Beda Nasib Dengan Bursa Asia, Bursa Eropa Dibuka Cerah!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
20 June 2022 14:36
A monitor is pictured for the official share trading Siemens Healthineers start following an initial public offering  (IPO) at the trading floor of Frankfurt’s stock exchange in Frankfurt Germany, March 16, 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa di sesi awal cenderung berada di zona hijau pada perdagangan Senin (20/6/2022), setelah melalui pekan yang bergejolak.

Indeks Stoxx 600 di awal sesi naik tipis 0,2% ke posisi 404,49, di mana saham emiten perjalanan dan hiburan melesat 1,1% dan menjadi pemimpin kenaikan. Namun, saham emiten konstruksi dan material jatuh 1,2%.

Hal yang serupa terjadi pada indeks DAX Jerman menguat 59,43 poin atau naik 0,45% ke 13.185,69 dan indeks FTSE terapresiasi 0,54% ke 7.053,99. Namun, indeks CAC Prancis terkoreksi 0,24% ke posisi 5.868,31.

Pergerakan tersebut terjadi setelah gejolak perdagangan pada pekan lalu karena keagresifan bank sentral hampir di seluruh dunia.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) (Federal Reserve/The Fed) telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) dan menjadi yang terbesar sejak 1994.

Selain itu, bank sentral Swiss (SBN) juga mengejutkan pasar karena menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kalinya sejak 2007. Bank of England (BOE) juga akan menaikkan suku bunga acuannya selama lima kali beruntun.

Mengekor pertemuan dadakan pada Rabu (15/6), bank sentral Eropa (ECB) juga mengumumkan rencananya untuk membuat alat untuk mengatasi resiko fragmentasi wilayah Eropa untuk meredakan kekhawatiran terhadap krisis utang.

Di AS, indeks S&P 500 dan Nasdaq pulih pada perdagangan Jumat (17/6), di mana investor berusaha untuk menemukan pijakan di tengah pekan yang brutal karena aksi jual. Namun, mayoritas indeks berakhir di zona negatif, di mana indeks S&P 500 mengalami pekan terburuk sejak 2020.

Sebagai info, bursa saham di AS akan ditutup hari ini untuk libur memperingati emansipasi.

Hari ini, bursa saham di Asia Pasifik bergerak melemah, di mana investor masih mengamati reaksi terhadap suku bunga pinjaman di China.

Sementara itu, Indeks Harga Produsen (IHP) per Mei di Jerman melesat 33,6% secara tahunan (yoy) dan menjadi kenaikan terbesar sepanjang sejarah, jika mengacu pada data resmi dari Federal Statistical Office.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Mayoritas Bursa Global Cerah, Cuma IHSG Anjlok Parah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular