
URAAAA!! Rubel Rusia Mata Uang Terbaik Dunia, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Rubel Rusia secara mengejutkan menjadi mata uang terbaik di dunia saat ini. Bagaimana tidak, di awal Maret lalu rubel anjlok tajam hingga menyentuh rekor terlemah sepanjang sejarah melawan dolar Amerika Serikat.
Perang Rusia dengan Ukraina, serta sanksi yang diberikan Amerika Serikat bersama sekutunya membuat rubel menyentuh RUB 150/US$ pada 7 Maret lalu. Dibandingkan posisi akhir 2021 hingga ke rekor terlemah tersebut, rubel jeblok lebih dari 101%.
Namun, bank sentral Rusia (Central Bank of Russia/CBR) dan pemerintahnya di bawah Presiden Vladimir Putin mengambil langkah cepat yang mampu menyelamatkan rubel bahkan berbalik menjadi mata uang terbaik di dunia dalam tempo kurang dari dua bulan saja.
Pada perdagangan Jumat (20/5/2022) pagi ini, rubel berada di kisaran RUB 62,1/US$. Sepanjang tahun ini penguatannya nyaris 15%, mengalahkan real Brasil yang penguatannya sekitar 13%, melansir data Refinitiv. Rubel bahkan sempat menyentuh level RUB 58,5/US$, terkuat sejak April 2018.
![]() |
Rubel yang jeblok ke rekor terlemah sepanjang sejarah membuat CBR mengerek suku bunga menjadi 20% dari sebelumnya 9,5%. Kebijakan itu sukses meredam pelemahan rubel, apalagi ditambah dengan pemerintah Rusia menerapkan kebijakan capital control.
Kebijakan capital control memberikan dampak yang besar terhadap penguatan rubel. Kebijakan tersebut mewajibkan perusahaan Rusia mengkonversi 80% valuta asingnya menjadi rubel. Rusia juga meminta gas dan minyak yang diimpor oleh negara-negara Eropa dibayar menggunakan rubel.
Selain itu, warga Rusia sebelumnya juga dilarang mengirim uang ke luar negeri, kebijakan tersebut kemudian dilonggarkan dengan memperbolehkan transfer maksimal US$ 10.000/bulan per individu.
Analis Goldman Sachs melihat, perekonomian Rusia mulai pulih dan stabilitas finansial mulai membaik yang membuat rubel menguat.
"Perekonomian Rusia terus menunjukkan pemulihan dari syok pada akhir Februari dan awal Maret. Kecemasan akan stabilitas finansial mulai mereda, dan rubel mampu menguat ke level awal 2020," tulis ekonom Goldman Sachs Clemens Grafe yang dikutip CNBC International, Rabu (18/5/2022).
Rubel yang terus menguat, dan ekspektasi inflasi yang melandai membuat CBR memangkas suku bunga hingga menjadi 14%, dan diprediksi akan dipangkas lagi menjadi 12%. Meski demikian, tren penguatan rubel masih terus berlanjut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article URAAAA!!! Rubel Rusia Jadi Mata Uang Terbaik Dunia