IHSG Tumbang, Kekayaan Konglomerat Ini Ikut 'ARB'

Tim Riset, CNBC Indonesia
04 July 2022 12:05
Anjlok Lebih Dari 3%, IHSG “Terjun Bebas” Ke Level 6.500-an(CNBC Indonesia TV)
Foto: Anjlok Lebih Dari 3%, IHSG “Terjun Bebas” Ke Level 6.500-an(CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah situasi pasar ekuitas yang masih bergejolak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,17% dan lanjut tertekan 2,62% ke 6.615,56 pada perdagangan Senin (4/7), pukul 9.58 WIB. IHSG tumbang ke level 6.600 setelah sepekan lalu IHSG konsisten berakhir di zona merah.

Sejumlah emiten milik taipan RI juga tercatat ambles cukup dalam, baik itu secara harian, bulanan hingga sejak awal tahun ini (ytd). Beberapa emiten yang sempat menguat drastis selama pandemi harga sahamnya mulai mendingin, dengan salah satu emiten kapitalisasi pasarnya terpangkas lebih dari setengah.

Sedangkan beberapa emiten lain melemah cukup dalam sebulan dan tiga bulan terakhir, salah satunya akibat berbagai sentimen negatif global dan kondisi pasar modal yang sempat ambruk setelah dibuka kembali pasca libur panjang lebaran. Berikut adalah daftar sejumlah taipan RI yang kekayaannya berkurang drastis baik itu sejak awal tahun, tiga bulan atau sebulan terakhir akibat pasar modal yang terus bergejolak.

Jerry Ng dan Patrick Walujo

Jerry Ng yang merupakan bankir senior Tanah Air masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia setelah saham emiten bank mini yang diakuisisi dan disulap jadi bank digital harganya terbang meroket dalam dua tahun terakhir. Sementara Patrick Walujo merupakan pendiri Northstar Group juga masuk ke ARTO lewat Wealth Track Technology Limited (WTT).

Bank Jago (ARTO) yang juga disokong oleh konsorsium GOTO dan dana abadi Singapura GIC, harga sahamnya telah terpangkas lebih dari setengahnya tahun ini.

Jerry Ng diketahui memiliki saham di Bank Jago lewat PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sebesar 29,80%. Sedangkan Patrick yang mengendalikan WTT yang memiliki 11,68% saham ARTO juga bertindak sebagai pengendali bersama MEI milik Jerry Ng.

Sejak awal tahun kapitalisasi pasar ARTO terpangkas Rp 111,56 triliun, artinya harta kongsi Jerry Ng di MEI susut sekitar Rp 33,24 triliun. Sementara itu harta kongsi Patrick Walujo di WTT menguap sekitar Rp 13,03 triliun.

Pada perdagangan hari ini saham ARTO kembali bergerak di zona merah dan menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) di harga Rp 7.950/saham dengan kapitalisasi pasar Rp bersisa Rp 110,16 triliun.

Keluarga Sariaatmadja

Konglomerat media yang mulai merambah ke sektor teknologi, Eddy Kusnadi Sariaatmadja, juga menyaksikan kekayaannya menguap signifikan tahun ini. Saham Elang Mahkota Teknologi (EMTK) sempat berkali-kali ditutup ARB usai bursa libur lebaran, tahun ini sahamnya turun lebih dari sepertiga atau sebesar 34,21%.

Pada perdagangan Senin (4/7) pagi, saham EMTK kembali melemah 3,85% ke posisi Rp 1.500/saham dengan kapitalisasi pasar EMTEK kini tercatat sebesar Rp 91,86 triliun, turun signifikan dari awal tahun sebesar Rp 139,64 triliun. Artinya Eddy yang menggenggam langsung 22,9% saham EMTK, tahun ini hartanya berkurang Rp 10,94 triliun dari kinerja buruk saham EMTK.

Selanjutnya kekayaan Eddy juga tergerus dari kepemilikan saham di emiten lain yang tergabung dalam Grup Emtek, seperti Surya Citra Media (SCMA) dan Bukalapak.com (BUKA).

Pagi ini saham BUKA melemah 6,02% ke Rp 250/saham dan sejak awal tahun telah melemah 42,33%. Sedangkan SCMA pagi ini melemah 4,37% ke posisi Rp 197/saham dan telah melemah nyaris 40% tahun ini.

Keluarga Hartono

Kekayaan keluarga Hartono dari kepemilikan saham di Bank BCA (BBCA) ditaksir berkurang Rp 60 triliun dalam tiga bulan terakhir akibat volatilitas perdagangan di bursa saham. Bank BCA yang merupakan emiten terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sahamnya telah terkoreksi 11,02% atau kapitalisasi pasarnya menguap Rp 107,91 triliun dalam tiga bulan terkahir.

Keluarga Hartono yang merupakan pemilik dari PT Dwimuria Investama Andalan yang merupakan pengendali BCA dengan kepemilikan 55,94% mengalami penyusutan kekayaan mencapai Rp 60,36 triliun.

Tidak hanya BBCA, emiten Grup Djarum lainnya yang dikendalikan keluarga Hartono juga bernasib serupa dengan Supra Boga Lestari (RANC) terkoreksi 14,54% tiga bulan terakhir. Sementara itu Sarana Menara Nusantara (TOWR) tercatat mampu menguat tipis 3,40% dalam tiga bulan terakhir.

Pagi ini ketiga emiten Grup Djarum tercatat bergerak di zona merah.

Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya

Emiten investasi milik Menteri Pariwisata RI Sandiaga Uno dan rekan bisnisnya Edwin Soeryadjaya, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) telah melemah 25,73% dalam sebulan terakhir atau kapitalisasi pasarnya lenyap Rp 10,76 triliun. Sementara itu emiten tambang yang dikendalikan Grup Saratoga yaitu Merdeka Copper Gold (MDKA) ikut melemah 25,09% dalam sebulan terakhir atau kapitalisasi pasarnya menguap Rp 32,06 triliun.

Saratoga diketahui menguasai 16,92% saham MDKA, sedangkan Sandiaga Uno dan Edwin masing-masing diketahui memiliki 21,51% dan 33,10% saham SRTG. Artinya dari SRTG saja, kekayaan Sandiaga menguap sekitar Rp 2,31 triliun dalam sebulan terakhir, sedangkan tambahan kerugian mengambang dari MDKA ditaksir mencapai Rp 1,17 triliun. Artinya dalam sebulan terkahir, kekayaan Pak Menteri susut sekitar Rp 3,48 triliun.

Sementara itu, transaksi di kedua saham tersebut ikut membuat harta Edwin berkurang sekitar Rp 5,36 triliun dalam sebulan.

Taipan pertambangan RI Garibaldi 'Boy' Thohir juga mengalami nasib serupa. Dalam sebulan terakhir nyaris semua segmen portofolio bisnisnya berada di zona merah.

Adaro Minerals yang mengalami reli gila-gilaan sejak awal tahun, pergerakannya mulai mendingin dan tercatat mengalami pelemahan hingga 21,60% bulan ini atau kapitalisasi pasarnya berkurang Rp 11,16 triliun pada periode tersebut

Menurut catatan CNBC Indonesia, sebelum IPO Boy Thohir secara tidak langsung menggenggam sekitar 8,25% saham ADMR, dan setelah melepas 15% saham baru ketika IPO, angkanya terdilusi menjadi 7,01%.

Dengan asumsi kepemilikan saham Boy Thohir di ADMR tidak berubah, transaksi perdagangan sebulan terkahir di ADMR memberikan kerugian mengambang sekitar Rp 782,3 miliar bagi kakak dari Menteri BUMN RI.

Sementara itu saham emiten induknya, yakni Adaro Energy (ADRO) melemah 19,65% dalam sebulan terakhir atau valuasinya berkurang Rp 21,75 triliun. Lewat kepemilikan langsung 6,18% di ADRO, harta kekayaan Boy berkurang Rp 1,34 triliun dalam sebulan terakhir dari kepemilikan saham di ADRO. Meski demikian penyusutan tersebut sejatinya lebih besar lagi, mengingat Boy Thohir juga memiliki kepemilikan tidak langsung lewat PT Adaro Strategic Investment yang menggenggam 43,91% saham ADRO.

Sedangkan dua saham yang dimiliki secara langsung oleh Boy Thohir yakni Trimegah Sekuritas Indonesia (TRIM) dan MDKA masing-masing telah melemah 23,94% dan 25,09%.

Dari MDKA yang sahamnya dimiliki secara langsung sebesar 8,10%, kekayaan Boy Thohir ditaksir menguap sekitar Rp 2,60 triliun.

Artinya dari kepemilikan saham di ADMR, ADRO dan MDKA, harta kekayaan Boy Thohir ditaksir berkurang Rp 4,72 triliun lebih dalam sebulan terakhir.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular