulah BI baru akan mempertimbangkan kenaikan," tuturnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]