Emiten Milik Kaesang Rights Issue Hingga IPO Jhonlin dan Mora

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Selasa, 12/07/2022 07:35 WIB
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,27% ke 6.722,15 pada perdagangan awal pekan, Senin (11/7/2022).

IHSG sempat menguat di awal-awal perdagangan. Namun nahas, indeks harus tergelincir ke zona merah.

Asing kembali melanjutkan aksi jualnya di pasar saham domestik. Data perdagangan mencatat investor asing net sell sebesar Rp 251 miliar di pasar reguler.


Lalu bagaimana dengan pergerakan pasar hari ini? Simak dahulu kabar emiten sebelum memulai perdagangan Selasa (12/7/2022):

1. Perusahaan Milik Kaesang Cs Rights Issue 784 Juta Saham

Perusahaan konsumen berbasis ekspor PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Hal itu telah disepakati oleh para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Direktur Utama PMMP Martinus Soesilo mengungkapkan, perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 784 juta saham dengan nilai nominal Rp 100. Sesuai Pasal 8 ayat (3) POJK 32/2015, jangka waktu antara tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehubungan dengan rencana PMHMETD sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan.

Perusahaan yang juga milik Kaesang Pangarep melalui GK Hebat ini bakal menggunakan dana rights issue untuk membiayai rencana ekspansi usaha perusahaan pada tahun 2023 untuk memulai pembangunan pabrik ke-9 di Situbondo, Jawa Timur.

2. Pabrikan Laptop Hingga Bisnis Telco, Cek 10 Calon Emiten BEI!

Sebanyak sepuluh calon emiten baru berencana untuk menawarkan sahamnya kepada investor publik selama sisa bulan Juli 2022. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di lintas sektor dengan target pengumpulan dana yang bervariasi.

Kesepuluh perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) dari tanggal 11 Juli hingga 1 Agustus 2022 adalah sebagai berikut: Dewi Shri Farmindo (DEWI); Mora Telematika Indonesia (MORA); Tera Data Indonusa (AXIO); Hillcon (HILL); Habco Trans Maritama (HATM); Bangun Karya Perkasa Jaya (KRYA); Agung Menjangan Mas (AMMS); Utama Radar Cahaya (RCCC); Jhonlin Agro Raya(JARR) dan; Aman Agrindo (GULA).

Sepuluh calon emiten tersebut berpotensi untuk meraih maksimal pendanaan Rp 2,98 triliun dari publik apabila harga yang disetujui berada di batas atas kisaran harga yang ditargetkan perusahaan selama masa book building. Selain itu, sepuluh perusahaan tersebut juga berpotensi menambah Rp 21,26 triliun dalam kapitalisasi pasar di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Emiten dengan target pengumpulan dana terbesar adalah perusahaan telekomunikasi Moratelindo yang sempat dikabarkan akan merger dengan emiten telekomunikasi Grup Sinarmas Smartfren Telecom (FREN) pasca akuisisi 20,5% saham perusahaan lewat anak usaha FREN PT Smart Telecom (Smartel). MORA menargetkan pengumpulan dana maksimal Rp 1,03 triliun dengan valuasi perusahaan pasca IPO mencapai Rp 9,40 triliun dan merupakan yang terbesar di antara semua yang akan unjuk gigi di pasar IPO bulan ini.

Selanjutnya ada perusahaan jasa penambangan, Hillcon, yang berambisi mengumpulkan dana publik Rp 884,6 miliar dengan menerbitkan maksimal 15% saham baru. Perusahaan milik Haji Isam, pengusaha batu bara asal Kaltim, yang bergerak di sektor perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit terpadu juga berencana menukarkan 15,29% saham baru dengan dana publik maksimal Rp 366,88 miliar.

Kemudian ada perusahaan pelayaran yang berbasis di Riau, Habco Trans Maritama, yang berencana mengumpulkan dana IPO maksimal Rp 305 miliar. Perusahaan terakhir yang mengincar dana publik di atas Rp 100 miliar adalah pabrikan laptop Axioo, Tera Data Indonusa, yang menawarkan 17,81% saham baru kepada masyarakat untuk mengumpulkan dana maksimal Rp 145,62 miliar.

Adapun lima emiten lain mengincar dana publik kurang dari Rp 100 miliar dan masing-masing memiliki kapitalisasi pasar pasca IPO kurang dari Rp 1 triliun.

3. Haji Isam 'Cari' Duit, Giring Jhonlin Agro IPO Rp 366 M

Daftar emiten perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal bertambah panjang. Ini sejalan dengan rencana initial public offering (IPO) PT Johnlin Agro Raya.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Jhonlin bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,22 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Ini setara 15,29% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Adapun rentang harga penawarannya antara Rp 250-Rp 300 per saham. Dus, perusahaan bakal meraup dana segar antara Rp 305,5 miliar hingga Rp 366,6 miliar.

Itu bukan jumlah yang terlalu besar. Namun, yang menarik, perusahaan merupakan anak usaha Jhonlin Group milik pengusaha Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam.

Haji Isam sendiri tengah tersandung kasus dugaan suap pajak sekitar Rp 2,5 miliar lewat anak usaha perusahaan PT Jhonlin Baratama.

4. Anak Muda Transformasi Baba Rafi Jadi Korporasi, Bakal IPO?

PT Sari Kreasi Boga (SKB) food bakal bertransformasi. Usaha kecil menengah (UKM) pionir waralaba Kebab Baba Rafi ini tengah bersolek untuk menjadi korporasi.
Pandemi Covid-19 menghantam hampir seluruh sektor UKM. Namun, kondisi ini pula yang menjadi batu loncatan SKB Food.

"Dampak dari tekanan pandemi tentu saja ada. Kami di SKB Food pun turut merasakannya. Tapi kami mencoba berinovasi dengan memperluas pasar supply bahan baku dari semula hanya ke jaringan waralaba menjadi ke lebih banyak pihak mulai dari toko kelontong, warteg, warung padang, dan banyak lagi," terang Eko Pujianto, Direktur Utama SKB Food kepada CNBC Indonesia, Senin (11/7/2022).

Hasilnya, bukan hanya bertahan, SKB Food justru mencatatkan kinerja positif pada tahun kedua pandemi. Eko mengungkapkan laba bersih Perseroan pada 2021 tumbuh di atas 100% dibandingkan pada tahun 2020.

Founder sekaligus Direktur Bisnis Development SKB Food, Nilamsari, mengatakan sejak memulai usaha pada tahun 2003 di Surabaya, Baba Rafi dikenal sebagai pelaku usaha kuliner gerobakan di trotoar. Ketika memulai bisnis waralaba pada 2005 sampai akhirnya memiliki 336 outlet di banyak daerah di Indonesia pada 2007, statusnya masih sama, sebagai UKM yang memberdayakan UMKM melalui gerobak kebab.

Setelah itu Baba Rafi terus berkembang sampai memiliki 1.300 UMKM mitra. Sepanjang itu pula pengelolaan bisnis masih sama yaitu sebagai UKM.

5. Cari Emas, Emiten Milik Sandiaga Cs Ini Keluarkan Rp 300 M

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terus melanjutkan kegiatan eksplorasi di tiga daerah, yaitu Tujuh Bukit di Jawa Timur, Pulau Wetar di Maluku Barat, dan Pani di Gorontalo. Perusahaan yang dimiliki Sandiaga Uno melalui PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini mengeluarkan Rp 300,78 miliar sepanjang kuartal II-2022 untuk aktivitas eksplorasi tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Senin (11/7/2022), kegiatan di daerah Tujuh Bukit difokuskan pada sumber daya tembaga-emas dan emas-perak. Fokus eksplorasi di daerah Pulau Wetar ditujukan untuk sumber daya tembaga. Sedang di daerah Pani difokuskan pada eksplorasi sumber daya emas.

Secara rinci, total pengeluaran terkait kegiatan eksplorasi di Tujuh Bukit sebesar Rp 179,81 miliar yang terdiri dari pemeliharaan terowongan, pengeboran definisi sumber daya bawah tanah, dan pekerjaan tes terkait. Sementara untuk Proyek Wetar sebesar Rp 37,29 miliar dan untuk Proyek Pani sebesar Rp 57,78 miliar.

Untuk diketahui, beberapa pemegang saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjual sebagian kepemilikan saham perusahaan emas yang berlokasi di Jawa Timur tersebut. Aktivitas itu terjadi belum lama ini.

MDKA juga sempat mengumumkan dua aksi korporasi besar tidak lama ini. Pertama adalah persetujuan dari pemegang saham terkait rencana pembelian kembali (buyback) saham perusahaan maksimal 0,5% senilai Rp 600 miliar.

Kedua adalah persetujuan pemegang saham untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan mengeluarkan maksimal 2,29 miliar lembar saham atau maksimal 10%. 


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor

Pages