
RI Jual Surat Utang Yen, Dapat Berapa?

Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Deni Ridwan mengatakan penerbitan tahun ini sudah mempertimbangkan banyak hal termasuk volatilitas di pasar keuangan global. "Market relatif cukup kondusif dibanding beberapa Minggu lalu," tutur Deni, kepada CNBC Indonesia.
Sebagai catatan, volatilitas pasar keuangan meningkat sejak awal Mei 2022 begitu The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps serta buruknya data inflasi di hampir seluruh negara maju.
Menurut keterangan DJPPR, official marketing untuk penerbitan Samurai Bonds dilakukan pada 31 Mei 2022. Selama dua hari masa penawaran, demand yang masuk berkembang cukup solid dan berasal dari basis investor yang beragam, terutama pada seri dengan tenor pendek yang mencerminkan minat para investor Jepang pada tenor pendek di tengah kondisi pasar yang masih volatile.
Sekitar 84% dari total nominal penerbitan tahun 2022 ada pada tenor 3 tahun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun lalu di mana 70% dari total nominal penerbitan ada pada tenor 5 tahun ke atas.
Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan timing penerbitan Samurai Bond lebih mempertimbangkan jadwal yang sudah direncanakan. Dalam catatan Kemenkeu, Samurai Bond memang selalu diterbitkan di pertengahan tahun.
"Memang ada bond lama yang jatuh tempo dan kemarin yen sempat cenderung melemah. Namun pertimbangannya tidak ada yang tactical. Mempertimbangkan schedule saja sepertinya. Kalau tactical mungkin seperti yang dulu dipakai dengan strategi frontloading," tutur David, kepada CNBC Indonesia.
David menjelaskan kondisi pasar yang paling tepat untuk menerbitkan obligasi valas seperti Samurai Bond adalah awal tahun, terutama karena kondisi likuiditas yang masih banyak dan tekanan belum sekencang sekarang.
"Saat ini tren yield di negara emerging dan maju tengah meningkat. Kalau paling tepat awal tahun, tetapi mungkin pemerintah lebih mengutamakan global bond yang berdenominasi dollar Amerika Serikat," imbuhnya.
Sebagai catatan, pemerintah telah menerbitkan global bond senilai US$ 1,75 miliar pada 23 Maret lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]