
Harga Tembaga Naik, Tapi 'Dihantui' Perlambatan Ekonomi Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia terpantau menguat pada perdagangan siang hari ini didukung oleh pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Pada Kamis (19/5/2022) pukul 11:31 WIB harga tembaga tercatat di US$ 9.260/ton, naik 0,87% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Dollar Index yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,18% ke level 103,628 pada perdagangan kemarin. Mata uang Paman Sam yang turun menjadi sentimen positif bagi tembaga. Sebab logam merah tersebut dihargai dengan greenback, sehingga menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Akan tetapi, kenaikan harga tembaga terbatas karena masih dibayangi pertumbuhan ekonomi global yang melambat.
Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) dikhawatirkan akan jadi penghambat pemulihan ekonomi dunia. Efeknya bisa terasa hingga tembaga.
Badan Dana Moneter Internasional (IMF) telah memangkas pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,6% yoy pada bulan April, susut 0,8% dari proyeksi bulan Januari. Proyeksi ini juga lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2021 sebesar 5,7% yoy.
Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari hal tersebut. Sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! Omicron Masuk China, Tembaga Merana...