Review

Bulan Mei, Batu Bara Masih Jadi Juaranya Komoditas! Naik 37%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
01 June 2022 16:40
Tambang PT Timah di Pemali, Pulau Bangka (REUTERS/Fransiska Nangoy)
Foto: Tambang PT Timah di Pemali, Pulau Bangka (REUTERS/Fransiska Nangoy)

Sementara itu, timah jadi yang terburuk kinerjanya. Harga timah anjlok 13,8%. Pada Selasa (31/5/2022) harga timah dunia ditutup di US$ 34.670/ton. Posisi ini jauh di bawah saat mengawali bulan US$ 40.259/ton.

Harga timah melorot karena pasokan yang melimpah di pasar, terutama dari Indonesia dan Peru. Sedangkan permintaan dari China, konsumen utama dunia sedang lesu. Indonesia adalah produsen terbesar kedua timah di dunia dan berkontribusi terhadap 23,6% produksi dunia. Sementara Peru kontribusinya 9%.

Produksi tambang timah Peru melesat 40% pada tahun 2021 menjadi 28,9 juta ton. Peningkatan ini tak lepas dari proyek tailing B2 di tambang San Rafael.

Pertumbuhan hasil produksi tambang timah diperkirakan akan berlangsung pada tahun 2022 dan 2023. Fitch Solution melihat pertumbuhan tambang timah akan tumbuh 1,4% pada 2022 dan 1,1% pada tahun 2023.

Sementara Indonesia mengekspor 9.243,57 ton pada bulan April. Jumlah tersebut naik 31,91% dibanding periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy) menurut data Kementerian Perdagangan. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor timah naik 38,5% month-to-month/mtm).

Pasokan melonjak di tengah permintaan yang terhambat karena pembatasan aktivitas di China. Strategi nol Covid-19 di China dan lockdown sangat berdampak pada rantai pasokan timah dunia.

Pasalnya, China adalah konsumen timah terbesar di dunia dengan konsumsi 216.200 ton pada tahun lalu, melansir Statista.

(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular