
Cerita Dibalik Kejatuhan Duo Terra, Ada Blackrock & Citadel?

Versi baru mata uang kripto, Terra Luna, yang beberapa waktu lalu terpukul hingga dicabut dari peredaran, kini sudah kembali di bursa. Namun hari pertama perdagangan aset kripto ini tidak menggembirakan.
Pekan lalu, pendukung proyek blockchain Terra memilih untuk menghidupkan kembali Luna, tapi tidak terraUSD. TerraUSD, atau UST, merupakan stablecoin algoritmik yang mengandalkan kode dan token saudaranya, Luna, untuk mempertahankan nilai US$1.
Saat harga aset kripto kompak turun, investor melarikan diri dari stablecoin. Hal tersebut membuat UST jatuh dan menyeret Luna bersamanya.
Sekarang, Luna memiliki iterasi baru yang disebut oleh investor sebagai Terra versi 2.0, demikian dikutip dari CNBC Internasional, Selasa hari ini. Kode token Terra Luna tersebut pun masih sama yakni LUNA, sedangkan untuk Terra Luna yang lama disematkan 'classic', sehingga namanya menjadi Terra Classic dengan kode LUNC.
Kripto itu sudah diperdagangkan di bursa termasuk Bybit, Kucoin dan Huobi. Binance, pertukaran kripto terbesar di dunia, mengatakan akan mendaftarkan Luna versi baru mulai hari ini.
Setelah mencapai puncak US$ 19,53 pada Sabtu lalu, Luna turun hingga mencapai US$ 3,93 per keping beberapa jam kemudian, menurut data CoinMarketCap. Sejak itu, harganya tetap di sekitar US$ 5 per keping.
Namun per Selasa hari ini, harganya kembali melesat 38,14% ke level US$ 8,23 per keping, masih cukup jauh dari harga puncaknya pada Sabtu lalu.
![]() Terra Luna Versi Baru |
Analis sangat skeptis tentang peluang keberhasilan blockchain Terra yang dihidupkan kembali. Ia harus bersaing dengan sejumlah jaringan lain yang disebut "Lapisan 1", yaitu infrastruktur cryptocurrency seperti Ethereum, Solana, dan Cardano.
Terra mendistribusikan token Luna melalui apa yang disebut "airdrop". Sebagian besar akan diberikan kepada mereka yang memegang Luna Classic dan UST sebelum runtuh, sebagai upaya untuk mengkompensasi investor.
Namun, sudah terlanjur banyak investor yang tak lagi percaya pada Terra setelah bencana yang terjadi. Vijay Ayyar, Kepala Internasional di crypto exchange Luno, mengatakan ada kehilangan kepercayaan yang besar dalam proyek tersebut.
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]