
Wanita Ini Bikin Rubel Rusia Jeblok 2 Hari, Putin Gembira?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang rubel Rusia benar-benar perkasa. Posisinya sebagai mata uang terbaik di dunia masih belum goyah. Rubel saat ini masih berada di dekat level terkuat dalam 7 tahun terakhir melawan dolar AS.
Namun, rubel yang terlalu kuat memberikan masalah bagi Rusia. Eksportir akan kesulitan menjual produknya karena nilai tukar rubel yang mahal, defisit anggaran negara juga terancam membengkak.
Dimitry Peskov, juru bicara Kremlin mengatakan apresiasi nilai tukar rubel saat ini menjadi topik utama diskusi Presiden Rusia Vladimir Putin dengan para penasehat ekonominya.
"Penguatan nilai tukar rubel menjadi perhatian khusus bagi pemerintah," kata Peskov, sebagaimana dilansir Bloomberg, Rabu (25/5/2022).
Putin pun akhirnya melonggarkan kebijakan capital control, yang menjadi salah satu pemicu perkasanya rubel. Perusahaan Rusia yang sebelumnya diwajibkan mengkonversi valuta asingnya sebanyak 80% menjadi rubel, kini dikurangi menjadi 50%. Keputusan tersebut sudah ditandatangani pada Kamis (9/6/2022).
Kebijakan tersebut sempat membuat rubel melemah, tetapi belakangan kembali menunjukkan penguatan bahkan mendekati level terkuat 7 tahun.
Bank sentral Rusia (Central Bank of Russia/CBR) juga terus memangkas suku bunga hingga menjadi 9,5% dari sebelumnya 20%. Rubel masih belum goyah.
Rubel masih begitu perkasa meski bank sentral Amerika Serikat (The Fed) agresif menaikkan suku bunga yang membuat mata uang lainnya rontok.
The Fed yang menaikkan suku bunga 75 basis poin menjadi 1,5% - 1,75%. Bank sentral paling powerful di dunia ini semakin agresif dalam menaikkan suku bunga. The Fed di bulan depan juga akan menaikkan suku bunga 50 - 75 basis poin, dan di akhir tahun akan berada di kisaran 3,25% - 3,5%
Namun, dalam dua hari terakhir, rubel mulai mengendur. Kamis kemarin nilainya merosot lebih dari 3% dan pada perdagangan hari ini (17/6/2022) pukul 14:27 WIB kembali melemah 3,42% ke RUB 56,75/US$. Sepanjang tahun ini, penguatan rubel masih lebih dari 30%.
Pelemahan rubel dalam dua hari terakhir dipicu pernyataan gubernur CBR Elvira Nabiullina. Wanita yang menjabat gubernur CBR sejak Juni 2013 ini menyatakan sebagian besar kebijakan capital control seharusnya dihilangkan.
"Kita memliki pembatasan mata uang yang berlapis,. Pendapat saya itu harus dihilangkan, sebagian besarnya," kata Nabiullina, saat berbicara di konferensi ekomoni di St. Petersburg, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (16/6/2022).
Pernyataan tersebut sukses membuat rubel berbalik merosot dalam dua hari terakhir, bahkan kemarin sempat jeblok lebih dari 10%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article URAAAA!! Rubel Rusia Mata Uang Terbaik Dunia, Ini Penyebabnya