
Sektor Properti Diramal Bangkit Tahun Ini, Apa Terbukti?

Sementara itu, jika dilihat dari sisi bottom line, kinerja sepuluh emiten properti masih mengecewakan. Satu perusahaan tercatat masih merugi yakni SSIA, dua emiten tercatat malah berbalik menjadi rugi dari semula untung di kuartal pertama tahun 2021 yakni BKSL dan LPKR dan dua emiten lagi kinerja labanya terpangkas nyaris 50% pada tiga bulan pertama tahun ini.
Kinerja terburuk dicatatkan oleh LPKR yang pada kuartal pertama tahun lalu mampu mencetak laba Rp 256 miliar, kini mengalami kerugian Rp 568 miliar. Sepanjang tahun 2021, LPKR juga mencatatkan kinerja terburuk dari 10 emiten tersebut dengan kerugian mencapai Rp 1,60 triliun.
Adapun dua emiten dengan kinerja terbaik adalah SMRA yang labanya melejit 373% secara tahunan dan CTRA yang mampu tumbuh 73%.
Secara agregat, total laba 10 emiten tersebut ambles 68% tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Bahkan jika pun LPKR yang memiliki kinerja laba terburuk dikeluarkan, kinerja gabungan sembilan emiten tercatat masih tertekan 19%.
Dari sisi ekuitas, secara agregat kesepuluh emiten tersebut tercatat meningkat tipis 0,45% dari posisi akhir tahun 2021 lalu. Pertumbuhan ekuitas terbesar dicatatkan oleh CTRA yang tumbuh 2,30%, sedangkan yang terburuk lagi-lagi dicatatkan oleh LPKR yang menyusut 1,89% dalam tiga bulan terakhir.
Terakhir dari kinerja saham, sektor properti masih tertekan. IDX Sector Properties & Real Estate yang mengukur kinerja saham 77 emiten di sektor tersebut masih terkoreksi 8,23% tahun ini. Sementara itu, dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, indeks tersebut masih ambles 12%.
Meskipun secara parsial, sektor properti tampaknya sudah mulai sedikit membaik secara perlahan tahun ini. Pemulihan tersebut ternyata masih sangat terbatas, setidaknya jika dilihat dari proksi kinerja emiten sektor properti.
(fsd)[Gambas:Video CNBC]
