Pukul Balik Dolar, Rupiah Hentikan Pelemahan 4 Hari Beruntun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 June 2022 15:07
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah akhirnya mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (10/6/2022), menghentikan pelemahan 4 hari beruntun. Di awal perdagangan hari ini rupiah sebenarnya juga tertekan, tetapi selepas tengah hari mampu berbalik arah.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,07%. Depresiasi membengkak hingga 0,21% ke Rp 14.580/US$, sebelum berbalik menguat dan mengakhiri perdagangan di Rp 14.550/US$, menguat 0,07% di pasar spot.

Rilis data dari dalam negeri sebenarnya cukup bagus sejak kemarin. Tetapi pelaku pasar yang sedang menanti rilis data inflasi Amerika Serikat malam ini yang membuat rupiah sulit menguat.

Bank Indonesia (BI) pagi tadi merilis hasil Survei Konsumen. Hasilnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2022, yang bertepatan dengan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri, berada di 128,9. Naik tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 113,1 dan menjadi rekor tertinggi.

"IKK terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, usia, dan tingkat pendidikan responden. Secara spasial, peningkatan IKK terjadi di hampir seluruh kota cakupan survei, dengan yang tertinggi di kota Bandung, diikuti kota Pangkal Pinang dan Mataram," sebut laporan BI.

Keyakinan konsumen pada Mei 2022 yang menguat, lanjut laporan BI, didorong oleh meningkatnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini. Peningkatan tersebut terjadi pada persepsi terhadap penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama (durable goods).

Penguatan keyakinan konsumen pada Mei 2022 juga didorong oleh meningkatnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan, terutama ekspektasi terhadap kondisi usaha ke depan.

Sementara, pagi tadi BI merilis hasil Survei Penjualan Eceran. Hasilnya, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil berada di 239,2 pada April 2022. Naik 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, (year-on-year/yoy). Melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang 9,3% (yoy).

Secara bulanan (month-to-month/mtm), penjualan ritel tumbuh 16,5%. Jauh membaik ketimbang bulan sebelumnya yang tumbuh 2,6% (mtm).

"Peningkatan didorong oleh kenaikan aktivitas ekonomi masyarakat pada periode Ramadan dan menjelang Idul Fitri," sebut keterangan tertulis BI.

Untuk Mei 2022, BI memperkirakan IPR berada di 239,7. Naik 5,4% (yoy)dan 0,2% (mtm).

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Inflasi AS Jadi Fokus

Pelaku pasar saat ini menanti rilis data inflasi besok serta pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pekan depan.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Mei diperkirakan tumbuh 0,7% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), berdasarkan konsensus di Trading Economics. Kemudian CPI inti diramal tumbuh 0,5% (mtm) melambat dari sebelumnya 0,3% (mtm).

Kemudian secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi diperkirakan tumbuh 8,3% di Mei, sama dengan bulan sebelumnya. Sedangkan inflasi inti tumbuh 5,9% (yoy), melambat dari April sebesar 6,2%.

Rilis data inflasi tersebut akan mempengaruhi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed di tahun ini. Pada pekan depan, The Fed memang hampir pasti akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, begitu juga pada Juli nanti. Namun setelahnya masih tanda tanya.

Ada peluang, meski tipis, The Fed bakal menunda kenaikan suku bunga jika inflasi melandai. Apalagi, ancaman resesi semakin nyata, sehingga suku bunga yang tidak terlalu tinggi diperlukan untuk menghindarinya.

Berdasarkan pelacak GDP The Fed, GDPNow Fed Atlanta, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua tahun ini hanya sebesar 0,9%. Adapun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama telah turun sebesar 1,5%.

GDPNow mengikuti data ekonomi secara real time dan menggunakannya untuk memproyeksikan arah ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular