Kinerja BRPT-MDKA Hingga Paket Calon Direksi BEI yang Baru
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat kencang 2,24% di level 6.793,41 dan sukses menembus level psikologis 6.700 serta menempel level psikologis 6.800 pada perdagangan Rabu (18/5/2022).
Transaksi juga tergolong ramai di angka Rp 17,3 triliun. IHSG konsisten bergerak di jalur hijau sepanjang perdagangan kemarin.
Asing net sell senilai Rp 60 miliar. Saham BBNI dan KLBF menjadi dua saham yang paling banyak diborong asing dengan net buy masing-masing sebesar Rp 129 miliar dan Rp 113 miliar.
Sementara itu di akhir perdagangan, saham MDKA dan PTBA menjadi dua saham paling banyak dilepas asing dengan net sell sebesar Rp 107 miliar dan Rp 105 miliar.
Cermati kabar emiten sebelum memulai perdagangan hari ini, Kamis (19/5/2022):
1. EMTK ARB Berjilid-jilid, Harta Sariaatmadja Lenyap Rp 15 T
Pasca-libur panjang lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seminggu penuh atau lima hari perdagangan beruntun berakhir di zona merah.
Pekan ini pasar modal rebound dan mulai bergerak di zona hijau dalam dua hari terakhir, meski demikian kinerja positif tersebut tidak dirasakan oleh semua perusahaan, dengan beberapa emiten mencatatkan kinerja saham anjlok signifikan, termasuk emiten holding Elang Mahkota Teknologi (EMTK).
Pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu (18/5/2022), saham EMTK kembali ambles menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) atau turun 6,97% ke level Rp 1.935/saham. ARB berjilid-jilid ini menyebabkan saham EMTK telah kehilangan lebih dari sepertiga harganya yang pada hari perdagangan terakhir bulan lalu berada di level Rp 2.990/saham.
Pelemahan 35,28% saham EMTK dalam tujuh hari perdagangan terakhir menyebabkan harta taipan RI yang bertindak sebagai pengendali perusahaan, Eddy Kusnadi Sariaatmadja, ikut tergerus.
Pasca libur lebaran kapitalisasi pasar EMTK tercatat menguap hingga Rp 64,59 triliun. Eddy Sariaatmadja diketahui menggenggam langsung 23% saham EMTK. Artinya di atas kertas kekayaannya susut sekitar Rp 14,85 triliun dalam waktu kurang dari dua pekan.
Sejatinya pengurangan kekayaan keluarga Sariaatmadja jauh lebih besar lagi, mengingat emiten lainnya yang tergabung dalam grup Emtek juga masih mengalami pelemahan.
2. Krakatau Steel Cuan dari Perang Rusia-Ukraina, Kok Bisa?
Perang Rusia dan Ukraina menyebabkan banyak kerugian pada bidang usaha. Bahkan ada kekhawatiran masalah pangan karena perang kedua negara yang tidak kunjung usai.
Di sisi lain, ternyata perang ini membawa berkah bagi, produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Direktur Utama KRAS, Silmy Karim, mengatakan pihaknya memanfaatkan peluang ekspor dari konflik antara Rusia dan Ukraina. Hal tersebut membuat hasil ekspor Krakatau Steel meningkat di kuartal I/2022.
"Kalau saya selalu melihat ketika ada suatu masalah, itu adalah peluang. Kami manfaatkan peluang itu, makanya ekspor kami ciamik," ujar Silmy.
Sebelum adanya konflik Rusia-Ukraina, KRAS telah mengekspor baja ke perusahaan-perusahaan di Eropa sejak tahun lalu. Otomatis, kata dia, saat konflik Rusia dan Ukraina terjadi pada Februari 2022, Krakatau Steel sudah eksis di Eropa.
Silmy melanjutkan perusahaan-perusahaan di Eropa banyak memasok bajanya dari perusahaan baja asal Rusia dan Ukraina. Ketika terjadi perang dan adanya larangan untuk mengimpor barang dari Rusia, perusahaan-perusahaan di Eropa mencari sumber bahan baku ke seluruh dunia.
"Kami sudah merintis ekspor ke Eropa dari tahun lalu, otomatis kita sudah eksis. Makanya ekspor triwulan pertama itu di atas 200.000 ton memanfaatkan situasi geopolitik," ucap Silmy.
KRAS memperkirakan bisa mengantongi laba bersih hingga Rp 740 miliar pada Semester I-2022. Hingga Maret 2022, ekspor baja Krakatau Steel mencapai 116.406 ton, yang merupakan capaian bulanan ekspor tertinggi sejauh ini. Sedangkan pada Januari lalu, produsen baja pelat merah ini telah mengapalkan 63.731 ton baja. Dengan demikian, total ekspor emiten bersandi saham KRAS ini pada kuartal I/2022 mencapai 180.137 ton.
3. Dirut dan 1 Direktur Transcoal Pacific Mengundurkan Diri
Emiten transportasi batu bara, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) ditinggalkan dua direkturnya sekaligus. Tepatnya direktur utama dan satu direktur.
Surat permohonan pengunduran diri Dirc Richard T sebagai direktur utama diterima perseroan pada 17 Mei 2022. Sedangkan, surat permohonan pengunduran diri Amril sebagai direktur diterima TCPI pada 13 Mei 2022.
"Perseroan akan menindaklanjuti permohonan pengunduran diri tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta anggaran dasar perseroan," terang Direktur Transcoal Pacific Erizal Darwis dalam keterbukaan informasi, Rabu (18/5/2022).
Dia menambahkan bahwa tidak terdapat dampak yang material yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.
Kendati demikian, dalam keterbukaan informasi Transcoal Pacific tak dijelaskan alasan pengunduran diri keduanya.
4. Pendapatan Naik 12%, Kok Laba Barito (BRPT) Malah Anjlok 79%?
PT Barito Pacific (BRPT), emiten holding multi sektor milik taipan Prajogo Pangestu yang bergerak dalam bisnis kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti, perdagangan, energi terbarukan dan transportasi, mencatatkan penurunan kinerja laba hingga 79,41% pada kuartal pertama tahun ini.
Laba bersih BRPT akhir Maret 2022 tercatat sebesar US$ 9,35 juta atau setara dengan Rp 134,17 miliar, turun signifikan dari periode yang sama tahun sebelumnya sejumlah US$ 45,43 juta (Rp 650,63 miliar).
Penurunan laba bersih ini terjadi meskipun secara top line pendapatan perusahaan meningkat 11,98% menjadi US$ 813,44 juta (Rp 11,67 triliun) dari semula sejumlah US$ 726,36 juta (Rp 10,42 triliun) pada akhir Maret tahun lalu.
Penurunan laba ini salah satunya dipengaruhi oleh melonjaknya beban pokok pendapatan dan beban langsung perusahaan yang angkanya melonjak menjadi 83,83% dari total pendapatan di tahun 2022 ini, dari semula hanya sebesar 65,69% dari pendapatan tahun sebelumnya.
Beban kenaikan terbesar terjadi di sektor petrokimia yang nilai biaya pokok produksi (COGS) melonjak menjadi US$ 654,33 juta dari semula hanya sebesar US$ 452,42 juta.
Biaya pokok produksi yang membengkak merupakan dampak langsung yang ditanggung perusahaan akibat kenaikan harga minyak dan gas global yang terjadi sepanjang kuartal pertama tahun ini.
5. Gelar RUPST, TUGU Catat Peningkatan Laba dan Rombak Pengurus
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance mencatatkan peningkatan kinerja baik secara konsolidasian maupun induk di akhir tahun buku 2021. Perusahaan mencatat tingkat Risk Based Capital (RBC) tercatat sebesar 405,13% atau berada jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%.
Secara konsolidasian tercatat total aset Rp 20,19 triliun atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 19,46 triliun. Sedangkan pada induk total aset tercatat Rp 13,09 triliun atau naik dari Rp 12,47 triliun.
Kemudian ekuitas konsolidasian meningkat dari Rp 8,46 triliun menjadi Rp 8,79 triliun, sementara ekuitas induk mencapai Rp 5,40 triliun atau naik dari Rp 5,26 triliun di tahun 2020.
Direktur Keuangan dan Layanan Korporat Tugu Insurance, Emil Hakim, mengatakan sejalan dengan kenaikan 20% pada laba konsolidasian yakni Rp 327,23 miliar, laba Tugu Insurance secara induk turut mengalami peningkatan dari Rp 248,21 miliar menjadi Rp 251,48 miliar.
"Hingga periode 31 Desember 2021, pendapatan premi neto secara induk perseroan sebesar Rp 846 miliar naik dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 603,25 miliar, dengan dominasi kontribusi perolehan premi dari Class of Business Fire and Property, Aviation, Offshore, Engineering, dan Marine Cargo. Adapun untuk pendapatan underwriting secara induk sebesar Rp 892,37 miliar, naik dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 717,07 miliar," ucap Emil dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (18/5/2022).
Selanjutnya, pada pelaksanaan RUPST tersebut, pemegang saham memutuskan adanya perubahan susunan pengurus perseroan.
"Melalui formasi atas perubahan pengurus perseroan ini, besar diharapkan dapat membawa Tugu Insurance makin bertumbuh kembang melalui berbagai pemikiran dan semangat yang dibawa oleh para pengurus baru, serta mampu mengoptimalkan kemanfaatan kinerja perseroan kepada segenap stakeholders," tambah Emil.
Berikut susunan komisaris dan direksi setelah RUPST:
Presiden Komisaris dan Komisaris Independen: Dian Masyita
Komisaris: Amelia Kurniawan
Komisaris: Bagus Agung Rahadiansyah
Komisaris Independen: Poerwo Tjahjono
Komisaris Independen: Adi Zakaria Afiff
Presiden Direktur: Tatang Nur Hidayat
Direktur Keuangan dan Layanan Korporat: Emil Hakim
Direktur Teknik: Syaiful Azhar
Direktur Pemasaran Asuransi: Ery Widiatmoko
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko: Budi P. Amir
6. BNI Dirikan Anak Usaha Baru, BNI Modal Ventura
Bank BUMN PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) diketahui telah membentuk anak usaha baru yang bergerak di bidang modal ventura dengan nama PT BNI Modal Ventura.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (18/5/2022), pada 12 Mei 2022 BNI telah melakukan penyetoran modal dalam rangka pendirian entitas anak tersebut sebesar Rp 500 miliar.
"Dalam rangka mendukung transformasi digital perseroan, maka perseroan telah mendirikan perusahaan modal ventura dengan nama PT BNI Modal Ventura," tulis Corporate Secretary BNI Mucharom.
Akta pendirian telah ditandatangani oleh perwakilan pemegang saham PT BNI Modal Ventura pada 12 April 2022. Dalam pelaksanaannya, pada 12 Mei 2022 perseroan telah menyetor dana sebesar Rp 500 miliar atau setara dengan 500.000 lembar saham BNI Modal Ventura.
BNI memiliki 99,98% saham dalam BNI Modal Ventura, sedangkan 0,02% sisanya dimiliki oleh PT BNI Asset Management.
BNI mengungkapkan, rencana penyertaan modal ini telah memperoleh persetujuan dari OJK pada 25 April 2022 dan telah dianggarkan dalam RBB BNI 2022.
"Pendirian BNI Modal Ventura akan memberikan dampak positif terhadap kinerja konsolidasi dan positioning BNI," ungkap manajemen.
(vap/vap)