
Gokil, Putin! Rubel Rusia Masih Jadi Mata Uang Terbaik Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah situasi yang penuh onak dan duri, mata uang rubel Rusia malah menjadi bintang. Mata uang negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin ini menjadi yang terbaik di dunia.
Mengutip catatan Refinitiv, rubel mampu membukukan apresiasi 27,7% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini atau year-to-date (ytd). Jauh lebih baik ketimbang real Brasil di posisi kedua dengan penguatan 15,7%.
![]() |
Serangan Rusia ke Ukraina, yang membuat Negeri Beruang Merah mendapat kecaman dan sanksi dari negara-negara Barat, malah membuat rubel 'terbang'. AS sudah melarang impor minyak dari Rusia, sementara Uni Eropa sedang mempertimbangkan langkah serupa.
Namun bukan berarti semua negara kompak memboikot minyak Rusia. China, India, dan sejumlah negara lain masih membeli minyak dari negara tersebut.
Pasalnya, Rusia berani menjual minyak mereka dengan harga diskon. Pada April 2022, rata-rata harga minyak Rusia yang diproduksi di lapangan Ural adalah US$ 72,55/barel. Jauh lebih murah ketimbang brent yang menjadi acuan internasional.
Pada Mei hingga pekan lalu, impor minyak China yang berasal dari Rusia tercatat 1,1 juta barel/hari, menurut perhitungan Vortexa Analytics. Melonjak dibandingkan kuartal I-2022 yang 750.000 barel/hari dan 800.000 barel/hari pada 2021.
Di India, impor minyak asal Rusia pada April tercatat 277.000 barel/hari. Jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yakni 66.000 barel/hari. Kini Rusia menjadi pemasok minyak terbesar keempat bagi Negeri Bollywood.
Rusia meminta negara-negara yang berdagang dengan mereka untuk menggunakan mata uang rubel. Sesuatu yang tidak jadi masalah bagi China atau India.
Pergerakan mata uang suatu negara ditentukan oleh permintaannya. Makin banyak permintaan terhadap sebuah mata uang, maka niscaya nilai tukarnya akan menguat.
Nah, inilah yang terjadi sekarang. Permintaan rubel yang meningkat membuat nilai tukarnya terapresiasi sampai jadi yang terbaik di dunia.
Oleh karena itu, Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck menegaskan embargo minyak Rusia tidak otomatis membuat Kremlin menjadi lemah. Sebab Rusia masih bisa menjual minyaknya ke negara-negara lain dengan harga yang lebih murah.
"Jadi, langkah ini akan berhasil jika semakin banyak negara yang bergabung," ujarnya, sebagaimana diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article URAAAA!! Rubel Rusia Mata Uang Terbaik Dunia, Ini Penyebabnya