Awas PHP! Hari Ini Perak Naik, Besok Bisa Turun Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia menguat didorong dolar Amerika Serikat (AS) yang melandai. Namun, perak masih belum bebas dari tekanan kenaikan suku bunga.
Pada Rabu (15/6/2022) pukul 17:05 WIB harga perak dunia tercatat US$ 21,44/ons, naik 1,73% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama lainnya) tercatat 104.78, turun 0,3% dari puncak tertinggi sejak 2002. Hal ini membuat tekanan harga tembaga berkurang.
Hal ini menjadi sentimen positif bagi perak yang dibanderol dengan greenback karena membuatnya menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Akan tetapi laju harga tembaga masih dibayangi oleh kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) yang akan diumumkan Kamis dini hari waktu Indonesia.
Pasar kini berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Juni dan masih memberlakukan kebijakan hawkish hingga September.
Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME group, di mana ada probabilitas sebesar 98,1% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5- 1,75%.
Jika itu terjadi, artinya The Fed lebih agresif dari lagi, sebab pada bulan lalu sang ketua Jerome Powell menyatakan suku bunga akan dinaikkan sebesar 50 basis poin.
Kenaikan suku bunga The Fed yang agresif akan menambah biaya peluang perak sebagai aset yang tidak memiliki imbal hasil. Sehingga mengurangi permintaan perak. Permintaan turun, harga mengikuti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)