Bunga Kredit Turun Terus, Penyaluran Utang Tembus Rp 6.000 T

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 27/06/2022 14:35 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) sudah mulai menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan secara bertahap sejak Maret lalu hingga September. Meski likuiditas perbankan mulai diketatkan, tetapi suku bunga kredit masih terus menurun.

Memang BI memperkirakan kenaikan GWM akan menyerap likuiditas sebesar Rp 110 triliun, tetapi kondisi saat ini dikatakan masih sangat longgar. Dengan kenaikan tersebut, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) akan turun menjadi sekitar 28%, tetapi masih jauh lebih longgar dibandingkan sebelum pandemi sekitar 21%.

Hal tersebut terbukti dengan suku bunga pinjaman yang masih terus dalam tren menurun.


BI dalam Analisis Perkembangan Uang Beredar hari ini melaporkan rata-rata tertimbang suku bunga kredit di bulan Mei turun sebesar 2 basis poin menjadi 8,99%.


"Pada Mei 2022, rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 8,99%, turun 2 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya (9,01%)," tulis BI.

Tidak hanya kredit, suku bunga simpanan juga mengalami penurunan.

Foto: Bank Indonesia

"Suku bunga simpanan berjangka tenor 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan tercatat menurun, dari masing-masing 2,99%, 3,25%, 3,36%, dan 4,10% pada April 2022 menjadi 2,98%, 3,24%, 3,31%, dan 3,86% pada Mei 2022," tambah BI.

Hanya suku bunga simpanan tenor 1 bulan yang tidak berubah di 2,83%.

Dengan suku bunga kredit yang terus menurun, penyaluran kredit juga terus tumbuh positif, meski mengalami pelambatan dari bulan sebelumnya.

Pada Mei, penyaluran kredit perbankan nyaris mencapai Rp 6.000 triliun, tepatnya Rp 5.999 triliun. Penyaluran tersebut tumbuh 8,7% dibandingkan Mei 2021 (year-on-year/yoy), sedikit melambat dari pertumbuhan sebelumnya 8,9% (yoy).

Penyaluran kredit yang terus tumbuh positif, bahkan secara nilai terus meningkat tidak lepas dari suku bunga yang terus menurun.

Berdasarkan data dari CEIC, rata-rata suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) pada bulan April sebesar 8,49%, menjadi yang terendah setidaknya sejak tahun 2000. Begitu juga dengan Kredit Investasi sebesar 8,29%.

Sementara Kredit Konsumsi (KK) sebesar 10,31% pada Mei, turun dari bulan sebelumnya 10,32%, tetapi lebih tinggi dari Maret 10,28%.

Pada Mei, penyaluran kredit korporasi menjadi mengalami pelambatan pertumbuhan. Tercatat, kredit korporasi di bulan Mei tumbuh 9,8% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya 10,3% (yoy). Sementara kredit untuk perorangan tumbuh 9,1% (yoy) dari sebelumnya 8,9% (yoy).

Jika di-breakdown, Kredit Modal Kerja dan Kredit Konsumsi yang mengalami pelambatan pertumbuhan, masing-masing menjadi 11% dan 6,2% dari sebelumnya 11,5% dan 6,4% (yoy). Nilainya KMK sebesar Rp 2.742,8 triliun pada Mei, lebih tinggi dari bulan sebelumnya Rp 2.715,7 triliun. KK nilanya lebih rendah, sebesar Rp 1.715,8 triliun dari April Rp 1.791,2 triliun.

Sementara Kredit Investasi tumbuh 7,6% lebih tinggi dari April 7,2% (yoy), dengan nilai sebesar Rp 1.504,3 triliun, lebih tinggi dari bulan sebelumnya Rp 1.536,7 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi