
Awal Pekan Dolar AS Merana, Rupiah Terbaik Kedua di Asia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan perdagangan Senin (27/6/2022), dipicu oleh terkoreksinya dolar AS di pasar spot. Apa pemicunya?
Melansir Refinitiv, rupiah di sesi awal perdagangan berhasil menguat tajam 0,37% ke Rp 14.790/US$. Kemudian, rupiah berhasil mempertahankan penguatannya 0,3% di Rp 14.800/US$ hingga pukul 11:00 WIB.
Pekan lalu, indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap 6 mata uang dunia lainnya terpantau turun 0,2% dan menjadi penurunan pertama secara mingguan pada bulan Juni.
Faktor signifikan pekan ini adalah jatuhnya harga minyak dan komoditas lainnya yang telah meredakan kekhawatiran inflasi dan memungkinkan pasar ekuitas pulih. Akibatnya, telah mengikis permintaan aset safe haven tersebut.
"Turunnya harga komoditas dapat membantu menurunkan angka inflasi utama dan mengurangi pengetatan kebijakan moneter," tutur Kepala Strategi Pasar Corpay di Toronto Karl Schamotta dikutip dari Reuters.
Pukul 11:00 WIB, indeks dolar AS kembali bergerak melemah 0,09% ke posisi 104,089. Dengan begitu, dolar AS kian menjauh dari rekor tertingginya selama dua dekade di level 105 yang dicapai pada pertengahan Juni.
Dari dalam negeri, perhatian investor akan difokuskan pada rilis inflasi bulan Juni yang dijadwalkan akan dirilis pada Jumat, 1 Juli 2022.
Sementara itu, Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga acuannya di 3,5% di tengah optimisme membaiknya perekonomian domestik.
Selain itu, BI juga mengoptimalkan kerja sama dengan Bank for International Settlement (BIS) dan bank sentral di wilayah Asia dan Pasifik. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas keuangan.
Kerja sama tersebut tertuang di dalam penandatanganan Renmimbi Liquidity Arrangement (RMBLA) yang berlangsung pada Sabtu, 25 Juni 2022 yang diinisiasi oleh BIS, organisasi internasional kerja sama antara bank sentral.
"Kerja sama RMBLA akan menjadi salah satu penopang likuiditas yang dapat dimanfaatkan ke depan pada saat terjadi volatilitas di pasar keuangan," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dikutip dalam siaran resminya, Minggu (26/6/2022).
Terkoreksinya sang greenback membuat mayoritas mata uang di Asia menguat. Rupiah menempati urutan kedua dengan kinerja terbaik hari ini. Rupiah hanya kalah dengan dolar Taiwan yang berhasil terapresiasi sebanyak 0,33% terhadap dolar AS.
Hanya ringgit Malaysia dan rupee India yang terkoreksi di hadapan dolar AS hari ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Lesu, Yield Treasury AS Turun, Rupiah Berjaya!