Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,27% ke 6.722,15 pada perdagangan awal pekan, Senin (11/7/2022).
IHSG sempat menguat di awal-awal perdagangan. Namun nahas, indeks harus tergelincir ke zona merah.
Asing kembali melanjutkan aksi jualnya di pasar saham domestik. Data perdagangan mencatat investor asing net sell sebesar Rp 251 miliar di pasar reguler.
Lalu bagaimana dengan pergerakan pasar hari ini? Simak dahulu kabar emiten sebelum memulai perdagangan Selasa (12/7/2022):
1. Perusahaan Milik Kaesang Cs Rights Issue 784 Juta Saham
Perusahaan konsumen berbasis ekspor PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Hal itu telah disepakati oleh para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Direktur Utama PMMP Martinus Soesilo mengungkapkan, perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 784 juta saham dengan nilai nominal Rp 100. Sesuai Pasal 8 ayat (3) POJK 32/2015, jangka waktu antara tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehubungan dengan rencana PMHMETD sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan.
Perusahaan yang juga milik Kaesang Pangarep melalui GK Hebat ini bakal menggunakan dana rights issue untuk membiayai rencana ekspansi usaha perusahaan pada tahun 2023 untuk memulai pembangunan pabrik ke-9 di Situbondo, Jawa Timur.
2. Pabrikan Laptop Hingga Bisnis Telco, Cek 10 Calon Emiten BEI!
Sebanyak sepuluh calon emiten baru berencana untuk menawarkan sahamnya kepada investor publik selama sisa bulan Juli 2022. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di lintas sektor dengan target pengumpulan dana yang bervariasi.
Kesepuluh perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) dari tanggal 11 Juli hingga 1 Agustus 2022 adalah sebagai berikut: Dewi Shri Farmindo (DEWI); Mora Telematika Indonesia (MORA); Tera Data Indonusa (AXIO); Hillcon (HILL); Habco Trans Maritama (HATM); Bangun Karya Perkasa Jaya (KRYA); Agung Menjangan Mas (AMMS); Utama Radar Cahaya (RCCC); Jhonlin Agro Raya(JARR) dan; Aman Agrindo (GULA).
Sepuluh calon emiten tersebut berpotensi untuk meraih maksimal pendanaan Rp 2,98 triliun dari publik apabila harga yang disetujui berada di batas atas kisaran harga yang ditargetkan perusahaan selama masa book building. Selain itu, sepuluh perusahaan tersebut juga berpotensi menambah Rp 21,26 triliun dalam kapitalisasi pasar di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Emiten dengan target pengumpulan dana terbesar adalah perusahaan telekomunikasi Moratelindo yang sempat dikabarkan akan merger dengan emiten telekomunikasi Grup Sinarmas Smartfren Telecom (FREN) pasca akuisisi 20,5% saham perusahaan lewat anak usaha FREN PT Smart Telecom (Smartel). MORA menargetkan pengumpulan dana maksimal Rp 1,03 triliun dengan valuasi perusahaan pasca IPO mencapai Rp 9,40 triliun dan merupakan yang terbesar di antara semua yang akan unjuk gigi di pasar IPO bulan ini.
Selanjutnya ada perusahaan jasa penambangan, Hillcon, yang berambisi mengumpulkan dana publik Rp 884,6 miliar dengan menerbitkan maksimal 15% saham baru. Perusahaan milik Haji Isam, pengusaha batu bara asal Kaltim, yang bergerak di sektor perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit terpadu juga berencana menukarkan 15,29% saham baru dengan dana publik maksimal Rp 366,88 miliar.
Kemudian ada perusahaan pelayaran yang berbasis di Riau, Habco Trans Maritama, yang berencana mengumpulkan dana IPO maksimal Rp 305 miliar. Perusahaan terakhir yang mengincar dana publik di atas Rp 100 miliar adalah pabrikan laptop Axioo, Tera Data Indonusa, yang menawarkan 17,81% saham baru kepada masyarakat untuk mengumpulkan dana maksimal Rp 145,62 miliar.
Adapun lima emiten lain mengincar dana publik kurang dari Rp 100 miliar dan masing-masing memiliki kapitalisasi pasar pasca IPO kurang dari Rp 1 triliun.
3. Haji Isam 'Cari' Duit, Giring Jhonlin Agro IPO Rp 366 M
Daftar emiten perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal bertambah panjang. Ini sejalan dengan rencana initial public offering (IPO) PT Johnlin Agro Raya.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Jhonlin bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,22 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Ini setara 15,29% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun rentang harga penawarannya antara Rp 250-Rp 300 per saham. Dus, perusahaan bakal meraup dana segar antara Rp 305,5 miliar hingga Rp 366,6 miliar.
Itu bukan jumlah yang terlalu besar. Namun, yang menarik, perusahaan merupakan anak usaha Jhonlin Group milik pengusaha Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam.
Haji Isam sendiri tengah tersandung kasus dugaan suap pajak sekitar Rp 2,5 miliar lewat anak usaha perusahaan PT Jhonlin Baratama.
4. Anak Muda Transformasi Baba Rafi Jadi Korporasi, Bakal IPO?
PT Sari Kreasi Boga (SKB) food bakal bertransformasi. Usaha kecil menengah (UKM) pionir waralaba Kebab Baba Rafi ini tengah bersolek untuk menjadi korporasi.
Pandemi Covid-19 menghantam hampir seluruh sektor UKM. Namun, kondisi ini pula yang menjadi batu loncatan SKB Food.
"Dampak dari tekanan pandemi tentu saja ada. Kami di SKB Food pun turut merasakannya. Tapi kami mencoba berinovasi dengan memperluas pasar supply bahan baku dari semula hanya ke jaringan waralaba menjadi ke lebih banyak pihak mulai dari toko kelontong, warteg, warung padang, dan banyak lagi," terang Eko Pujianto, Direktur Utama SKB Food kepada CNBC Indonesia, Senin (11/7/2022).
Hasilnya, bukan hanya bertahan, SKB Food justru mencatatkan kinerja positif pada tahun kedua pandemi. Eko mengungkapkan laba bersih Perseroan pada 2021 tumbuh di atas 100% dibandingkan pada tahun 2020.
Founder sekaligus Direktur Bisnis Development SKB Food, Nilamsari, mengatakan sejak memulai usaha pada tahun 2003 di Surabaya, Baba Rafi dikenal sebagai pelaku usaha kuliner gerobakan di trotoar. Ketika memulai bisnis waralaba pada 2005 sampai akhirnya memiliki 336 outlet di banyak daerah di Indonesia pada 2007, statusnya masih sama, sebagai UKM yang memberdayakan UMKM melalui gerobak kebab.
Setelah itu Baba Rafi terus berkembang sampai memiliki 1.300 UMKM mitra. Sepanjang itu pula pengelolaan bisnis masih sama yaitu sebagai UKM.
5. Cari Emas, Emiten Milik Sandiaga Cs Ini Keluarkan Rp 300 M
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terus melanjutkan kegiatan eksplorasi di tiga daerah, yaitu Tujuh Bukit di Jawa Timur, Pulau Wetar di Maluku Barat, dan Pani di Gorontalo. Perusahaan yang dimiliki Sandiaga Uno melalui PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini mengeluarkan Rp 300,78 miliar sepanjang kuartal II-2022 untuk aktivitas eksplorasi tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Senin (11/7/2022), kegiatan di daerah Tujuh Bukit difokuskan pada sumber daya tembaga-emas dan emas-perak. Fokus eksplorasi di daerah Pulau Wetar ditujukan untuk sumber daya tembaga. Sedang di daerah Pani difokuskan pada eksplorasi sumber daya emas.
Secara rinci, total pengeluaran terkait kegiatan eksplorasi di Tujuh Bukit sebesar Rp 179,81 miliar yang terdiri dari pemeliharaan terowongan, pengeboran definisi sumber daya bawah tanah, dan pekerjaan tes terkait. Sementara untuk Proyek Wetar sebesar Rp 37,29 miliar dan untuk Proyek Pani sebesar Rp 57,78 miliar.
Untuk diketahui, beberapa pemegang saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjual sebagian kepemilikan saham perusahaan emas yang berlokasi di Jawa Timur tersebut. Aktivitas itu terjadi belum lama ini.
MDKA juga sempat mengumumkan dua aksi korporasi besar tidak lama ini. Pertama adalah persetujuan dari pemegang saham terkait rencana pembelian kembali (buyback) saham perusahaan maksimal 0,5% senilai Rp 600 miliar.
Kedua adalah persetujuan pemegang saham untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan mengeluarkan maksimal 2,29 miliar lembar saham atau maksimal 10%.
6. Darma Henwa Bakal Private Placement, Rilis 30 Miliar Saham
Perusahaan jasa kontraktor dan pertambangan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) akan berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) untuk mengubah struktur permodalan. Perusahaan akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, tanggal 19 Agustus 2022 mendatang untuk meminta persetujuan pemegang saham.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 30 miliar lembar saham seri B baru yang berasal dari saham portepel dengan nilai nominal sebesar Rp 50 per lembar saham. "Dengan menimbang kondisi pasar dan kinerja perusahaan sejak persetujuan PMHMETD lalu sampai saat ini, maka perusahaan menilai perlu untuk melaksanakan PMHMETD dan mengubah struktur permodalan," tulis manajemen, Senin (11/7/2022).
Nantinya, saham baru tersebut akan dikeluarkan dari portepel dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk Peraturan BEI No. I-A. Adapun periode pelaksanaan PMETD akan dilakukan dalam jangka waktu yang dianggap tepat dan wajar, namun tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal disetujuinya PMHMETD dalam RUPSLB. Penerbitan HMETD akan dilaksanakan sesuai dengan Pernyataan Efektif PMHMETD oleh OJK dan peraturan perundangan yang berlaku.
Sementara, dana yang akan digunakan dari PMHMETD , setelah dikurangi dengan seluruh biaya, ongkos, dan pengeluaran lainnya yang terkait dengan PMHMETD), untuk pembayaran hutang sehubungan dengan kegiatan operasional Perseroan. Selanjutnya, untuk belanja modal untuk pemeliharaan peralatan (maintenance) dan pembelian peralatan pendukung (supporting equipment), serta modal kerja untuk kegiatan operasional.
"Rincian mengenai penggunaan dana akan disesuaikan dengan kondisi pada saat HMETD diterbitkan dengan mempertimbangkan pengelolaan modal yang optimal untuk kepentingan Perseroan. Manajemen Perseroan berhak untuk melakukan penyesuaian terhadap penggunaan dana dengan mempertimbangkan," tuturnya.
Perseroan optimis bahwa rencana ini dapat berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, memperkuat kinerja operasional dan struktur permodalan Perseroan. Selain itu, penambahan modal juga dapat memperbaiki rasio total liabilitas terhadap total ekuitas Perseroan dengan pembayaran kewajiban keuangan, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada laba Perseroan dan diharapkan dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh Pemegang Saham Perseroan.
Adapun asumsi harga pelaksanaan dilihat berdasarkan dari ekspektasi perusahaan terhadap harga saham yang sewajarnya, mengingat kinerja yang solid dan prospek Perseroan kedepan yang positif.
7. Ini Alasan Bank Muamalat Listing di BEI Akhir 2023
Bank Muamalat berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencana ini kabarnya bakal dilakukan pada akhir 2023.
Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana, mengatakan hal ini sejalan dengan aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, rencana ini akan sesuai dengan konsolidasi antara perseroan dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang kini menjadi pemegang saham pengendali Bank Muamalat.
"Akan turn around akhir 2023 sesuai permintaan pemegang saham dan sudah disampaikan kepada OJK," jelas Permana kepada media di Jakarta, Senin (11/7/2022).
Ia menambahkan, Bank Muamalat pada 2023 sudah lebih baik dibandingkan saat ini yang tengah fokus memperbaiki kondisi. Dus, ini bakal menjadi momentum yang tepat untuk mencatatkan saham di BEI. Asal tahu saja, Bank Muamalat saat ini sudah berstatus perusahaan terbuka, namun sahamnya belum diperdagangkan di bursa efek.
8. Kontribusi Antam ke Negara Capai Rp 2,05 Triliun Pada 2021
Perusahaan BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam yang merupakan anggota holding industri pertambangan MIND ID mencatat kenaikan pemberian kontribusi kepada negara sebesar 170%.
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, pada tahun 2021, Antam memberikan kontribusi kepada negara senilai Rp 2,05 triliun. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode tahun 2020 yang sebesar Rp 758,81 miliar.
"Sebagai perusahaan yang menjadi salah satu sumber pendapatan negara, Antam senantiasa patuh dalam melakukan pembayaran pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan dividen," ujarnya dalam keterangannya, Senin (11/7/2022).
Ia melanjutkan sebagai upaya transparansi, perseroan juga mengutamakan keterlibatan dan partisipasi pihak otoritas pajak untuk melakukan audit restitusi perpajakan.
"Antam juga berkomitmen untuk mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkait pajak maupun PNBP, dan selalu meningkatkan kontribusi kepada negara," tututnya.
Menurutnya, keterlibatan otoritas pajak dalam audit dilakukan untuk menjaga transparansi dan memastikan bahwa Antam telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
9. Hino Finance Tawarkan Obligasi Rp 700 M, Minat Beli?
Perusahaan jasa pembiayaan PT Hino Finance Indonesia akan menawarkan surat utang atau obligasi I Hino Finance Indonesia tahun 2022 sebanyak-banyaknya sebesar Rp 700 miliar.
Mengutip prospektus perseroan, Senin (11/7/2022), obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari nilai pokok obligasi yang terdiri dari dua seri, yaitu seri A berjangka waktu 370 hari dan seri B berjangka waktu 3 tahun. Namun, perseroan belum menetapkan besaran kupon untuk masing-masing tenor.
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 bulan sejak tanggal emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi.
Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 9 November 2022, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing pada tanggal 19 Agustus 2023 untuk obligasi seri A dan 9 Agustus 2025 untuk obligasi seri B.
Adapun penjamin pelaksana emisi obligasi tersebut yaitu, PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia. Sementara yang menjadi wali amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Dana yang diperoleh dari obligasi ini akan digunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk modal kerja dalam bentuk pembiayaan sebagaimana kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan.
Hino Finance adalah entitas asosiasi PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), dengan kepemilikan sebesar 40%, lalu Hino Motors Ltd 40% sedangkan 20% sisanya dimiliki oleh Summit Global Auto Management B.V.
10. Anak Usaha IMAS Jual Obligasi Rp 2 T, Digunakan Buat Apa?
PT Wahana Inti Selaras (WISEL), anak usaha tidak langsung PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), berencana menjual obligasi sebesar total Rp 2 triliun.
Perseroan menerbitkan Obligasi I Wahana Inti Selaras Tahun 2022 dengan Jumlah Pokok Obligasi sebanyak-banyaknya Rp 2 triliun, dengan tiga tenor yakni Seri A 370 hari, Seri B 3 tahun, dan Seri C 5 tahun. Namun belum ditentukan besaran kupon untuk masing-masing tenor.
Berdasarkan prospektus yang dirilis, Senin (11/7/2022), bunga obligasi akan dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi.
Pembayaran bunga obligasi pertama adalah pada 4 November 2022, lalu pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo masing-masing seri obligasi adalah pada 14 Agustus 2023 untuk Seri A, 4 Agustus 2025 untuk Seri B, dan 4 Agustus 2027 untuk Seri C.
Penjamin pelaksana emisi obligasi adalah BNI Sekuritas, Buana Capital Sekuritas, Indo Premier Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas Indonesia.
Adapun seluruh dana yang diperoleh dari obligasi ini akan digunakan oleh Perseroan dan lima perusahaan anak, untuk keperluan modal kerja antara lain untuk pembiayaan utang usaha dan pembiayaan persediaan.
Kelima anak usaha WISEL tersebut yakni PT Indotruck Utama (ITU), PT Indo Traktor Utama (INTRAMA), PT Eka Dharma Jaya Sakti (EDJS), PT Prima Sarana Gemilang (PSG), dan PT Prima Sarana Mustika (PSM).
PT Wahana Inti Selaras (WISEL) sendiri merupakan bagian dari Indomobil Group, salah satu distributor dan manufaktur berbagai merek otomotif di Indonesia.
11. Moratelindo Incar Rp 1,03 T dari IPO, Harga Rp 368-396/Saham
Setelah cukup lama tertunda, PT Mora Telematika Indonesia alias Moratelindo, kembali berencana menggelar penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Calon emiten dalam bidang aktivitas telekomunikasi dengan kabel, internet service provider, dan jasa interkoneksi internet (NAP) ini menawarkan sebanyak-banyaknya 2.610.486.000 saham baru.
Jumlah saham tersebut sebanyak-banyaknya 11% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO dengan Nilai Nominal Rp 100 setiap saham.
Berdasarkan prospektus yang dirilis, Senin (11/7/2022), Harga Penawaran yang ditawarkan berkisar antara Rp 368-396 setiap saham.
"Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebanyaknya-banyaknya Rp 1,03 triliun," tulis prospektus.
Perseroan mengadakan program alokasi saham kepada karyawan sebanyak-banyaknya 0,25% saham dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham atau sebesar 6.526.200 saham ("Program ESA").
Perseroan telah menunjuk PT BNI Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.