Top Gainers-Losers

Saat IHSG Ambruk, ADRO-SRTG Ikutan Boncos.. Siapa yang Cuan?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
14 June 2022 07:05
IHSG,  Senin (9/5/2022).
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk lebih dari 1% pada perdagangan Senin (13/6/2022) kemarin, di tengah memburuknya sentimen pasar setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali meninggi.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup ambruk 1,29% ke posisi 6.995,44. IHSG pun break ke bawah zona psikologisnya di 7.000.

IHSG dibuka anjlok 1,33% di posisi 6.992 pada perdagangan sesi I kemarin. Tetapi pada perdagangan sesi II, koreksi IHSG cenderung terpangkas meski pemangkasannya tidak terlalu besar.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 17 triliun dengan melibatkan 28 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 96 saham menguat, 484 saham melemah, dan 117 saham stagnan.

Meski IHSG ambruk lebih dari 1%, tetapi investor asing kembali melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 376,82 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 299,85 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 76,97 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

IHSG mengekor koreksi bursa Asia-Pasifik kemarin. Indeks Nikkei Jepang ambruk 3,01%, Hang Seng Hong Kong anjlok 3,39%, Shanghai Composite China merosot 0,89%, Straits Times Singapura ambrol 1,3%, dan KOSPI Korea Selatan longsor 3,52%.

Di tengah ambruknya IHSG dan bursa Asia-Pasifik, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten properti asal Batam yakni PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) kembali masuk ke jajaran top gainers pada perdagangan kemarin. Saham WINR ditutup meroket 23,08% ke posisi harga Rp 112/saham.

Nilai transaksi saham WINR pada Senin kemarin mencapai Rp 153,38 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,41 miliar lembar saham. Tetapi, investor asing melepas saham WINR sebesar Rp 6,95 miliar di pasar reguler.

Pada periode Juni, perdagangan kemarin merupakan hari pertama WINR berada di zona hijau pasca berhari-hari mencetak koreksi. Pekan lalu, saham WINR anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB). Alhasil, saham WINR terbenam 7 hari beruntun.

Jika melihat laporan kinerja keuangan, pendapatan perseroan tumbuh 39,02% dari Rp 26,78 miliar per Desember 2020 menjadi Rp 37,23 miliar per Desember 2021. WINR pun terus berekspansi ke wilayah lain meliputi Jabodetabek, Palembang, dan Kalimantan.

WINR memiliki kegiatan usaha utama sebagai pengembang real estate milik sendiri atau sewa, real estate atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, aktivitas perseroan holding, aktivitas kantor pusat, aktivitas konsultasi manajemen lainnya dan aktivitas keinsinyuran dan konsultasi teknis yang berkaitan dengan itu.

WINR berfokus pada pengembangan properti di Batam. Selain itu, saat ini perusahaan juga memiliki proyek di Cibinong, Bogor.

Selain saham WINR, terdapat pula saham emiten investasi, perdagangan bahan kimia, dan beras yakni PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR), di mana sahamnya terbang 19,8% ke harga Rp 1.180/saham.

Nilai transaksi saham BMSR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 11,13 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 9,97 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham BMSR sebesar Rp 25,38 juta di pasar reguler.

Saham BMSR sendiri terus mencatatkan penguatan sejak 25 Mei lalu. Bahkan, dari 25 Mei hingga kemarin, saham BMSR belum mengalami koreksi, sehingga saham BMSR mencatatkan penguatan selama 11 hari beruntun.

Dari 25 Mei hingga kemarin, saham BMSR sudah melejit hingga 333,8%. Alhasil, Bursa Efek Indonesia (BEI) pun sempat menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) saham BMSR pada Jumat pekan lalu.

"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada Saham PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR), dalam rangka cooling down, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR), pada perdagangan tanggal 10 Juni 2022," tulis pengumuman Bursa dikutip, Jumat (10/6/2022).

Adapun penghentian sementara perdagangan saham BMSR tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.

Namun pada perdagangan kemarin, suspensi saham BMSR kembali dibuka dan harganya kembali melesat.

Di saat IHSG terkoreksi parah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten pengelola bar dengan nama Lucy in The Sky yang juga dimiliki oleh artis Wulan Guritno, yakni PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY) menjadi saham yang berada di posisi pertama top losers kemarin.

Saham LUCY ditutup ambruk 9,35% ke posisi harga Rp 97/saham pada perdagangan kemarin. Dengan ini, maka saham LUCY pun terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham LUCY pada perdagangan kemarin mencapai Rp 874,57 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 8,32 juta lembar saham. Investor asing melego saham LUCY sebesar Rp 23,5 juta di pasar reguler.

Dari kinerja keuangannya, LUCY mencatatkan laba bersih sepanjang 2021 sebesar Rp 258,11 juta. Perolehan laba tersebut turun 4% dibanding 2020 yang tercatat Rp 269,14 juta.

Mengutip laporan keuangan perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pos pendapatan usaha sebenarnya tercatat naik 24% menjadi Rp 14,44 miliar dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar Rp 11,67 miliar.

Namun, kenaikan pendapatan tersebut tidak bisa dikonversi menjadi laba yang lebih besar karena beban pokok pendapatan perseroan yang naik 38% menjadi Rp 5,12 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,72 miliar.

Selain itu, terdapat pula saham emiten batu bara yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yang harganya ambles 7% ke harga Rp 3.190/saham. Saham ADRO juga terkena batas ARB-nya kemarin.

Nilai transaksi saham ADRO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 652,83 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 202,11 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham ADRO sebesar Rp 41 miliar di pasar reguler.

Saham ADRO juga tersengat oleh amblesnya IHSG pada perdagangan kemarin. Maklum saja, saham-saham blue chip memang cenderung dilepas oleh investor pada perdagangan kemarin, karena investor cenderung panic selling setelah inflasi di Amerika Serikat (AS) kembali meninggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular