
Ekonomi China Jeblok, Harga Minyak Anjlok!

Ya, pembatasan sosial (social distancing) di China memang masih sangat ketat. Saat negara-negara lain longgar, bahkan di Indonesia sudah boleh merayakan Idulfitri dengan relatif bebas, rakyat Negeri Panda masih saja terjebak dengan karantina wilayah alias lockdown.
Di Shanghai, pusat bisnis dan keuangan China, lockdown sudah berlangsung selama lebih dari sebulan. Kemarin, otoritas kesehatan China menemukan 58 kasus positif Covid-19 di wilayah Shanghai.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan Presiden Xi Jinping tidak memberikan toleransi terhadap Covid-19. Satu saja kasus positif bisa berujung lockdown, tanpa ampun. Kalau satu kasus saja direspons begitu tegas, apalagi 58 ya...
Kini ada kekhawatiran Covid-19 bakal 'bergentayangan' di ibu kota Beijing. Chaoyang, distrik hiburan dan lokasi kedutaan besar berbagai negara, akan melakukan tes massal pada 3-5 Mei untuk mengetahui kadar keparahan penyebaran Covid-19. Jika hasilnya buruk, maka siap-siap bakal 'digembok'.
Perkembangan ini membuat prospek ekonomi China menjadi samar-samar. Padahal China adalah importir minyak nomor satu di kolong langit. Jadi kalau permintaan di China turun gara-gara lockdown, jangan heran harga minyak bakal jeblok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
