Jelang Akhir Pekan Harga Tembaga Bikin Happy

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
27 May 2022 12:04
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terus merosot dari posisi puncaknya. Terpuruknya dolar membawa berkah bagi logam industri seperti tembaga. Harganya naik pada perdagangan hari ini.

Pada Jumat (29/5/2022) pukul 11:30 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.448/ton, menguat 0,66% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Dollar Index yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, melemah 0,32% ke level 101,502 pada perdagangan kemarin. Turun dari posisi puncak tertinggi sejak 2002 di 104,851.

Ini jadi katalis positif bagi tembaga yang dibanderol dengan dolar AS karena membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain.Saat harga murah, permintaan akan naik. Harga pun mengikuti.

Dolar yang melemah karena risalah pertemuan bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) mengenai kenaikan suku bunganya sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 50 basis poin.

"Ekspektasi inflasi AS telah turun, sehingga berkontribusi pada memudarnya ekspektasi untuk pengetatan Fed, yang telah membebani dolar," kata Shinichiro Kadota, ahli strategi senior FX di Barclays dalam Tokyo.

Meski demikian, harga tembaga dibayangi oleh perlambatan pemulihan ekonomi dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) telah memangkas pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,6% yoy pada bulan April, susut 0,8% dari proyeksi bulan Januari. Proyeksi ini juga lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2021 sebesar 5,7% yoy.

Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari hal tersebut. Sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Menggila, Harga Tembaga Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular