
Bukan Promo, Tapi Terbang Pakai Garuda Bisa Lebih Murah

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan mengoptimalkan pengoperasian armada pesawat. Salah satu caranya, menurunkan biaya sewa dengan strategi Power by the Hour (PBH).
Dengan menerapkan strategi PBH, Garuda hanya akan membayar pesawat yang diterbangkannya kepada lessor sesuai dengan durasi pemakaian. "Sehingga, hal itu dapat menurunkan rata-rata biaya sewa secara signifikan," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Selasa (28/6/2022).
Untuk pesawat jenis narrow body misalnya. Dengan strategi yang bakal diterapkan, biaya sewa bakal turun 31%. Sedang untuk jenis wide body bakal turun 55%.
Kedua jenis itu paling banyak digunakan oleh maskapai penerbangan pelat merah tersebut. kontrak sewa pesawat norrow-body hingga Desember 2022 dan wide-body hingga 30 Juni 2023.
Tentu, strategi itu menjadi lebih optimal dengan penyesuaian rute operasional. akan mengoptimalisasi jumlah armada dengan mengurangi tipe pesawat dari 13 menjadi 7 dan jumlah pesawat dari 210 menjadi 120. Nantinya, perseroan juga akan menyesuaikan tingkat pengoperasian pesawat pada rute-rute menguntungkan, serta biaya pemeliharaan agar menjadi lebih efisien.
"Jadi Garuda bukan lagi maskapai yang terbang kemana-mana dan punya peswat banyak jenis tapi profit," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, Garuda juga telah menegosiasikan penyesuaian lease rate dengan lessor agar biaya sewa pesawat lebih efisien. Sebab, persoalan Garuda di masa lalu adalah jumlah pesawat yang banyak dengan sewa pesawat yang terlalu mahal sehingga sulit mencapai profitabilitas.
Dengan demikian, maskapai pelat merah ini akan menekan lease rate untuk semua tipe body pesawat. Misalnya, lease rate pesawat wide body seperti Airbus A330-300 yang digunakan untuk rute jarak jauh atau internasional, menurun dari US$ 1,1 juta menjadi US$ 380 ribu atau turun 56%.
"IBoeing 777 ini paling mahal lease ratenya, dari US$ 1,570 juta turun menjadi US$ 484 ribu atau 69%," ungkapnya.
Sebagai informasi, untuk narrow body yang banyak dipakai Garuda Indonesia yang melayani rute jarak pendek domestik, yaitu Boeing 737-800. Lease rate pesawat tipe ini turun dari US$ 320 ribu menjadi US$ 215 ribu atau 35%. Sedangkan pesawat Airbus A320-200 Citilink yang di-sublease dari Garuda Indonesia dan menjadi armada inti Citilink, juga mengalami penurunan lease rate dari US$ 320 ribu menjadi US$ 215 ribu atau 35%.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Boeing Tak Daftar PKPU, Utang Garuda Rp 10 T Bisa Dihapus