Dow Jones Dibuka Anjlok, Terimbas Aksi Ambil Untung Pemodal
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada pembukaan perdagangan Selasa (26/4/2022), mencerminkan aksi ambil untung setelah kemarin sempat menguat dibantu saham-saham teknologi.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 290 poin (-0,9%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan setengah jam kemudian menjadi minus 248,52 poin (-0,73%) ke 33.800,94. S&P 500 surut 49,12 poin (-1,14%) ke 4.247 dan Nasdaq ambruk 285,68 (-2,2%) menjadi 12.719,17.
Kemarin, indeks Dow Jones melonjak lebih dari 200 poin, setelah mengalami penurunan mendekati 500 poin pada sesi sebelumnya. Pemulihan yang dramatis mendorong indeks Nasdaq melesat 1,3% dan indeks S&P 500 menguat 0,6%.
Pergerakan tersebut disambut baik oleh investor setelah mayoritas saham berakhir dengan catatan buruk di pekan sebelumnya, di mana indeks Dow Jones anjlok selama empat pekan beruntun. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan selama tiga pekan beruntun pada Jumat (22/4).
Nasdaq yang fokus pada saham teknologi, anjlok dengan tren bearish pekan lalu, tapi kemarin berhasil pulih dan menguat sebanyak 19,8% dari rekornya. Sepanjang April, indeks S&P 500 turun 5% dan Nasdaq anjlok lebih dari 8%.
"Pembalikan yang cukup mengesankan, sayangnya kami tidak percaya bahwa penurunan kemarin telah menjadi akhir dari aksi jual di pasar. Aksi jual masih terasa agak terlalu teratur bagi kami," tutur Analis Teknis Wolfe Research Rob Ginsberg dikutip dari CNBC International.
Pergerakan saham kemarin ditopang oleh saham Microsoft, Alphabet, dan Meta Platforms yang reli di sore hari menjelang musim rilis kinerja keuangan yang intens pekan ini untuk emiten teknologi dengan kapitalisasi pasar yang besar. Saham Twitter juga melonjak setelah menerima tawaran Direktur Utama Tesla Elon Musk.
Namun saham Alphabet dan Microsoft drop 1% di pembukaan hari ini jelang rilis neraca keuangan setelah perdagangan ditutup hari ini. Meta, Amazon, dan Apple yang akan merilis kinerja keuangan pekan ini juga melemah 1% lebih. Disusul oleh UPS dan 3M yang akan merilis kinerja keuangan pagi hari ini waktu setempat.
Analis Pasar Oanda Edward Moya mengatakan bahwa sepertiga emiten dari indeks S&P 500 akan melaporkan kinerja keuangan pekan ini. Perusahaan akan berbicara tentang tekanan margin dan menaikkan harga terhadap konsumen, tapi masih ada optimisme terhadap keseluruhan ekonomi.
Kemarin, pasar berada di bawah tekanan karena kekhawatiran penyebaran Covid-19 di China dapat menyebabkan lebih banyak pembatasan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Kecemasan mengerek imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun turun 3 basis poin menjadi 2,79%.
Kepala Penelitian Fundstrat Global Advisor Tom Lee telah memprediksikan bahwa kuartal I-2022 akan 'berbahaya', tapi ternyata pasar lebih buruk dari yang dia prediksikan, di mana inflasi yang memburuk sejalan dengan ekspektasi pasar. Meski demikian, dia tetap optimis.
"Ketika pasar obligasi berteriak agar bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sedikit lebih ketat, sulit bagi pasar saham untuk bertahan dan saya pikir itulah yang sedang kita alami sekarang, tapi saya tidak berpikir untuk menjual ekuitas. Saya tidak berpikir bahwa inflasi akan terus menjadi masalah bahkan di kuartal II-2022" tambahnya.
Investor akan disajikan dengan rilis data ekonomi dari data penjualan rumah baru dan indeks kepercayaan konsumen (IKK) pada pagi hari ini waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)