Eropa Siap 'Cerai' dengan Minyak Putin, Harga Naik Terus!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 May 2022 07:29
WW2-ANNIVERSARY/RUSSIA-PARADE
Foto: REUTERS/MAXIM SHEMETOV

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia masih terus bergerak naik. Kini harga si emas hitam sudah naik selama empat hari beruntun.

Kemarin, harga minyak jenis brent ditutup di US$ 113,56/barel. Naik tipis 0,12% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya sekaligus jadi yang tertinggi sejak 25 Maret.

Harga brent kini genap naik empat hari berturut-turut. Selama empat hari tersebut, harga naik 4,08%.

Kenaikan harga minyak ditopang oleh kabar dari Eropa. Akibat serangan ke Ukraina, Rusia terancam menghadapi sanksi baru dari Uni Eropa yang salah satunya adalah embargo minyak.

Robert Habeck, Menteri Perekonomian Jerman, mengungkapkan bahwa aturan sanksi terbaru buat Negeri Beruang Merah akan segera rampung dalam hitungan hari. "Kami akan mencapai terobosan dalam beberapa hari," ujarnya kepada stasiun televisi ZDF, seperti dikutip dari Reuters.

Namun, Habeck menyebut embargo minyak oleh Uni Eropa tidak akan otomatis membuat negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu menjadi lemah. Sebab Rusia masih bisa menjual minyaknya ke negara-negara lain dengan harga yang lebih murah.

"Jadi, langkah ini akan berhasil jika semakin banyak negara yang bergabung," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya --> Musim Panas Segera Tiba, Saatnya Jalan-jalan

Selain itu, lonjakan harga minyak juga didukung oleh prospek peningkatan permintaan. Pada tengah tahun ini, Bumi bagian utara (northern hemisphere) akan memasuki musim panas. Libur panjang akan membuat masyarakat melakukan perjalalan, apalagi pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) sudah mereda.

"Kami sudah muak #dirumahaja. Harga BBM yang mahal tidak akan berpengaruh, saya akan tetap jalan-jalan," tegas Dean DeLaHaye, seorang warga Massachusets (Amerika Serikat/AS), seperti dikutip dari Reuters.

US Energy Information Administration memperkirakan konsumsi BBM di Negeri Paman Sam pada bulan ini diperkirakan bisa mencapai 9,12 juta barel/hari. Puncaknya akan terjadi pda Juli, bisa 9,31 juta barel/hari.

"Untuk mengakali kenaikan biaya perjalanan akibat harga BBM yang mahal, masyarakat akan mencari cara. Misalnya dengan mengurangi makan di luar," kata Devin Gladden, Juru Bicara American Automobile Association, sebagaimana diwartakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular