Dolar Singapura Rekor vs Ringgit! Tapi Jeblok Lawan Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 02/06/2022 12:15 WIB
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura mencetak rekor termahal sepanjang sejarah melawan ringgit Malaysia di MYR 3,2055/SG$ pada Selasa (24/5/2022), sebelum perlahan menurun. Namun pada perdagangan hari ini, Kamis (2/6/2022), dolar Singapura kembali mendekati rekor tersebut.

Pada pukul 10:42 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran MYR 3,1944/US$ atau menguat 0,25% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Kinerja yang berbeda ditunjukkan dolar Singapura melawan rupiah. Di waktu yang sama mata uang Negeri Merlion ini justru jeblok hingga 0,45% ke Rp 10.557/GS$.
Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang sudah 3 kali mengetatkan kebijakan moneternya membuat dolar Singapura mampu mencetak rekor tertinggi sepanjang masa melawan ringgit.


"Tidak ada sesuatu yang memicu kenaikan tersebut, secara teknikal hanya kebijakan moneter di Singapura yang membuat dolarnya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa," kata Simon Harvey, kepala analis valuta asing di MonFX, sebagaimana dilansir Channel News Asia, Selasa pekan lalu.

MAS sudah 3 kali mengetatkan kebijakannya moneter, di bulan Oktober tahun lalu, Januari tahun ini dan April.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate), yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).

Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.

Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.

MAS sejauh ini sudah 3 kali menaikkan slope, dan sekali menaikkan centre pada bulan lalu.

Sementara itu, rupiah masih cukup kuat menahan gempuran dolar Singapura. Dolar Singapura yang terpuruk melawan rupiah hari ini bahkan terjadi saat data menunjukkan ekspansi sektor manufaktur Indonesia mengalami pelambatan.

S&P Global mencatat aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia pada Mei 2022 ada di 50,8. Skor di atas 50 menandakan masih terjadi ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah sembilan bulan beruntun berada di atas 50.

Akan tetapi, ekspansi itu sepertinya melambat. Sebab bulan sebelumnya PMI manufaktur tercatat 51,9.

"Produksi manufaktur turun untuk kali pertama dalam sembilan bulan pada Mei, meski pada laju fraksional. Anggota panel sering menyebutkan bahwa penurunan disebabkan oleh gangguan pasokan. Sementara itu, menurut panelis, permintaan baru secara keseluruhan mengalami ekspansi tingkat sedang, dengan kondisi permintaan yang relatif kuat dan pemenangan klien baru mendorong kenaikan terkini," sebut keterangan tertulis S&P Global.

Dengan penurunan tersebut, dolar Singapura masih belum mampu unggul lawan rupiah, artinya Mata Uang Garuda masih cukup kuat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor