
Pukul Balik Dolar, Rupiah Hentikan Pelemahan 4 Hari Beruntun

Pelaku pasar saat ini menanti rilis data inflasi besok serta pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pekan depan.
Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Mei diperkirakan tumbuh 0,7% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), berdasarkan konsensus di Trading Economics. Kemudian CPI inti diramal tumbuh 0,5% (mtm) melambat dari sebelumnya 0,3% (mtm).
Kemudian secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi diperkirakan tumbuh 8,3% di Mei, sama dengan bulan sebelumnya. Sedangkan inflasi inti tumbuh 5,9% (yoy), melambat dari April sebesar 6,2%.
Rilis data inflasi tersebut akan mempengaruhi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed di tahun ini. Pada pekan depan, The Fed memang hampir pasti akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, begitu juga pada Juli nanti. Namun setelahnya masih tanda tanya.
Ada peluang, meski tipis, The Fed bakal menunda kenaikan suku bunga jika inflasi melandai. Apalagi, ancaman resesi semakin nyata, sehingga suku bunga yang tidak terlalu tinggi diperlukan untuk menghindarinya.
Berdasarkan pelacak GDP The Fed, GDPNow Fed Atlanta, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua tahun ini hanya sebesar 0,9%. Adapun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama telah turun sebesar 1,5%.
GDPNow mengikuti data ekonomi secara real time dan menggunakannya untuk memproyeksikan arah ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
