Menakar Arah Laju Komoditas Semester II-2022

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
04 July 2022 12:50
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Harga minyak mentah dunia pada tahun 2022 diperkirakan masih berada di atas posisi US$ 100/barrel. 

Dari sisi supply, negara-negara Uni Eropa telah setuju untuk melarang 90% dari impor yang berasal dari Rusia yang akan dihapus secara bertahap selama enam hingga delapan bulan ke depan. 

Hal ini membuat minyak Rusia susut dari pasokan dunia. OPEC memperkirakan produksi dari Rusia direvisi turun 0,25 mbd dari 10,8 juta barel per hari (mb/d) menjadi 10,63 mb/d. 

Rusia sendiri merupakan salah satu produsen minyak dunia besar di dunia. Kontribusinya berkisar 12% dibanding produksi minyak dunia.

Namun, secara keseluruhan produksi minyak mentah dunia pada 2022 diramal naik menjadi US$ 71,13 mb/d pada 2022, dari 68,88 mb/d pada tahun lalu.

Meski pasokan naik, namun mampu diimbangi oleh demand yang juga menguat. Permintaan minyak dunia global pada semester II-2022 diperkirakan sebesar 100,8 mb/d naik dari paruh pertama 2022 sebesar 98,7 mb/d. 

Hal ini dikarenakan mulai dibukanya lockdown di banyak negara setelah virus corona (Coronavirus Disease 2019/COVID-19) dikendalikan. 

Terutama di China yang merupakan konsumen utama minyak mentah dunia. Pelonggaran di Beijing dan Shanghai jadi sentimen positif bagi pasar minyak mentah dunia. 

Sehingga total permintaan minyak mentah dunia pada 2022 sebanyak 100,29 mb/d, naik 3,36% dibanding 2021.

OPEC dalam laporan bulanan nya memperkirakan rata-rata harga minyak mentah jenis brent pada 2022 senilai US$ 102,33/barrel. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding 2021 sebesar US$ 63,52/barrel. 

Sementara jenis light sweet atau WTI rata-ratanya US$ 99,2/barrel pada 2022, melonjak dari tahun lalu US$ 60,25/barrel. 

Sementara pengamat minyak veteran Citigroup Inc. Ed Morse melihat minyak mentah turun ke $80-an pada kuartal keempat karena "hambatan kuat terhadap pertumbuhan ekonomi".

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular