
BSI Buka Kantor di Dubai Hingga Rights Issue Krakatau Steel

5. Jasa Marga Cetak Laba Rp 392,8 M di Kuartal I, Tumbuh 142,7%
BUMN jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 392,80 miliar pada kuartal I/2022.
Perolehan laba tersebut naik 142,71% secara tahunan (YoY) dibanding perolehan Jasa Marga pada kuartal I/2021 yakni Rp 161,84 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan interim non-audit perusahaan, terlihat kenaikan laba JSMR ditopang pertumbuhan pendapatan sepanjang tiga bulan pertama 2022.
Pendapatan JSMR tumbuh 5,04% secara tahunan dari Rp Rp 3,492 triliun menjadi Rp 3,668 triliun per akhir Maret 2022.
Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan JSMR hanya tumbuh tipis dari Rp 1,838 triliun menjadi Rp 1,855 triliun. Hal ini membuat perolehan laba bruto perseroan meningkat menjadi Rp 1,813 triliun.
Hingga akhir Maret 2022, Jasa Marga memiliki aset senilai Rp 98,86 triliun. Aset ini terdiri dari liabilitas perusahaan sebesar Rp 73,16 triliun dan ekuitas Rp 25,70 triliun.
Kinerja positif JSMR membuat laba per saham emiten ini naik dari Rp 22,30 menjadi Rp 54,12 per unit pada periode kuartal I/2022.
Kenaikan pendapatan ini disumbangkan pemasukan dari usaha tol sebesar Rp 2,938 triliun, konstruksi Rp 472,90 miliar, dan pendapatan lainnya Rp 257,83 miliar.
6. Kalau Saham Lagi Boncos, Bisa Coba Investasi di Obligasi RI
Berbeda dengan pasar saham yang sedang mengalami penurunan, pasar obligasi RI nampaknya masih cerah. Prospek penerbitan obligasi maupun sukuk korporasi di tahun 2022 dinilai akan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI sepanjang tahun 2022 adalah 47 Emisi dari 35 Emiten senilai Rp 57,39 triliun.
Selama periode 18 - 22 April 2022, 2 obligasi dan 1 sukuk tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Senin (9/5), Obligasi Berkelanjutan III Merdeka Copper Gold Tahap II Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tercatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 2 triliun.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi adalah idA (Single A) dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kemudian, pada akhir pekan, tepatnya Jumat (13/5), Obligasi IV Waskita Karya Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah I Waskita Karya Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan masing-masing nominal sebesar Rp 2,13 triliun dan Rp 1,15 triliun.
Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi adalah idAAA(gg) (Triple A, Government Guarantee) dan Sukuk Mudharabah adalah idAAA(sy)(gg) (Triple A Syariah, Government Guarantee). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.
Menurut Fixed Income Analyst MNC Sekuritas Tirta Citradi, prospek penerbitan obligasi korporasi dan sukuk bisa mencapai Rp 144 triliun tahun ini seiring dengan kebutuhan untuk refinancing maupun belanja modal.
Meskipun tantangannya adalah pada momentum kenaikan suku bunga acuan, tetapi berinvestasi di obligasi korporasi dapat menjadi salah satu alternatif investasi untuk mengoptimalkan imbal hasil dengan risiko yang tetap terjaga.
"Obligasi korporasi masih cukup menarik karena dari segi risiko membaik, pemulihan ekonomi berlanjut, kinerja keuangan juga mengalami peningkatan. Kupon obligasi korporasi juga atraktif," tutur Tirta Citradi kepada CNBC Indonesia, Minggu (15/5/2022).
Lebih lanjut Tirta merekomendasikan kepada investor yang ingin berinvestasi di obligasi korporasi, untuk melihat beberapa aspek seperti karakter obligor selama ini.
Kemudian cermati juga dari sisi kapasitas perusahaan dalam membayar kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya adalah dari sisi covenant atau batasan-batasan, collateral, company competitiveness dan coupon attractiveness.
Terakhir Tirta mengatakan obligasi korporasi dengan rating triple A (AAA) sampai single A (A) dengan tenor 1-5 tahun masih dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan risk adjusted return dari overall portofolio investor baik yang fokus pada aset-aset fixed income maupun balanced asset.
7. Saham Apple Rontok 9%, Pertanda Buruk Buat Pasar Saham
Saham Apple Inc telah turun 9,36% point-to-point (ptp) dalam minggu ini. Nilai pasar Apple pun menguap hingga US$ 200 miliar dan membuatnya bukan lagi sebagai perusahaan paling berharga di dunia.
Kejatuhan Apple turut menyeret turun Wall Street. Indeks Dow Jones telah turun 3,55% point-to-point (ptp). Sementara indeks Nasdaq anjlok 5,94% ptp.
Pelemahan saham Apple bisa jadi pertanda buruk bagi pasar ekuitas. Sebab produsen Iphone tersebut dipandang jadi 'safe haven' bagi investor untuk memarkir modalnya.
"Bahwa dalam pasar yang bearish, tidak ada tempat untuk bersembunyi - dan itu termasuk Apple," kata Jeff DeGraff dari Renaissance Macro Research, mengutip CNBC Internasional, Kamis (12/5/2022).
"Untuk teknologi, ketika mereka mulai mengambil alih kepemimpinan dalam teknologi, itu pertanda lebih baik bahwa mereka mulai mengambil segalanya," tambah DeGraff.
Saham-saham teknologi ini seharusnya membuat 'tidur tenang di malam hari' selama gejolak pasar, kata Bank of America.
Salah satu pendiri Datatrek, Nick Colas, mengatakan penjualan saham Apple akan terus berlanjut karena aksi jual yang perlu beberapa waktu.
"Bukan karena kami tahu apa-apa tentang pengiriman iPhone atau pendapatan layanan kuartal ini, tetapi karena kami percaya bahwa begitu investor mulai menjual nama-nama terbaik, mereka jarang dilakukan dalam satu hari," ujar Nick.
Apple masih memiliki arus kas yang luar biasa, yang memungkinkannya bertahan dari perlambatan dan mengembalikan keuntungan kepada pemegang saham. Perusahaan memiliki arus kas operasi sebesar US$ 28 miliar pada kuartal I-2022 sedangkan total penjualan sebesar US$ 97,3 miliar.
Apple telah menghabiskan US$ 27 miliar selama kuartal I-2022 untuk membeli kembali sahamnya sendiri (buyback) dan membayar dividen.
Kepercayaan konsumen yang melemah belum mulai merusak penjualan iPhone. Setiap lini bisnis perusahaan tumbuh kecuali iPad karena kekurangan chip.
Melansir CNBC Internasional, CEO Tim Cook saat ditanya tentang dampak kondisi ekonomi makro dan inflasi pada bisnisnya, dia mengatakan masalah perusahaan yang lebih besar adalah membuat iPhone dan Mac yang cukup untuk memenuhi permintaan global. Bukan penurunan permintaan.
"Saat ini, fokus utama kami, sejujurnya, ada di sisi pasokan," kata Cook.
Apa yang terjadi jika Apple terkena dampak ekonomi makro? Apple diyakini masih akan tetap jadi perusahaan dengan merek ternama secara global dengan margin keuntungan premium.
Toko-toko Apple pun masih akan berdiri di pusat perbelanjaan utama dengan koleksi premiumnya, di mana masih akan menarik konsumen kelas atas di seluruh dunia.
8. Elon Musk Dapat Komplain dari Tim Legal Twitter, Kenapa?
Tim hukum Twitter menuduh pengusaha kondang yang juga pemilik saham mayoritas perusahaan itu, Elon Musk, telah melanggar sebuah perjanjian yang ada dalam Non Disclosure Agreement (NDA). Hal ini terkait langkah Elon yang mengungkapkan ukuran sampel dalam pengujian pengguna media sosial.
Dalam akun resminya, Musk menyebut bahwa 100 merupakan ukuran sampel pengujian akun. Pendiri Tesla dan SpaceX itu mengatakan ia sempat mendapatkan telepon dari tim hukum perusahaan media sosial itu.
"(Tim) Legal Twitter baru saja menelepon untuk mengeluh bahwa saya melanggar NDA mereka dengan mengungkapkan ukuran sampel pemeriksaan bot adalah 100!" cuitnya dalam akun resmi Twitternya, Sabtu (16/5/2022) seperti dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Musk sempat menyebutkan bahwa kesepakatan tunai USS$ 44 miliar untuk mengakuisisi perusahaan itu "sementara ditahan" sampai ia memperoleh data tentang proporsi akun palsu dalam media sosial itu.
Ia mengatakan timnya akan menguji "sampel acak 100 pengikut" di Twitter untuk mengidentifikasi bot. Hal ini memicu tuduhan oleh pihak Twitter.
Ketika seorang pengguna meminta Musk untuk "menguraikan proses pemfilteran akun bot," ia menjawab: "Saya memilih 100 sebagai nomor ukuran sampel, karena itulah yang digunakan Twitter untuk menghitung <5% palsu/spam/duplikat."
Sementara itu, dalam cuitan terbaru hari Minggu, Musk mengatakan bahwa pihaknya belum melihat analisis apapun yang menunjukkan bahwa perusahaan media sosial yang berbasis di San Francisco itu memiliki akun palsu kurang dari 5%.
"Ada kemungkinan lebih dari 90% pengguna aktif harian," ujar Musk lagi.
(vap/vap)[Gambas:Video CNBC]