Covid di Singapura "Meledak" Lagi, Kurs Dolarnya Jeblok?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Singapura kembali "meledak". Meski demikian, hal tersebut belum berpengaruhi ke peregerakan kurs dolar Singapura, sebab pemerintahnya tidak berencana mengetatkan kebijakan pembatasan sosial.
Pada perdagangan Rabu (29/6/2022), dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.695/SG$, menguat tipis 0,06% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pagi tadi, dolar Singapura sempat turun ke Rp 10.662/SG$, tetapi jika dilihat dalam beberapa hari terakhir masih bergerak dekat level termahal tahun ini Rp 10.724/SG$ yang dicapai pada Rabu (22/6/2022) lalu.
Selasa kemarin, Singapura mencatat 11.504 kasus baru Covid-19, terdiri dari 10.732 kasus lokal dan 772 kasus impor.
Peningkatan kasus sebenarnya sudah diprediksi sejak awal bulan. Selain penurunan antibodi vaksin, kenaikan juga terjadi karena subvarian BA.4 dan BA.5 yang kini mewabah di Singapura.
Mengutip Channel News Asia (CNA), menurut statistik infeksi terbaru di situs web Kementerian Kesehatan (MOH) pada Selasa malam, sebanyak 437 pasien dirawat di rumah sakit. Sebanyak 36 pasien membutuhkan suplementasi oksigen dengan 9 di antaranya berada di unit perawatan intensif.
Subvarian BA.5 sendiri diperkirakan berkontribusi pada 40% dari semua kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir. Namun Departemen Kesehatan setempat menegaskan data menunjukkan gejala tidak lebih parah dibanding Omicron sebelumnya.
"Ditambah dengan cakupan vaksinasi yang tinggi dari populasi kami, jumlah infeksi Covid-19 yang parah tetap dapat dikelola," kata Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong, yang juga ketua bersama gugus tugas multi-kementerian Covid-19 Singapura mengatakan negerinya tidak perlu memperketat pergerakan karena kenaikan kasus. Namun penyesuaian akan dilakukan "jika perlu".
Dia mengatakan kasus diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang. Meskipun situasi rumah sakit saat ini tetap stabil.
TIN RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)