Tak Seperti Putin, Kebijakan Erdogan Bikin Lira 'Hancur'!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 09/06/2022 12:05 WIB
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang rubel Rusia dan lira Turki ibarat langit dan bumi. Bagaimana tidak, rubel saat ini menjadi mata uang terbaik di dunia, sebaliknya lira yang terburuk. Padahal, kebijakan yang diambil kedua negara mirip.

Bank sentral Rusia (Central Bank of Russia/CBR) sangat agresif dalam memangkas suku bunga. Dalam tempo 2 bulan saja suku bunga dipangkas sebanyak 3 kali masing-masing 300 basis poin menjadi 11%.

CBR bahkan diprediksi akan memangkas suku bunganya lagi sebesar 100 basis poin Jumat (10/6/2022) besok menjadi 10%. Dan di akhir tahun suku bunga CBR diperkirakan sebesar 8%.


Meski suku bunga dipangkas dengan agresif, nyatanya rubel masih kokoh menjadi mata uang terbaik di dunia. Sepanjang tahun ini penguatannya melawan dolar Amerika Serikat (AS) tercatat lebih dari 21%.

Foto: Refinitiv

Kebijakan capital control yang diterapkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, masih menjadi salah satu faktor utama yang membuat rubel perkasa. Kebijakan tersebut belakangan sudah dilonggarkan, sebelumnya perusahaan Rusia diwajibkan mengkonversi valuta asingnya sebanyak 80% menjadi rubel. Kini capital control tersebut dikurangi menjadi 50%.

Sebaliknya, lira Turki menjadi mata uang terburuk di dunia. Sepanjang tahun ini jeblok lebih dari 20% melawan dolar AS.

Sama dengan CBR, bank sentral Turki (CBRT) juga terus memangkas suku bunga pada tahun lalu dengan total 500 basis poin menjadi 14%.

Selain itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga menerapkan kebijakan capital control. Perusahaan eksportir Turki diwajibkan mengkonversi 25% valuta asingnya menjadi lira.

Kebijakan Erdogan tersebut belum mampu mendongkrak kinerja lira, bahkan malah makin merosot hingga menjadi mata uang terburuk di dunia.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Inflasi Jadi Pembeda


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mengejutkan! Bank Sentral Rusia Pangkas Suku Bunga Jadi 20%

Pages