
Duh, Produksi Pabrik Rokok RI Mulai Tergerus! Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi rokok di April 2022 anjlok setelah melonjak drastis di Maret. Penurunan produksi ini mengikuti tren tahunan di mana produksi akan melejit sebelum Ramadhan dan kemudian menurun menjelang Lebaran.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, produksi rokok pada bulan April tahun ini mencapai 19,17 miliar batang. Jumlah tersebut anjlok 59,35% dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 47,16 miliar batang. Dibandingkan April 2021, produksi rokok di April tahun ini turun 28,47% yang tercatat 26,8 miliar batang.
Secara akumulatif, produksi rokok Januari-April 2022 mencapai 104,86 miliar batang. Jumlah produksi rokok dalam empat bulan tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan Januari-April 2021 (101,41 miliar batang). Namun, lebih rendah dibandingkan Januari-April 2020 (108,50 miliar batang).
Turunnya produksi rokok pada bulan April mengikuti pola musimannya. Secara tradisi, momen Ramadhan dan Lebaran akan mendongrak produksi rokok pada dua atau sebulan sebelum periode tersebut.
Pasalnya, produsen akan meningkatkan produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan Lebaran serta mengantisipasi libur panjang Hari Raya Idul Fitri.
Pada tahun 2022, Ramadhan dimulai pada 3 April sementara Lebaran jatuh pada 2 Mei. Sementara itu, libur cuti bersama Lebaran tahun ini dimulai sejak 29 April 2022.
Produksi rokok sudah melonjak di Maret lalu atau sebulan sebelum Ramadhan. Pada bulan tersebut, produksi rokok menembus 47,16 miliar atau menjadi yang tertinggi paling tidak selama lima tahun terakhir.
Sebelum pandemi, di tahun 2019 di mana Lebaran 5 Juni, produksi rokok melonjak di April kemudian turun di bulan Mei. Pola sedikit berbeda terjadi pada tahun 2021 di mana produksi rokok melonjak di pertengahan tahun dan akhir tahun karena mengikuti pergerakan ekonomi serta penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Di beberapa daerah, rokok biasanya dipakai hantaran untuk sanak saudara saat bersilaturahmi ke saudara saat Lebaran sehingga penjualan akan melonjak selama Ramadhan.
Pemerintah juga telah mengizinkan tradisi mudik untuk Lebaran tahun ini. Hal ini berbanding terbalik dengan dua tahun terakhir di mana tradisi mudik dilarang. Pelonggaran aturan tersebut diyakini akan mendongrak penjualan barang-barang konsumsi seperti rokok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Rokok Meroket Hampir 100%! Ada Apa Nih?