Trik Konglomerat Supaya Tetap 'Sehat', Bisnis Rumah Sakit

Feri Sandria, CNBC Indonesia
20 June 2022 15:10
MTMH (PT Murni Sadar TBK)
Foto: MTMH (PT Murni Sadar TBK)

Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Grup Emtek milik keluarga Sariaatmadja, melalui Sarana Meditama Metropolita (SAME), pengelola Omni Hospitals, tahun lalu resmi melakukan akuisisi mayoritas atau sebanyak 66% saham Kedoya Adyaraya (RSGK), pengelola RS Graha Kedoya.

SAME yang dikendalikan EMTK mengakuisisi RSGK dengan harga pembelian per saham senilai Rp 1.720. Harga tersebut sesuai dengan harga pada saat RSGK mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) pada 8 September 2021. Dengan demikian SAME menggelontorkan dana hingga Rp 1,06 triliun.

Selanjutnya pasca tender wajib akhir yang mulai digelar akhir tahun lalu hingga awal tahun 2022, kepemilikan saham RSGK oleh SAME kembali meningkat menjadi 79,84%, dengan total dana yang dikucurkan oleh SAME kepada investor yang melepas sahamnya sejumlah Rp 271,83 miliar.

Adapun, pertimbangan SAME mengakuisisi RSGK lantaran kegiatan usahanya sejenis, yakni di bidang pelayanan kesehatan dengan membangun dan mengelola rumah sakit. Akuisisi juga diperlukan untuk menghadapi pertumbuhan yang pesat dalam bidang pelayanan kesehatan dengan membangun dan mengelola rumah sakit.

"Akuisisi tersebut sejalan dengan tujuan perseroan untuk menciptakan suatu perusahaan pelayanan kesehatan yang lebih terintegrasi dan memperluas pangsa pasar perseroan. Serta menciptakan sinergi yang lebih kuat dan mampu bersaing dengan grup perusahaan rumah sakit lainnya dan mendukung pertumbuhan jangka panjang perseroan," ungkap manajemen SAME, dalam keterbukaan informasi BEI, pasca dirampungkan tender wajib (20/12/2021).

Sama dengan emiten yang baru diakuisisi oleh Grup Astra, RSGK yang dicaplok Grup Emtek juga mencatatkan kinerja yang serupa. Sepanjang tahun 2021 lalu, laba bersih RSGK naik 164% menjadi Rp 52,78 miliar akibat pendapatan yang tumbuh signifikan. Sementara dalam tiga bulan pertama tahun ini, laba perusahaan berkurang 63,33% menjadi Rp 10,65 miliar. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kasus covid-19 yang sebelumnya membuat sesak rumah sakit, mulai turun drastis tahun ini.

Selanjutnya ada keluarga taipan yang kaya raya dari bisnis pekebunan kelapa sawit, kini mulai memperluas gurita bisnisnya ke sektor kesehatan dengan menawarkan perusahaan RS ke publik lewat penawaran umum perdana.

Keluarga Martua Sitorus yang menguasai RS Murni Teguh, melepas saham baru PT Murni Sadar Tbk (MTMH) kepada inventor publik dan mulai diperdagangkan akhir April lalu.

Saat ini keluarga Martua Sitorus masih mengendalikan MTMH, dengan Jacqueline Sitorus yang merupakan putri dari Martua tercatat menggenggam 21,15% saham perusahaan.

Tahun lalu, emiten RS milik putri Martua Sitorus mencatatkan kenaikan pendapatan hingga 72,85% menjadi Rp 983,16 miliar. Sementara itu laba bersih perusahaan tumbuh fantastis hingga 746% menjadi Rp 130,36 miliar. Adapun kinerja tiga bulan pertama tahun ini masih belum diungkapkan.

(fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular