
Simak 7 Kabar Emiten Buat Panduan Cuan Jelang Akhir Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 0,87% ke level 6.924 pada perdagangan Kamis (10/3/2022).
IHSG sempat drop ke level terendah di 6.837,73 di sesi I. Namun Indeks sukses rebound di sesi II. Asing pun kembali net buy. Kali ini asing beli bersih Rp 286,4 miliar di pasar reguler.
Saham yang paling banyak diborong asing kemarin ada saham ANTM dan ASII yang keduanya mencatatkan net buy asing senilai Rp 207 miliar dan Rp 127 miliar.
Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Jumat (11/3/2022):
1.Bank Mandiri Bagikan Dividen Rp 16,82 T atau 60% dari Laba
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menetapkan sekitar Rp 16,82 triliun sebagai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, atau sebanyak 60% dari laba bersih konsolidasi 2021.
Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Kamis (10/3/2022). Sedangkan, sebanyak 40% dari laba bersih konsolidasi tahun lalu dialokasikan sebagai laba ditahan.
Dari nilai tersebut, dividen kepada Negara Republik Indonesia atas kepemilikan sebesar 52% saham Bank Mandiri adalah sebesar Rp 8,75 triliun, yang akan disetorkan kepada Rekening Kas Umum Negara.
2.BSDE Terbitkan Obligasi & Sukuk Total Rp 1 T, Minat Beli?
Emiten properti Grup Sinar Mas, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) akan menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah dengan total Rp 1 triliun.
Dana hasil obligasi akan digunakan untuk membayar sebagian pokok utang bank kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Sedangkan dana hasil sukuk ijarah akan digunakan untuk modal kerja, yang ditujukan untuk pembiayaan dan/atau pembangunan proyek perseroan di BSD City, Kabupaten Tangerang, yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
BSDE akan menawarkan Obligasi Berkelanjutan III Bumi Serpong Damai Tahap I Tahun 2022 senilai Rp 800 miliar.
Obligasi tersebut terdiri dari dua seri, yakni seri A yang berjangka waktu 3 tahun dan seri B yang berjangka waktu 5 tahun.
Tanggal pembayaran bunga obligasi pertama adalah pada 7 Juli 2022, sedangkan pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo adalah pada 7 April 2025 untuk seri A dan 7 April 2027 untuk seri B.
3.Mitratel Mau Bagi Dividen, Jumlahnya 70% Laba Bersih
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel berencana membagikan dividen dengan rasio maksimum sebesar 70% dari laba bersih tahun buku 2021. Pada 2021 Mitratel membukukan laba Rp 1,38 triliun. Laba bersih Mitratel tersebut meningkat 129,4% dibanding perolehan 2020 yang tercatat Rp 602 miliar.
Lonjakan laba bersih anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan sepanjang 2021 sebesar 11% menjadi Rp 6,87 triliun dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 6,18 triliun.
Adapun margin laba bersih Mitratel pada 2021 mencapai 20,1%, meningkat dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 9,7%.
"Mitratel yang baru melantai di bursa kurang lebih 4 bulan lalu atau tepatnya tanggal 22 November 2021, berhasil membukukan laba bersih tahun 2021 sebesar Rp 1,38 triliun atau melonjak 129,4%, ini menandakan bahwa Mitratel memiliki profitabilitas yang tinggi dan dapat mengembalikan value dari investasi shareholders," kata Corporate Secretary Mitratel, Hendra Purnama, dalam siaran pers.
4.Chandra Asri Dapat Utang Rp 1,4 T dari Penerbitan Obligasi
Emiten milik Grup Barito, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menyelesaikan penerbitan obligasi ketiga dalam mata uang rupiah. Pada tahap kelima perseroan berhasil menghimpun pendanaan dari obligasi senilai Rp 1,4 triliun.
Erwin Ciputra, Presiden Direktur Chandra Asri menyatakan senang dapat menyelesaikan program obligasi Rupiah dengan sukses atas dukungan kuat dari investor yang loyal dan penjamin emisi bersama.
Chandra Asri berhasil melaksanakan program penawaran ke-tiga tahap I tahun 2020 ditutup dengan nilai Rp 1 Triliun, disusul Tahap II tahun 2020 dengan Rp 6 Miliar, Tahap III 2021 yaitu Rp 1 Triliun, Tahap IV 2021 dengan Rp 1 Triliun dan Tahap V sebesar Rp 1,4 Triliun.
Penerbitan Tahap V 2022 terakhir mencatat pemesanan terlebih dahulu dan kelebihan permintaan terbesar yang pernah ada sebesar Rp 2,5 Triliun (US$178 juta), dengan rekor baru penerbitan satu tahap terbesar untuk Chandra Asri sebesar Rp 1,4 triliun (US$100 juta).
Ini juga tercatat sebagai salah satu tenor terpanjang untuk perusahaan swasta, dengan pelunasan kredit sekaligus hingga 10 tahun melalui persyaratan yang kompetitif dan menarik.
5.Aliran Dana Indra Kenz Ditelusuri, Ada Nama Rudy Salim?
PPATK terus bekerja sama dengan Kepolisian untuk memperdalam kasus yang menjerat Indra Kesuma alias Indra Kenz.
"Terkait transaksi ke luar negeri, kita menemukan ada beberapa transkasi yang terkait dengan pihak luar negeri. Baik dari luar negeri ke Indonesia atau sebaliknya," jelas Kepala PPATK Ivan Yustiavandana.
Ivan menyebutkan Singapura, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Cina menjadi negara-negara yang mengindikasikan adanya aliran dana.
Sementara itu, Kasus Indra Kenz ini dikabarkan ikut menyeret pelaku usaha kendaraan importir umum Prestige Motorcars yang digawangi Rudy Salim. Bahkan kabar beredar Indra Kenz mencuci uangnya dengan melakukan pembelian kendaraan mewah di Prestige Motorcars.
Namun, Kuasa hukum Prestige Motorcars yang diwakili Frank Hutapea memberikan jawaban akan isu yang beredar, yang mengatakan Prestige Motorcars tidak ikut terlibat dalam kasus yang melibatkan Indra Kenz.
"Prestige Motorcars tidak ada hubungannya dengan industri yang dibangun oleh Indra, maupun asal usul uangnya. Kita (Prestige Motorcars) murni jual beli mobil, tidak pernah terlibat dalam usaha si pembeli mobil. Kita bukan penadah," ucap kuasa hukum Prestige Motorcars, Frank Hutapea.
6.Kejagung Tetapkan 1 Tersangka Baru Dugaan Korupsi Garuda
Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan satu orang tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi pengadaan pesawat udara di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk periode 2011 - 2021.
Tersangka baru yang ditetapkan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda bidang Tindak Pidana Khusus ini adalah AB, Vice President Corporate Planning Garuda Indonesia 2017-2018.
Penetapan tersangka dilakukan berdasarkan Surat Penetapan Tersangka Nomor TAP/11/F.2/Fd.2/03/2022 tanggal 10 Maret 2022.
7.NAB Drop, Reksa Dana Mulai Ditinggalkan?
Pasar modal domestik saat ini memang sedang mengalami turbulensi yang datang menyerang dari berbagai arah. Kenaikan suku bunga acuan The Fed hingga perang di Ukraina menjadi pemberat, tapi kenaikan harga komoditas dan investor asing yang ramai-ramai menanamkan uangnya di bursa domestik dapat menjadi pendorong.
Sejak awal tahun hingga akhir bulan Februari, IHSG tercatat masih mampu tumbuh 4,66%, meskipun akhir bulan Februari ditandai dengan awal mula Rusia menginvasi Ukraina. Bahkan secara tahunan (year-over-year) pertumbuhan IHSG hingga akhir Februari menyentuh dua digit.
Pertumbuhan IHSG ternyata tidak serta merta mengerek kinerja aset lain yang terikat langsung dengan performa saham. Dalam waktu yang sama reksa dana malah mulai 'ditinggalkan' dan gagal membukukan pertumbuhan dari sisi nilai aktiva bersih (NAB).
Sepanjang Februari 2022 NAB industri reksa dana tercatat menyusut. Berdasarkan data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total NAB bulan lalu tercatat Rp 570,83 triliun.
Jika dibandingkan posisi pada akhir Januari sebesar Rp 574,63 triliun, maka dana aktiva bersih menurun Rp 3,80 triliun. Atau secara bulanan (month-to-month) NAB menyusut 0,66%.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Kabar Pasar: Harga Nikel Terbang 73%, Hingga Calon Bos OJK