Cerita Lengkap Korupsi KRAS, Hingga Fazwar Bujang Tersangka

dhf, CNBC Indonesia
19 July 2022 08:34
Krakatau Steel
Foto: Dok Krakatau Steel

Komisaris Independen PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Roy Maningkas mengungkapkan proyek blast furnace bisa membuat perusahaan rugi hingga Rp 1,17- 1,38 triliun per tahun (US$ 85-96 juta). Pasalnya, harga pokok produksi dari blast furnace justru menjadi lebih mahal, otomatis harga produk pun akan lebih mahal di pasaran.

"Saya menghitung harga pokok produksi akan lebih mahal sekitar US$ 70-82 per ton. Kalau kapasitasnya 1,2 juta ton kan besar sekali kerugiannya," kata Roy kepada CNBC Indonesia, Rabu (24/07/2019).

Ia berkali-kali melayangkan surat pada direksi maupun Kementerian BUMN perihal proyek untuk menghasilkan hot metal ini tersebut. Pada kenyataannya proyek dijalankan terus, hingga direksi menyatakan siap beroperasi. Padahal Roy menilai proyek tersebut belum siap dijalankan.

"Kami berkali-kali kirim surat ke direksi dan Kementerian BUMN, karena ini bukan lampu kuning tapi lampu merah," tegasnya.

Untuk proyek blast furnace Krakatau Steel sudah mengeluarkan uang sekitar US$ 714 juta atau setara Rp 10 triliun. Terjadi over-run atau membengkak Rp 3 triliun, dari rencana semula Rp 7 triliun.

Proyek sempat berjalan, namun dihentikan pada bulan kedua. Roy pun merasa hal ini tidak beres, dan akan semakin memberatkan keuangan perusahaan.

Berdasarkan keterangan direksi, penghentian operasional blast furnace dilakukan untuk menghindari temuan BPK dan klaim dari kontraktor. Selain itu, jika bahan baku hanya mencukupi untuk dua bulan, menurutnya jangan terburu-buru dijalankan.

(RCI/dhf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular