RI Jual Surat Utang Yen, Dapat Berapa?

Maesaroh, CNBC Indonesia
03 June 2022 11:07
Uang Kertas 5000 yen (Tangkapan Layar Ministry of Finance Japan)
Foto: Uang Kertas 5000 yen (Tangkapan Layar Ministry of Finance Japan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah penerbitan surat utang berdenominasi yen Jepang atau Samurai Bond untuk tahun ini menjadi yang terendah dalam tujuh tahun terakhir. Samurai Bond tahun ini juga dijual dengan kupon yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pemerintah berpendapat waktu penerbitan sudah tepat dengan memperhitungkan kondisi pasar global.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pemerintah menjual Samurai Bond senilai JPY 81 miliar atau sekitar Rp 9,1 triliun pada 2 Juni 2022. Terdapat empat seri yang dijual dengan tenor masing-masing 3,5,7, dan 10 tahun. 

Untuk seri RIJPY0625 tenor 3 tahun diterbitkan sebesar JPY 68,2 miliar, seri RIJPY0627 tenor 5 tahun sebesar JPY 5,1 miliar, seri RIJPY0629 tenor 7 tahun sebesar JPY 1,7 miliar, dan seri RIJPY0632 tenor 10 tahun senilai JP 6 miliar.

"Di tengah kondisi pasar keuangan yang masihvolatileatas dampak dari kenaikan suku bunga dan pengetatan kebijakan moneter global serta meningkatnya ketegangan geopolitik. Penerbitan Samurai Bonds berhasil mencetak benchmark size sebesar JPY 81 miliar," tutur DJPPR dalam keterangan resminya.

Merujuk data DJPPR, jumlah penerbitan Samurai Bond pada tahun ini adalah yang terkecil sejak 2015 atau sejak Indonesia melakukan penerbitan tanpa garansi Japan Bank for International Cooperation (JBlC).

Sebelumnya, Indonesia pernah menerbitkan Samurai Bond pada 2009, 2010, dan 2012 dengan garansi JBIC. Pada tiga tahun tersebut nominal yang diterbitkan mencapai JPY 35 miliar, JPY 60 miliar dan JPY 60 miliar.
 

Dalam tujuh kali penerbitan sebelumnya (2015-2021), pemerintah selalu menjual Samurai Bond senilai JPY 100 miliar. Pengecualian terjadi pada 2019 di mana pemerintah menerbitkan Samurai Bond dalam jumlah JPY 177 miliar, yang menjadikan Indonesia sebagai negara Asia dengan public offering terbesar pada tahun tersebut.


Tahun 2019 juga menuai banyak catatan positif karena untuk pertama kalinya Indonesia menawarkan tenor panjang 15-20 tahun. Kupon yang disematkan pada setiap seri Samurai Bond juga menjadi yang terendah sejak penerbitan tanpa garansi JBIC, kecuali untuk tenor 10 tahun.

Kondisi tersebut berbanding terbalik pada tahun ini. Penerbitan Samurai Bond pada 2022 bukan hanya lebih kecil tetapi juga dengan kupon yang sangat tinggi.
Jumlah yang diambil bahkan lebih kecil dibandingkan 2020 di mana merupakan tahun pertama pandemi Covid-19.

Dalam penerbitan tahun ini, kupon pada tenor 3 tahun ditetapkan sebesar 0,96% sementara untuk tenor 5 tahun adalah 1,13%, tenor 7 tahun sebesar 1,27% dan tenor 10 tahun sebesar 1,45%.

Kupon tersebut jauh lebih mahal dibandingkan pada penerbitan 2021. Di tahun tersebut, kupon 3 tahun ditetapkan 0,33%. Sementara untuk tenor 5 tahun sebesar 0,57%, tenor 7 tahun sebesar 0,70% dan tenor 10 tahun sebesar 0,89%.

Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Deni Ridwan mengatakan penerbitan tahun ini sudah mempertimbangkan banyak hal termasuk volatilitas di pasar keuangan global. "Market relatif cukup kondusif dibanding beberapa Minggu lalu," tutur Deni, kepada CNBC Indonesia.

Sebagai catatan, volatilitas pasar keuangan meningkat sejak awal Mei 2022 begitu The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps serta buruknya data inflasi di hampir seluruh negara maju.

Menurut keterangan DJPPR, official marketing untuk penerbitan Samurai Bonds dilakukan pada 31 Mei 2022. Selama dua hari masa penawaran, demand yang masuk berkembang cukup solid dan berasal dari basis investor yang beragam, terutama pada seri dengan tenor pendek yang mencerminkan minat para investor Jepang pada tenor pendek di tengah kondisi pasar yang masih volatile.

Sekitar 84% dari total nominal penerbitan tahun 2022 ada pada tenor 3 tahun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun lalu di mana 70% dari total nominal penerbitan ada pada tenor 5 tahun ke atas.

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan timing penerbitan Samurai Bond lebih mempertimbangkan jadwal yang sudah direncanakan. Dalam catatan Kemenkeu, Samurai Bond memang selalu diterbitkan di pertengahan tahun.

"Memang ada bond lama yang jatuh tempo dan kemarin yen sempat cenderung melemah. Namun pertimbangannya tidak ada yang tactical. Mempertimbangkan schedule saja sepertinya. Kalau tactical mungkin seperti yang dulu dipakai dengan strategi frontloading," tutur David, kepada CNBC Indonesia.



David menjelaskan kondisi pasar yang paling tepat untuk menerbitkan obligasi valas seperti Samurai Bond adalah awal tahun, terutama karena kondisi likuiditas yang masih banyak dan tekanan belum sekencang sekarang.

"Saat ini tren yield di negara emerging dan maju tengah meningkat. Kalau paling tepat awal tahun, tetapi mungkin pemerintah lebih mengutamakan global bond yang berdenominasi dollar Amerika Serikat," imbuhnya.

Sebagai catatan, pemerintah telah menerbitkan global bond senilai US$ 1,75 miliar  pada 23 Maret lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular