Usai Rekor Terendah dalam 2 Tahun, Harga Perak Naik Tipis

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 06/07/2022 16:16 WIB
Foto: Ilustrasi Perak (Image by tookapic from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia menguat tipis didukung oleh aksi beli investor memanfaatkan harga yang sudah murah, terendah dalam dua tahun terakhir. Prospek perak pun masih cukup suram ke depan karena kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi.

Pada Rabu (6/7/2022) pukul 15:55 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 19,22/ons, naik 0,14% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Prospek perak dunia ke depan masih kurang cerah karena kenaikan suku bunga dan tampaknya investor lebih memilih dolar AS untuk lindung nilai. Dollar Index (membandingkan greenback dengan enam mata uang utama) kemarin berada di 106,535 yang merupakan tertinggi dalam dua dekade. Hal ini membuat perak yang dibanderol dengan greenback menjadi kurang menarik karena lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Perak dianggap sebagai lindung nilai saat terjadi ketidakpastian dan inflasi yang tinggi. Namun suku bunga yang lebih tinggi untuk menjinakkan kenaikan inflasi meredupkan kilau emas yang tidak membayar bunga.

Melambungnya inflasi di AS dan Eropa menyebabkan bank sentral secara agresif menaikkan suku bunganya. The Fed, bank sentral AS, sudah resmi meninggalkan era suku bunga rendah. Suku bunganya sudah naik 3 kali secara agresif dan akan naik lagi.

Ke depan The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan ini. Dalam jajak pendapat Reuters 17-21 Juni, hampir tiga perempat ekonom, memperkirakan kenaikan suku bunga AS 75 basis poin lagi pada Juli. Itu akan membawa suku bunga dana fed fund ke kisaran 2,25%-2,5%.

Sementara Bank sentral Eropa (ECB) pun tampaknya akan menaikkan suku bunga bank pada bulan ini sebesar 25 basis poin. Lalu diperkirakan akan lebih agresif pada September dengan kenaikan 50 basis poin.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat biaya pelung memegang perak makin tinggi karena logam mulia itu bukan merupakan aset yang memberikan imbal hasil.

Penggunaan sebagai bahan baku industri membuat harga perak tertekan karena resesi. Laju ekonomi yang tidak bertumbuh dinilai akan membuat permintaan perak untuk kebutuhan industri susut. Permintaan turun, harga pun mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi