'Kiamat' Kripto Nyata! Harga Bitcoin-Ethereum di Ujung Tanduk

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
15 June 2022 09:20
Cover Topik, Fokus Chaos Pasar Kripto
Foto: Cover Topik/Chaos Pasar Kripto/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejatuhan Terra Luna beberapa waktu lalu membuat heboh karena itu berarti pasar kripto tengah jatuh. Banyak orang merugi bahkan memutuskan bunuh diri.

Hal tersebut bukan hanya terjadi di Amerika Serikat (AS), di Indonesia banyak juga orang yang merugi hingga miliaran rupiah dan juga mengancam bunuh dini. Kini, pasar kripto kembali berjatuhan untuk kedua kalinya sepanjang tahun 2022.

Padahal, tahun 2022 baru menempuh setengahnya dan pasar kripto sudah mengalami kejatuhan yang cukup parah selama dua kali. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan harga Bitcoin, di mana aset kripto dengan kapitalisasi paling besar di dunia tersebut seiring menjadi acuan pergerakan harga kripto.

Kapitalisasi pasar kripto di bawah US$ 1 triliun yang turun dari US$ 3triliun pada November 2021. Bahkan, Bitcoin jatuh ke level terendah 18 bulan di bawah US$23.000/keping atau anjlok 15% dalam 24 jam terakhir. Sementara, Ethereum merosot 17%.

Aksi jual terjadi karena investor merotasi aset paling berisiko akibat potensi hambatan ekonomi makro dan kenaikan suku bunga. Perdagangan kemarin menunjukkan bahwa investor mulai terlihat panik dan tidak percaya terhadap pasar kripto.

Di Bitcoin saja, harganya pada pagi Selasa (13/6/2022) diperdagangkan di kisaran US$ 21.000, di mana posisi ini merupakan posisi terendah sejak kurang lebih setahun terakhir. Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin sudah ambruk hingga 16,43%. Sedangkan dalam sepekan terakhir, Bitcoin longsor 27,28%.

Hal ini menjadikan Bitcoin sepanjang tahun ini terus mencetak tren bearish, di mana Bitcoin sudah ambruk hingga 55,86% (year-to-date/YTD). Sementara dari posisi tertingginya sepanjang masa pada November lalu, Bitcoin sudah terkoreksi hingga sekitar 68%. Bahkan, kapitalisasi pasarnya kini hanya mencapai sekitar US$ 401 miliar.

Investor masih belum kembali memburu aset kripto karena risiko makroekonomi global masih cukup besar. Risiko makroekonomi global makin membesar setelah inflasi AS pada Mei lalu kembali melonjak. Padahal sebelumnya, pelaku pasar berekspektasi bahwa inflasi AS pada bulan lalu akan melandai.

Pada Jumat pekan lalu, inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) AS per Mei 2022 dilaporkan sebesar 8,6% secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi yang terpanas sejak Desember 1981. Inflasi inti yang tak memasukkan harga makanan dan energi juga di atas perkiraan sebesar 6%.

Harga bahan bakar minyak (BBM) di AS melonjak ke US$ 5/galon pada pekan lalu, kian mengipasi ketakutan atas inflasi dan jatuhnya kepercayaan konsumen.

Dengan inflasi yang kembali meninggi, bahkan lebih tinggi dari periode Maret lalu, maka pelaku pasar semakin yakin bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga secara agresif.


Mengutip CME FedWatch, peluang kenaikan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 1,25-1,5% adalah 76,8%. Bahkan, kenaikan 75 bp ke 1,5%-1,75% juga masuk perhitungan dengan kemungkinan 23,2%.

Selain karena risiko makroekonomi yang kembali meningkat, jatuhnya kembali pasar kripto terjadi setelah perusahaan pinjaman cryptocurrency di AS yakni Celsius Network membekukan sementara penarikan dan transfer dengan alasan kondisi pasar "ekstrim".

Aksi Celsius tersebut menyababkan cryptocurrency pun semakin merana dan menyebabkan nilai kripto secara keseluruhan turun di bawah US$ 1 triliun untuk pertama kalinya sejak Januari 2021.

Koreksi besar yang kembali menerpa aset kripto memicu kekhawatiran bahwa kekalahan itu mungkin meluas ke aset lain atau memukul perusahaan lain.

"Hampir semua hal bisa menjadi risiko sistemik dalam kripto ... karena seluruh ruang terlalu dipengaruhi," kata Cory Klippsten, kepala eksekutif Swan Bitcoin, platform tabungan Bitcoin, dikutip dari Reuters.


Namun, pihak dari Celsius, baik dari CEO Alex Mashinsky maupun manajemen Celsius pun belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Perusahaan yang berbasis di New Jersey, AS tersebut memiliki aset sekitar US$ 11,8 miliar, di mana perusahaan menawarkan produk berbunga kepada pelanggan yang menyetor cryptocurrency dengan platform-nya. Kemudian meminjamkan cryptocurrency untuk mendapatkan pengembalian (return).

Perusahaan yang terpapar cryptocurrency sebelumnya telah memperingatkan bahwa penurunan harga kripto dapat memiliki efek riak, termasuk dengan memicu margin call.

"Ini masih merupakan momen yang tidak nyaman bagi investor kripto dan ada beberapa risiko lainnya di pasar kripto yang masih lebih besar," kata Joseph Edwards, kepala strategi keuangan di perusahaan pengelola dana Solrise Finance, dilansir dari Reuters.


Dengan kembali terjadinya crash di kripto untuk kedua kalinya di paruh pertama tahun ini, maka kekayaan dari para crazy rich sekaligus pendiri perusahaan pertukaran kripto pun makin tergerus.

PHK Menjelang 'Crypto Winter'

BlockFi, merupakan start-up yang didirikan Peter Thiel, telah memangkas biaya dengan mengurangi jumlah pekerja dan mengumumkannya pada Senin (13/6). BlockFi berencana akan mengurangi sebanyak 20% pekerjanya.

Direktur BlockFi Zac Prince mengatakan perubahan dramatis dalam kondisi ekonomi makro memiliki dampak negatif pada pertumbuhan.

Sementara itu, akhir pekan lalu, Crypto.com juga mengumumkan rencananya untuk mengurangi 260 pekerja.

Hal serupa juga akan dilakukan oleh Gemini yang akan memberhentikan 10% dari pekerjanya. Gemini juga memperingatkan bahwa industri ini berada dalam fase kontraksi yang dikenal sebagai "Crypto Winter". Crypto Winter merupakan situasi saat harga kripto turun secara berkepanjangan.

Coinbase juga telah memperpanjang jeda perekrutannya dan membatalkan beberapa tawaran pekerjaan.

Ben McMillan, Pendiri IDX Digital Assets menilai bahwa kemungkinan pasar kripto diperdagangkan lebih rendah masih ada. Namun, dia memprediksikan bahwa di kuartal III dan IV, bitcoin akan berada pada posisi yang lebih baik dari kondisi saat ini dikarenakan akan ada "risk taker" investor yang akan mulai membeli bitcoin.


Dia juga menilai bahwa apa yang terjadi saat ini pada jatuhnya harga bitcoin merupakan salah satu level terendah, di mana peluang bitcoin untuk jatuh kembali lebih kecil.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Microstrategy Siap Tambah Tumpukan Bitcoin, BTC Naik Tipis Pagi Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular