
Emiten Grup MNC Jajaki Top Gainers, SWID Bertahan di Losers

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Senin (11/7/2022) kemarin, di tengah sentimen terkait perlambatan ekonomi global yang masih dominan di kalangan pelaku pasar.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,27% ke posisi 6.722,145. Tetapi IHSG cenderung bertahan di zona psikologis 6.700, meski sempat menyentuh zona psikologis di 6.600 sekitar pukul 14:00 WIB kemarin.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,18% di posisi 6.752,61. Selang 30 menit setelah dibuka, IHSG langsung berbalik arah ke zona koreksi hingga akhir perdagangan kemarin.
Nilai transaksi indeks pada kemarin hanya mencapai sekitaran Rp 8 triliun dengan melibatkan 19 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 251 saham menguat, 252 saham melemah, dan 184 saham stagnan.
Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 251,21 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.
Di tengah terkoreksinya lagi IHSG pada perdagangan kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Beberapa saham Grup MNC milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo beterbangan dan masuk ke jajaran top gainers pada perdagangan kemarin.
Saham emiten holding keuangan Group MNC yaitu PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) memimpin penguatan dengan meroket 33,65% ke posisi Rp 139/saham.
Selanjutnya ada PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan PT MNC Land Tbk (KPIG) melesat masing-masing 13,91% dan 12,94%. Saham BCAP, BABP, dan KPIG pun masuk ke jajaran top gainers kemarin.
Penguatan harga saham-saham milik salah satu orang terkaya di Indonesia ini ditengarai karena adanya peresmian hotel berbintang 6 yaitu Park Hyatt yang merupakan portfolio dari KPIG.
Acara peresmian itu dilakukan pada Jumat pekan lalu. Dalam acara tersebut turut hadir beberapa menteri seperti Agus Gumiwang Kartasasmita (Menperin), Erick Thohir (Menteri BUMN), Sandiaga Uno (Menparekraf), Prabowo Subianto (Menhan), Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian), Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi/Kepala BKPM) hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Chairman dari MNC Group yaitu Hary Tanoesoedibjo mengatakan lokasi ini diharapkan bisa dikembangkan menjadi seperti Worth Avenue Florida.
Airlangga Hartarto dalam sambutannya mengatakan bahwa nilai investasi untuk hotel Park Hyatt mencapai Rp 2,8 triliun dan mempekerjakan 400 orang.
Untuk diketahui Park Hyatt menempati 17 lantai teratas dari Gedung Park Tower setinggi 37 lantai yang akan menjadi landmark ikonik baru di Jakarta.
Selain tiga saham Grup MNC yang masuk ke jajaran top gainers kemarin, saham yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pekan lalu yakni saham PT PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) juga masuk ke jajaran top gainers kemarin.
Saham TRGU ditutup melejit 24,43% ke posisi harga Rp 326/saham. Nilai transaksi saham TRGU pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 2,32 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 7,13 juta lembar saham.
Berdasarkan data perdagangan, sejak debut perdananya di bursa pada Jumat pekan lalu hingga kemarin, saham TRGU sudah melonjak hingga 55,24%.
Cerestar Indonesia telah menetapkan harga penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 210 per saham. Cerestar melepas 1,5 miliar saham baru atau sebanyak 18,87% dari jumlah seluruh modal disetor Perseroan setelah IPO.
"Jumlah seluruh Penawaran Umum Perdana Saham ini sebesar Rp 315 miliar," tulis prospektus, Senin (4/7/2022) lalu.
Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan mengungkapkan optimismenya pada bidang produk olahan gandum. Pada masa mendatang, Indra yakin TRGU bisa tumbuh dan mengembangkan potensi bisnis biji-bijian lainnya.
"Dengan populasi Indonesia yang tinggi, industri tepung punya potensi yang besar. Kini, kami meramaikan pasar modal Indonesia, dan semoga bisa berpartisipasi dalam memajukan ekonomi nasional," ungkap Indra.
Sebagai informasi, TRGU bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan sub sektor Food & Beverage. Adapun Industri dan sub industri dari TRGU adalah Processed Foods.